71
6. Memperjuangkan semua fasilitas gratis bagi kaum tani, nelayan dan suku
bangsa minoritas masyarakat adat, nelayan, buruh perkebunan dan suku bangsa minoritas.
2.2.1. Sejarah Berdirinya AGRA Ranting Padang Halaban
Setelah beberapa tahun masyarakat Desa Padang Halaban mengelola tanah dengan tenang, keadaan ini terusik dengan penangkapan dan penembakan yang
dilakukan pihak PT Smart anak perusahaan Sinar Mas Group dibantu oleh aparat TNI dan POLRI terhadap masyarakat Desa Padang Halaban. Kronologis
kejadian ini sebenarnya dipicu dari masalah yang sudah lama pernah terjadi, yaitu permasalahan sengketa lahan antara masyarakat Padang Halaban dengan PT
Smart, dimana masyarakat yang secara turun-temurun dari nenek moyang mereka menempati lahan yang diklaim oleh PT Smart adalah lahan miliknya. Kejadian ini
mencapai puncak ketika,beberapa masyarakat Padang Halaban mengambil beberapa janjang sawit dari lahan reclaiming, dengan latar belakang untuk
memenuhi kebutuhan hidup dari kondisi kehidupan yang memprihatinkan.
Dari kejadian ini, pihak PT Smart menuduh masyarakat mencuri sawit dari lahannya, dan menahan masyarakat yang mengambil sawit tersebut.
Mengetahui penahanan kawannya ditahan oleh pihak Satpam perkebunan dan TNI, masyarakat tidak berterima dengan tuduhan tersebut dan sempat terjadi
percekcokan dan beberapa provokasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab hingga pada akhirnya menimbulkan kerusuhan. Pihak perkebunan menurunkan 4
Universitas Sumatera Utara
72
pleton polisi untuk turun ke lahan dan menyisir dan menangkap beberapa petani yang dianggap sebagai dalang pemicu kerusuhan tersebut. Kondisi menjadi kacau
balau setelah ada penembakan dan seorang anak petani bernama Gusmanto terluka. Sementara 3 orang ditangkap, dan warga bersiaga di beberapa rumah.
Setelah tindakan penangkapan pertama, di ikuti dengan tindakan penangkapan kedua secara brutal oleh aparat kepolisian terhadap warga di setiap
kerumunan massa dan rumah-rumah warga. Bahkan 2 dua orang penggembala lembu ditangkap juga oleh aparat. Akhirnya sebanyak 60 orang warga ditangkap
dengan alasan akan diberikan pengarahan. Para warga diangkut menggunakan 3 tiga mobil Dalmas. Kejadian penangkapan berlangsung sampai 14.00 WIB.
Proses penangkapan tersebut, tidak dibarengi dengan surat perintah penangkapan dan dalam penangkapan, beberapa petani mengalami tindak kekerasan fisik.
Kondisi menjadi kacau balau setelah ada penembakan dan seorang anak petani bernama Gusmanto terluka. Sementara 3 orang ditangkap, dan warga bersiaga di
beberapa rumah. Kejadian ini menjadi sorotan utama beberapa kalangaan pada saat itu,
terutama aktivis-aktivis sosial dan wartawan, hingga berita ini dimuat dalam media cetak dan elektronik. Informasi ini langsung direspon cepat oleh beberapa
pengurus AGRA Sumatera Utara dengan berkoordinasi dengan beberapa aktivis NGO Lentera yang pada saat ini berada di lokasi konflik. Setelah mendapatkan
informasi dari lapangan, beberapa aktivis AGRA langsung turun ke Padang
Universitas Sumatera Utara
73
Halaban untuk melakukan investigasi secara mendalam dan mencoba berinteraksi dengan masyarakat di desa tersebut.
Setelah sekitar 1 satu bulan aktivis AGRA menetap di Padang Halaban, secara bertahap masyarakat mulai bisa menerima penjelasan dan pemahaman yang
diberikan aktivis AGRA atas kondisi yang sedang mereka hadapi. Dari proses yang berjalan, beberapa orang aktivis AGRA rutin untuk melakukan diskusi dan
konsoslidasi kepada petani Padang Halaban, hingga tercipatanya kesatuan pandangan bahwa perjuangan kaum tani haruslan perjuangan yang bersifat
nasional dengan buah pikiran adalah peningkatan kesejahteraan kaum tani di Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 6 Juni 2013, KTPHS Kelompok Tani Padang Halaban Sekitarnya berubah nama menjadi STPHL Serikat Petani Padang
Halaban dan resmi menjadi ranting pengorganisasian AGRA wilayah Sumatera Utara dengan berbagai program organisasi dan pengangkatan kepemimpinan
kolektif AGRA ranting desa Padang Halaban melalui Rapat Umum Anggota RUA dengan beranggotaka kurang lebih dari 300 orang.
Sampai saat ini, beberapa aktivis AGRA masih menetap di Padang Halaban dan berbagai kemajuan telah dirasakan kaum tani di desa ini, melalui
berbagai kegiatan yang terlaksana secara terprogram, khususnya dengan adanya pendidikan politik dari organisasi yang meningkatkan kesadaran kaum tani.
Sehingga nantinya kaum tani mampu memahami dengan baik tentang sebab akibar dari persoalan kehidupannya dan pemecahan masalah tersebut secara
Universitas Sumatera Utara
74
perlahan-lahan. Walaupun keingiinan bersama atas kembalinya lahan yang dirampas oleh pengusaha masih dalam proses perjuangan, namun akan tetap
diperjuangkan karena lahan tersebut merupakan jaminan atas kehidupan yang lebih sejahtera bagi masyarakat Padang Halaban.
Universitas Sumatera Utara
75
BAB III
PENDIDIKAN POLITIK ORGANISASI MASSA PETANI DALAM KEHIDUPAN KAUM TANI
3.1 Pendidikan Politik Kaum Tani