77
Sesuai dengan harapan AGRA melalu konsep “pembaruan agraria” tanah untuk petani yang mengacu pada UUPA No. 5 tahun 1960. Program
pendidikan politik yang dijalankan oleh AGRA merupakan wujud komitmen dan kontribusinya dalam peningkatan kesadaran dan pemahaman petani Padang
Halaban secara umum, dan anggota organisasi secara khusus. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan politik ini adalah sebagai modal dasar masyarakat dalam
mengembangkan pemahaman politiknya dan pendidikan politik sebagai salah satu solusi untuk mengejar ketertinggalan serta mampu memecahkan permasalahan
petani, baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan sebagainya. Seperti yang dikutip dari hasil wawancara peneliti kepada salah seorang
anggota Serikat Petani Padang Halaban STPHL yaitu Bapak Slamet Riadi menyatakan bahwa tujuan dari program pendidikan politik bagi anggota yaitu :
“Adapun tujuan dari pendidikan politik bagi anggota adalah bagaimana terciptanya sebuah kesamaan pemahaman akan situasi dan kondisi
permasalahan yang dihadapi oleh kaum tani saat ini, sehingga nantinya kaum tani dapat bersama-sama dalam mengatasi persoalan kehidupan yang juga
dirasakan kaum tani lainnya. Pendidikan politik diharapkan mampu meningkatkan kesadaran petani semakin tumbuh dan maju demi kesejeahteraan
hidup petani dan petani dapat mandiri dan dapat membangun desa di masa depan. “
3.1.1. Model Pendidikan Politik
Proses berjalannya program pendidikan politik bagi anggota organisasi petani di desa Padang Halaban tidak terlepas dari peranan organisasi lokal Serikat
Petani Padang Halaban STPHL yang merupakan organisasi ranting dari AGRA Sumatera Utara. Melalu peranannya dalam menggagas pendidikan politik yang
Universitas Sumatera Utara
78
dapat menunjang visi gerakannya yaitu “ Mewujudkan masyarakat tani yang tangguh yang mampu mengelola dan mengontrol segala sumber daya yang
tersedia beserta seluruh potensinya sesuai dengan prinsipo keadilan dan kelestarian lingkungan serta kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
Visi jauh ke depan ini yang kemudian dirumuskan dalam organisasi dalam rangka mewujudkan masyarakat tani yang tangguh. Konsep pendidikan politik
inilah yang diharapkan ke depan menjadi tumpuan dan pegangan bagi petani untuk mempercepat proses terciptanya “ Desa yang Sejahtera”.
Prinsip utama pendidikan dilandasi semangat membebaskan, dan semangat perubahan ke arah yang lebih baik. Membebaskan berarti keluar dari belenggu
legal formalistik yang selama ini menjadikan pemahaman masyarakat tidak kritis dan tidak kreatif, sedangkan semangat perubahan lebih diartikan pada kesatuan
belajar mengajar, yang artinya siapa yang lebih tahu mengajari yang belum paham. Hal ini kemudian akan didapat seseorang pemateri ketika membawakan
materinya yang sebenarnya dia juga sedang dalam proses belajar. Terkadang pemateri mendapatkan pemahaman baru yang sebelumnya tidak diketahuinya dari
peserta pendidikan politik. Prinsip kedua adalah keberpihakan yang artinya adalah ideologi
pendidikan politik tersebut tidak memandang bahwa yang dapat belajar akan politik hanya pihak yang kekayaan atau strata sosial yang tinggi, namun juga dari
semua kalangan masyarakat yang tidak pernah sekolah berhak atas pendidikan politik dan memperoleh pengetahuan akan politik.
Universitas Sumatera Utara
79
Prinsip ketiga adalah metodologi yang dibangun selalu berdasarkan kesamaan pemahaman dan pandangan peserta dan pemateri dalam proses
pendidikan politik tersebut. Dengan kesamaan pandangan ini, ruang sekat atau antara pemateri dan peserta tidak dibatasi, dimana pemateri dan peserta adalah tim
yang berproses secara partisipatif, pemateri hanya sebagi fasilitator dalam menyusun materi pendidikan politik.
3.1.2. Metode Pendidikan Politik