Lendutan Izin Balok Pembahasan Lendutan Balok Beton Bertulang

4.3.3 Lendutan Izin Balok

Berdasarkan SK SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 ayat 3 tabel 9 tentang Lendutan Izin Maksimum ditetapkan lendutan izin sebagai berikut: Lendutan izin maksimum ∆� ����: e. � 180 = 3000 �� 180 = 16.67 �� f. � 360 = 3000 �� 360 = 8.33 �� g. � 480 = 3000 �� 480 = 6.25 �� h. � 240 = 3000 �� 240 = 12.5 �� ∆� ∆� ���� Diambil lendutan yang paling kecil sebagai lendutan maksimum yaitu lendutan c. dimana balok pada “konstruksi atap atau lantai yang menahan atau disatukan dengan komponen nonstructural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar”. ∆� ���� = 6.25 �� 1. Pada Percobaan a. Balok Tanpa Serat BendratKawat Lendutan 6.25 mm pada P = 4146.637 kg b. Balok Dengan Serat BendratKawat Lendutan 6.25 mm pada P = 4400.381 kg 2. Pada Teori a. Balok Tanpa Serat BendratKawat Lendutan 6.25 mm pada P =2142.558 kg b. Balok Dengan Serat BendratKawat Lendutan 6.25 mm pada P = 3183.807 kg Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Pembahasan Lendutan Balok Beton Bertulang

Lendutan yang terjadi pada balok secara teori berbeda jauh dengan lendutan yang diperoleh hasil dari pengujian. Perbedaan hasil lendutan yang sangat jauh berbeda terutama terjadi pada saat balok telah mengalami retak. Hal ini dapat disebabkan banyak factor, terutama pemakaian momen inersia setelah retak yang digunakan dalam perhitungan secara teori. Retak tarik pada balok akan menyebabkan berkurangnya penampang melintang balok dan momen inersia yang digunakan diasumsikan adalah momen inersia transformasi � �� . Tetapi perlu diingat pada tempat dimana retak-retak tersebut nilai momen inersia lebih mendekati � � . Oleh karena itu, sulit sekali menentukan nilai momen inersia yang akan digunakan untuk menganalisa pasca retak. SK SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 ayat 2.3 menetapkan perumusan momen inersia efektif � � berdasarkan persamaan berikut ini : � � = � � �� � � � 3 �� � � + �1 − � � �� � � � 3 � � �� Dimana: � � = Momen inersia efektif � � = Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan � � = Momen inersia penampang � �� = Momen inersia transformasi pada penampang retak � �� = Momen retak Momen Inersia yang digunakan setelah retak untuk memperoleh lendutan menggunakan momen inersia efektif � � . Tetapi � � yang diperoleh sangat jauh berkurang dari momen inersia penampang awal sebelum retak, � � . Nilai � � yang digunakan besarnya hanya 40 - 50 dari � � . Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 9 Perbandingan Lendutan Hasil Pengujian dan Teoritis Balok Beton Bertulang Beban, P Kg Tanpa Serat BendratKawat Kondisi Dengan Serat BendratKawat Kondisi Δ Pengujian mm Δ Teoritis mm Δ Pengujian mm Δ Teoritis mm 0.233 Sebelum Retak 0.198 Sebelum Retak 500 0.31 0.820 0.03 0.706 1000 0.44 1.407 0.05 1.201 1500 0.64 1.994 0.21 1.702 2000 1.18 2.581 0.54 2.203 2500 2.42 9.695 Retak Awal 1.57 2.704 3000 3.14 11.973 Setelah Retak 2.16 3.206 3500 4.78 14.160 4.10 7.555 Retak Awal 4000 5.15 16.289 4.53 9.066 Setelah Retak 4500 7.75 18.381 7.15 10.623 5000 9.00 20.449 8.65 12.219 5500 11.26 22.499 9.18 13.845 6000 Tidak terbaca lagi 24.538 11.70 15.498 6500 12.45 17.173 7000 Tidak terbaca lagi 18.867 Cat: Pada balok tanpa serat retak awal terjadi saat pembebanan 2500 kg dan pada balok dengan serat retak awal terjadi pada pembebanan 3500 kg dan Data hasil pengujian di atas merupakan data hasil pengujian lendutan pada Dial 2 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 15 Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian Dan Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Tanpa Serat BendratKawat 0,31 0,44 0,64 1,18 2,42 3,14 4,78 5,15 7,75 9 11,26 0,233 0,82 1,407 1,994 2,581 9,695 11,973 14,16 16,289 18,381 20,449 22,499 24,538 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 5 10 15 20 25 30 B e ba n, P k g Lendutan mm Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Tanpa Serat BendratKawat ΔPengujian ΔTeoritis Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 16 Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian Dan Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Dengan Serat BendratKawat 0,03 0,05 0,21 0,54 1,57 2,16 4,1 4,53 7,15 8,65 9,18 11,7 12,45 0,198 0,706 1,201 1,702 2,203 2,704 3,206 7,555 9,066 10,623 12,219 13,845 15,498 17,173 18,867 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 5 10 15 20 B e ba n, P k g Lendutan mm Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Dengan Serat BendratKawat ΔPengujian ΔTeoritis Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian lendutan balok beton bertulang dengan serat bendratkawat menunjukan penurunan jika dibandingkan dengan balok beton bertulang tanpa serat bendratkawat. Tabel 4. 10 Persentase Penurunan Lendutan Dengan Penambahan Serat BendratKawat Beban, P kg Δ Balok Tanpa Serat BendratKawat mm Δ Balok Dengan Serat BendratKawat mm Penurunan Δ Hasil Pengujian 500 0.31 0.03 90.32 1000 0.44 0.05 88.64 1500 0.64 0.21 67.19 2000 1.18 0.54 54.24 2500 2.42 1.57 35.12 3000 3.14 2.16 31.21 3500 4.78 4.10 14.23 4000 5.15 4.53 12.04 4500 7.75 7.15 7.74 5000 9.00 8.65 3.89 5500 11.26 9.18 18.47 Σ 423.09 = 423.09 12 = 35.26 Penurunan lendutan rata-rata yang terjadi dengan ditambahkan serat bendratkawat sebesar 2 pada balok beton bertulang adalah 35.26. Universitas Sumatera Utara 4.4 Regangan Balok Beton Bertulang 4.4.1 Pengujian Regangan Balok Beton Bertulang