4.3.1 Hasil Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang
Pengujian lendutan balok dilakukan dengan menggunakan Jack Hydraulic berkapasitas 25 ton dan memasang tiga buah dial indicator dengan jarak masing-
masing 75 cm.
4.3.1.1 Lendutan Balok Beton Bertulang Tanpa Serat BendratKawat
Hasil pengujian lendutan pada balok beton bertulang tanpa serat bendratkawat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Bendrat Pada Umur 28 Hari
Beban P kg
Lendutan x 10
-2
mm
Kondisi
Y1 Kiri Y2 Tengah
Y3 Kanan
Sebelum Retak
500 22
31 26
1000 28,5
44 36
1500 38
64 49
2000 60
118 79
2500 115
242 171
Retak Awal
3000 203
314 272
Setelah Retak
3500 237
478 315
4000 310
515 402
4500 389
775 477
5000 506
900 669
5500 882
1126 1019
6000 1203
Tidak terbaca lagi 1084
Cat: Retak awal terjadi saat pembebanan 2500 kg dan runtuh pada saat pembebanan 6000 kg
Gambar 4. 1 Positioning Dial Indicator Lendutan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 2 Hubungan Lendutan - Beban Balok Beton Bertulang Tanpa Serat BendratKawat 22
28,5 38
60 115
203 237
310 389
506 882
1203
31 44
64 118
242 314
478 515
738 900
1126
26 36
49 79
171 272
315 402
477 669
1019 1084
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000 1100 1200 1300
B e
ba n,
P k
g
Lendutan x 10-2 mm
Hubungan Lendutan - Beban Balok Beton Bertulang Tanpa Serat BendratKawat
Percobaan
Y1 Kiri Y2 Tengah
Y3 Kanan
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.2 Lendutan Balok Beton Bertulang Dengan Serat BendratKawat
Hasil pengujian lendutan pada balok beton bertulang tanpa serat bendratkawat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat Umur 28 Hari
Beban P kg Lendutan x 10
-2
mm
Kondisi
Y1 Kiri Y2 Tengah
Y3 Kanan
Sebelum Retak
500 6
3 22
1000 8
5 33
1500 11
21 68
2000 31
54 98
2500 82
157 152
3000 179
216 246
3500 210
410 309
Retak Awal
4000 304
453 378
Setelah Retak
4500 365
715 468
5000 410
865 515
5500 530
918 640
6000 770
1170 813
6500 860
1245 908
7000 915
Tidak terbaca lagi 1050
Cat: Retak awal terjadi saat pembebanan 3500 kg dan runtuh pada saat pembebanan 7000 kg
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 3 Hubungan Lendutan - Beban Balok Beton Bertulang Dengan Serat BendratKawat
6 8
11 31
82 179
210 304
365 410
530 770
860 915
22 33
68 98
152 246
309 378
468 515
640 813
908 1050
3 5
21 54
157 316
410 523
775 865
918 1170
1245
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
200 400
600 800
1000 1200
1400
B e
ba n,
P k
g
Lendutan x 10-2 mm
Hubungan Lendutan - Beban Balok Beton Bertulang Dengan Serat BendratKawat
Percobaan
Y1 Kiri Y3 Kanan
Y2 Tengah
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Lendutan Balok Beton Bertulang Secara Teori 4.3.2.1 Lendutan Balok Beton Bertulang Tanpa Serat BendratKawat Teori
Balok beton bertulang tanpa serat bendratkawat memiliki f’c = 19.763 MPa. Sebagai contoh perhitungan, diambil P = 1000 kg, untuk beban yang lainnya
dapat melihat pada Tabel 4.7 Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Tanpa Serat BendratKawat
. 1. Sebelum Retak
Apabila momen lentur Mn lebih kecil daripada momen retak �
��
, maka balok dapat diasumsikan tidak retak. Momen inersia yang digunakan dapat
diasumsikan sebesar momen inersia untuk penampang kotor �
�
. a. Lendutan akibat beban terpusat
L = 3 m
Lendutan akibat beban terpusat dapat dihitung dengan rumus berikut: ∆�₁ =
0.5 ��
24 �
�
�
�
3 �
2
− 4�
2
dimana: P
= beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0.5 P = 500 kg = 5 000 N
� = 1 m = 1000 mm
�
�
= modulus elastisitas beton �
�
= momen inersia penampang balok mm
4
�
�
= 4700 ��
′
� = 4700√19.763 = 20894.13 ��� �
�
=
1 12
�ℎ³ =
1 12
150250
3
= 195 312 500 ��⁴
L
0.5 P 0.5 P
13L 13L
13L
A B
x
Gambar 4. 4 Pembebanan Terpusat
Universitas Sumatera Utara
Maka besar lendutan: ∆�₁ =
0.5 ��
24 �
�
�
�
3 �
2
− 4�
2
∆�₁ =
50001000 2420894.13195312500
33000
2
− 41000
2
∆�₁ = 1.174 ��
b. Lendutan akibat berat sendiri
L = 3 m Lendutan akibat beban terpusat dapat dihitung dengan rumus berikut:
∆�₂ = 5
��
4
384 ��
Dimana: q
= Berat sendiri balok = 0.15 x 0.25 x 24 = 0.9 KNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm
�
�
= modulus elastisitas beton �
�
= momen inersia penampang balok mm
4
∆�₂ =
50.93000⁴ 38420 894.13195 312 500
∆�₂ = 0.232 �� Total lendutan yang terjadi pada balok tanpa serat sebelum retak adalah:
∆� = ∆�₁ + ∆�₂ ∆� = 1.174 + 0.232
∆� = �. ��� ��
L 13 L
13 L 13 L
A B
q
Gambar 4. 5 Pembebanan Akibat Berat Sendiri
Universitas Sumatera Utara
2. Sesudah Retak Apabila momen lentur Mn lebih besar dari momen retak
�
��
, retak tarik pada balok akan menyebabkan berkurangnya penampang melintang balok dan momen
inersia yang digunakan diasumsikan adalah momen inersia transformasi �
��
. Tetapi perlu diingat pada tempat dimana retak-retak tersebut nilai momen inersia
lebih mendekati �
�
. Oleh karena itu, sulit sekali menentukan nilai momen inersia yang akan digunakan untuk menganalisa pasca retak.
Pada SK SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 ayat 2.3 ditetapkan lendutan seketika akibat pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus
elastisitas beton E
c
dan momen inersia efektif
�
�
berdasarkan persamaan berikut ini :
�
�
= �
�
��
�
�
�
3
��
�
� + �1 − � �
��
�
�
�
3
� �
��
Dimana: �
�
= Momen inersia efektif �
�
= Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan
�
�
= Momen inersia penampang �
��
= Momen inersia transformasi pada penampang retak �
��
= Momen retak Momen retak yang dapat dihitung dengan persamaan berikut :
�
��
= f
r
I
g
y
t
Dimana: f
r
= Modulus retak beton y
t
= jarak dari garis netral penampang utuh ke serat tepi tertarik mengabaikan tulangan baja
y
t
= 1
2 ℎ
Universitas Sumatera Utara
Untuk beton normal digunakan: f
r
= 0.7 √f′c dan Ec = 4700√f′c
Menentukan momen retak �
��
: �
��
= f
r
I
g
y
t
=
{ 0.7�19.763} � {
1 12
150250
3
}
1 2
250
=
4 862 330.793 Nmm Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang
diharapkan �
�
: Analisa lendutan yang terjadi setelah retak terjadi pada beban:
P = 1000 kg = 10 000 N Ma = 0.5P
1 3
� +
1 8
��
2
= 5000 N
1 3
3000 mm + {
1 8
x 0.9 Nmm x 3000 mm
2
} = 6 012 500 Nmm
Menentukan letak garis netral y 1
2 � �
2
+ � �
� ′
� − � �
� ′
�
′
− � �
�
� + � �
�
� = 0
dengan,
� =
�
�
�
�
,
dimana : �
�
= Modulus elastisitas baja = 200 000 MPa �
�
= Modulus elastisitas beton = 20 894,13 ���
Maka,
� =
200 000 ���
20 894,13 ���
=
9,572 ≈ 10
d actual = ℎ − �
� �������� ����� 2
+ � �������� + ��
d actual = 250 �� − �
12 �� 2
+ 6 �� + 35 ���
d actual = 203 ��
d’ actual =
� �������� ����� 2
+ � �������� + �
Universitas Sumatera Utara
d’ actual =
12 �� 2
+ 6 �� + 35 ��
d’ actual = 47 ��
maka:
1 2
� �
2
+ � �
� ′
� − � �
� ′
�
′
− � �
�
� + � �
�
� = 0
1 2
150 �
2
+ 10 226.2 � − 10 226.247 − 10 226.2203 + 10 226.2 �
= 0 75
�
2
+ 2262 � − 106 314 − 459 186 + 2262 �
= 0 75
�
2
+ 4524 � − 565 500 = 0
y
1
= -122.082 mm dan y
2
= 61.762 mm diambil y = 61.762 mm
Menentukan momen inersia penampang retak transformasi �
��
�
��
=
1 12
��³ + ���� − �
2
+ ���
′
� − �
′
² =
1 12
15061.762³ + 10226.2203 − 61.762
2
+ 10226.261.762 − 47²
= 57 395 389.285 mm ⁴
Menentukan momen inersia efektif �
�
�
�
= �
�
��
�
�
�
3
��
�
� + �1 − �
�
��
�
�
�
3
� �
��
=
�
4 862 330.793 6 012 500
�
3
195 312 500 + �1 − �
4 862 330.793 6 012 500
�
3
� 57 395 389.285 ��⁴
= 130 338 853.7 mm ⁴
a. Lendutan akibat beban terpusat setelah retak
L
0.5 P 0.5 P
13L 13L
13L
A B
x
Gambar 4. 6 Pembebanan Terpusat
Universitas Sumatera Utara
∆�₁ = 0.5
�� 24
�
�
�
�
3 �
2
− 4�
2
∆�₁ =
50001000 2420 894.13130 338 853.7
33000
2
− 41000
2
∆�₁ = 1.759 �� b. Lendutan akibat berat sendiri setelah retak
∆�₂ = 5
��
4
384 �
�
�
�
∆�₂ =
50.93000
4
38420 894.1369 270 052.52
∆�₂ = 0.656 mm Total lendutan yang terjadi pada balok tanpa serat setelah retak adalah:
∆� = ∆�₁ + ∆�₂ ∆� = 1.759 �� + 0.656 ��
∆� = �. ��� ��
Gambar 4. 8 Pembebanan Akibat Berat Sendiri
L 13 L
13 L 13 L
A B
q
Gambar 4. 7 Pembebanan Akibat Berat Sendiri
Universitas Sumatera Utara
Jadi lendutan pada balok persegi secara teoritis dapat ditentukan dengan cara perhitungan diatas. Maka pada tabel di bawah ini disajikan besarnya lendutan
secara teoritis pada benda uji balok beton bertulang tanpa serat bendratkawat sebagai berikut :
Tabel 4. 7 Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Tanpa Serat BendratKawat
Beban, P Kg
Ma KNm
Mcr KNm
Icr x10
6
mm
4
Ie x10
6
mm
4
Lendutan Teoritis
mm Kondisi
1.012 4.862
57.395 -
0.233 Sebelum
Retak 500
3.512 4.862
57.395 -
0.820 1000
6.012 4.862
57.395 -
1.407 1500
8.512 4.862
57.395 -
1.994 2000
11.012 4.862
57.395 -
2.581 2500
13.512 4.862
57.395 63.821
9.695 Retak awal
3000 16.012
4.862 57.395
61.257 11.973
Setelah Retak
3500 18.512
4.862 57.395
59.894 14.160
4000 21.012
4.862 57.395
59.104 16.289
4500 23.512
4.862 57.395
58.615 18.381
5000 26.012
4.862 57.395
58.296 20.449
5500 28.512
4.862 57.395
58.079 22.499
6000 31.012
4.862 57.395
57.927 24.538
Cat: Retak awal terjadi saat pembebanan 2500 kg
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.2 Lendutan Balok Beton Bertulang Dengan Serat BendratKawat Teori
Balok beton bertulang dengan serat bendratkawat memiliki f’c = 27.119 MPa. Sebagai contoh perhitungan, diambil P = 1000 kg, untuk beban yang lainnya
dapat melihat pada Tabel 4.8 Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Dengan Serat BendratKawat
1. Sebelum Retak Apabila momen lentur Mn lebih kecil daripada momen retak
�
��
, maka balok dapat diasumsikan tidak retak. Momen inersia yang digunakan dapat
diasumsikan sebesar momen inersia untuk penampang kotor �
�
. a. Lendutan akibat beban terpusat
L = 3 m Lendutan akibat beban terpusat dapat dihitung dengan rumus berikut:
∆�₁ = 0.5
�� 24
�
�
�
�
3 �
2
− 4�
2
dimana: P
= beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0.5 P = 500 kg = 5 000 N
� = 1 m = 1000 mm
�
�
= modulus elastisitas beton �
�
= momen inersia penampang balok mm
4
�
�
= 4700 ��
′
� = 4700√27.119 = 24 475.68 ��� �
�
=
1 12
�ℎ³ =
1 12
150250
3
= 195 312 500 ��
L
0.5 P 0.5 P
13L 13L
13L
A B
x
Gambar 4. 9 Pembebanan Terpusat
Universitas Sumatera Utara
Maka besar lendutan: ∆�₁ =
0.5 ��
24 �
�
�
�
3 �
2
− 4�
2
∆�₁ =
50001000 2424 475.68195312500
33000
2
− 41000
2
∆�₁ = 1.002 �� b. Lendutan akibat berat sendiri
L = 3 m Lendutan akibat beban terpusat dapat dihitung dengan rumus berikut:
∆�₂ = 5
��
4
384 ��
Dimana: q
= Berat sendiri balok = 0.15 x 0.25 x 24 = 0.9 KNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm
�
�
= modulus elastisitas beton �
�
= momen inersia penampang balok mm
4
∆�₂ =
50.93000⁴ 384
24 475.68
195 312 500
∆�₂ = �. ��� ��
Total lendutan yang terjadi pada balok dengan serat sebelum retak adalah: ∆� = ∆�₁ + ∆�₂
∆� = 1.002 + 0.198 ∆� = �. � ��
L 13 L
13 L 13 L
A B
q
Gambar 4. 10 Pembebanan Akibat Berat Sendiri
Universitas Sumatera Utara
2. Sesudah Retak Apabila momen lentur Mn lebih besar dari momen retak
�
��
, retak tarik pada balok akan menyebabkan berkurangnya penampang melintang balok dan momen
inersia yang digunakan diasumsikan adalah momen inersia transformasi �
��
. Tetapi perlu diingat pada tempat dimana retak-retak tersebut nilai momen inersia
lebih mendekati �
�
. Oleh karena itu, sulit sekali menentukan nilai momen inersia yang akan digunakan untuk menganalisa pasca retak.
Pada SK SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 ayat 2.3 ditetapkan lendutan seketika akibat pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus
elastisitas beton E
c
dan momen inersia efektif
�
�
berdasarkan persamaan berikut ini :
�
�
= �
�
��
�
�
�
3
��
�
� + �1 − � �
��
�
�
�
3
� �
��
Dimana: �
�
= Momen inersia efektif �
�
= Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan
�
�
= Momen inersia penampang �
��
= Momen inersia transformasi pada penampang retak �
��
= Momen retak
Momen retak yang dapat dihitung dengan persamaan berikut : �
��
= f
r
I
g
y
t
Dimana: f
r
= Modulus retak beton y
t
= jarak dari garis netral penampang utuh ke serat tepi tertarik mengabaikan tulangan baja
y
t
= 1
2 ℎ
Untuk beton normal digunakan: f
r
= 0.7 √f′c dan Ec = 4700√f′c
Universitas Sumatera Utara
Menentukan momen retak �
��
: �
��
= f
r
I
g
y
t
=
{ 0.7�27.119} � {
1 12
150250
3
}
1 2
250
=
5 695 802.234 Nmm Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang
diharapkan �
�
: Analisa lendutan yang terjadi setelah retak terjadi pada beban:
P = 1000 kg = 10 000 N Ma = 0.5P
1 3
� +
1 8
��
2
= 5000 N
1 3
3000 mm + {
1 8
x 0.9 Nmm x 3000 mm
2
} = 6 012 500 Nmm
Menentukan letak garis netral y 1
2 � �
2
+ � �
� ′
� − � �
� ′
�
′
− � �
�
� + � �
�
� = 0
dengan,
� =
�
�
�
�
,
dimana : �
�
= Modulus elastisitas baja = 200 000 MPa �
�
= Modulus elastisitas beton = 24 475.68 ���
Maka,
� =
200 000 ���
24 475.68 ���
=
8.17 ≈ 9
d actual = ℎ − �
� �������� ����� 2
+ � �������� + ��
d actual = 250 �� − �
12 �� 2
+ 6 �� + 35 ���
d actual = 203 ��
d’ actual =
� �������� ����� 2
+ � �������� + �
d’ actual =
12 �� 2
+ 6 �� + 35 ��
d’ actual = 47 ��
Universitas Sumatera Utara
maka:
1 2
� �
2
+ � �
� ′
� − � �
� ′
�
′
− � �
�
� + � �
�
� = 0
1 2
150 �
2
+ 9 226.2 � − 9 226.247 − 9226.2203 + 9 226.2 � = 0
75 �
2
+ 2 035.8 − 95 682.6 − 413 267.4 + 2 035.8 � = 0
75 �
2
+ 4071.6 � − 508 950 = 0
y
1
= -113.878 mm dan y
2
= 59.59 mm diambil y = 59.59 mm
Menentukan momen inersia penampang retak transformasi �
��
�
��
=
1 12
��³ + ���� − �
2
+ ���
′
� − �
′
² =
1 12
15059.59³ + 9226.2203 − 59.59
2
+ 9226.259.59 − 47²
= 52 771 934.244 mm ⁴
Menentukan momen inersia efektif �
�
�
�
= �
�
��
�
�
�
3
��
�
� + �1 − �
�
��
�
�
�
3
� �
��
=
�
5 695 802.23 6 012 500
�
3
195 312 500 + �1 − �
5 695 802.23 6 012 500
�
3
� 52 771 934.244 ��⁴
= 173 953 878.2 mm ⁴
a. Lendutan akibat beban terpusat setelah retak
L
0.5 P 0.5 P
13L 13L
13L
A B
x
Gambar 4. 11 Pembebanan Terpusat
Universitas Sumatera Utara
∆�₁ = 0.5
�� 24
�
�
�
�
3 �
2
− 4�
2
∆�₁ =
5 0001000 2424 475.68 173 953 878.2
33000
2
− 41000
2
∆�₁ = 1.125 ��
b. Lendutan akibat berat sendiri setelah retak
∆�₂ = 5
��
4
384 �
�
�
�
∆�₂ =
50.93000
4
384
24 475.68 173 953 878.2
∆�₂ = 0.223 mm Total lendutan yang terjadi pada balok dengan serat setelah retak adalah:
∆� = ∆�₁ + ∆�₂ ∆� = 1.125 �� + 0.223 ��
∆� = �. ��� ��
L 13 L
13 L 13 L
A B
q
Gambar 4. 12 Pembebanan Akibat Berat Sendiri
Universitas Sumatera Utara
Jadi lendutan pada balok persegi secara teoritis dapat ditentukan dengan cara perhitungan diatas. Maka pada tabel di bawah ini disajikan besarnya lendutan
secara teoritis pada benda uji balok beton bertulang dengan serat bendratkawat sebagai berikut :
Tabel 4. 8 Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Dengan Serat BendratKawat
Beban, P Kg
Ma KNm
Mcr KNm
Icr x10
6
mm
4
Ie x10
6
mm
4
Δ Teoritis mm
Kondisi
1.012 5.696
52.772 -
0.198
Sebelum Retak
500 3.512
5.696 52.772
- 0.706
1000 6.012
5.696 52.772
- 1.201
1500 8.512
5.696 52.772
- 1.702
2000 11.012
5.696 52.772
- 2.203
2500 13.512
5.696 52.772
- 2.704
3000 16.012
5.696 52.772
- 3.206
3500 18.512
5.696 52.772
96.628 7.555
Retak Awal 4000
21.012 5.696
52.772 91.410
9.066
Setelah Retak
4500 23.512
5.696 52.772
87.301 10.623
5000 26.012
5.696 52.772
83.983 12.219
5500 28.512
5.696 52.772
81.246 13.845
6000 31.012
5.696 52.772
78.951 15.498
6500 33.512
5.696 52.772
76.998 17.173
7000 36.012
5.696 52.772
75.316 18.867
Cat: Retak awal terjadi saat pembebanan 3500 kg
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 13 Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang DenganTanpa Serat BendratKawat Teoritis
0,233 0,82
1,407 1,994
2,581 9,695
11,973 14,16
16,289 18,381
20,449 22,499
24,538
0,198 0,706
1,201 1,702
2,203 2,704
3,206 7,555
9,066 10,623
12,219 13,845
15,498 17,173
18,867
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
5 10
15 20
25 30
B e
ba n,
P k
g
Lendutan mm
Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang DenganTanpa Serat
BendratKawat Teoritis
Tanpa Serat BendratKawat
Dengan Serat BendratKawat
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 14 Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang DenganTanpa Serat BendratKawat Pengujian
0,31 0,44
0,64 1,18
2,42 3,14
4,78 5,15
7,75 9
11,26
0,03 0,05
0,21 0,54
1,57 2,16
4,1 4,53
7,15 8,65
9,18 11,7
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000
2 4
6 8
10 12
14
B e
ba n,
P k
g
Lendutan mm
Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang DenganTanpa Serat
BendratKawat Pengujian
Tanpa Serat BendratKawat
Dengan Serat BendratKawat
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Lendutan Izin Balok