Gambar 2. 15 Grafik Kuat Tarik dengan Panjang Serat Sudarmoko, 1993
2.3.2 Sifat Mekanik Beton Bertulang Serat
Kekuatan beton bertulang serat tidak berbeda jauh dari beton bertulang yang tidak memakai serat. Meskipun demikian, beton yang dihasilkan dengan penambahan serat
ini mengalami peningkatan kekerasan yang substansial, dan mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap retak dan tumbukan.
Tulangan hanya menyediakan penguatan pada arah tulangan saja, tetapi serat yang disebarkan secara acak menyediakan kekuatan tambahan pada semua arah karena serat
sedapat mungkin merekatkan retak yang terjadi. Hasilnya daktilitas dan kekerasan beton akan naik. Retak merupakan tanda bahwa beton lemah terhadap tarik.
2.3.3 Variabel Beton Bertulang Serat
Dalam pembuatan perancangan beton bertulang serat ada beberapa variabel yang berpengaruh terhadap beton bertulang serat yang dihasilkan, diantaranya
10
: a. Fiber Aspect Ratio
Fiber aspect ratio adalah perbandingan antar panjang serat l dan diameter d.
Dari penggunaan aspek rasio serat yang tinggi akan mengakibatkan terjadi balling effect
, yaitu penggumpalan serat membentuk suatu bola serat karena penyebarannya yang tidak dapat merata. Oleh karena itu disarankan penggunaan serat dengan
aspek rasio rendah ld 50, tetapi tidak boleh terlalu pendek karena pengaruh serat menjadi kurang signifikan
b. Fiber Volume Fraction
Universitas Sumatera Utara
Fiber Volume Fraction adalah persentase fiber serat yang ditambahkan pada tiap
satuan volume beton. Tiap jenis serat mempunyai persentase volume optimal yang dapat memperbaiki sifat-sifat beton berserat tersebut.
c. Mutu Beton Berbeda pada beton mutu normal, penambahan fiber pada beton mutu tinggi akan
mengakibatakan tingkat workability yang menjadi rendah karena persentase airnya yang kecil. Hal ini tentu saja akan menyulitkan pengerjaan di lapangan bila tidak
diantisipasi. Penambahan additive tertentu akan menjadikan beton serat tersebut menjadi lebih mudah dikerjakan.
d. Bentuk Permukaan Serat Daya lekat bond antara serat dan beton sangat berpengaruh terhadap kualitas
beton fiber. Makin besar lekatannya maka sifat-sifat mekanis beton akan makin baik, dimana tegangan beton akan ditansfer dari beton ke serat melalui lekatan
tersebut sampai beton mengalami retak-retak. Semakin kasar permukaan serat maka lekatannya akan semakin kuat, sehingga pada serat baja dikembangkan bentuk -
bentuk penampang yang bervariasi. e. Metode Cara Pencampuran
Penyebaran serat pada adukan beton tergantung metode cara pencampurannya. Ada dua cara pencampuran, yaitu pencampuran kering dan pencampuran basah
10 Ananta Ariatama, Pasca Sarjana FT Universitas Diponegoro, 2007, Pengaruh Pemakaian Serat Kawat Berkait Pada Kekuatan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat.
yang keduanya boleh dilakukan tergantung pada jenis serat yang digunakan. Pencampuran kering adalah dengan mencampurkan serat pada beton sebelum
dituang air. Sebaliknya pencampuran basah, serat dicampurkan setelah adukan beton dituangi air.
Selain itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam beton bertulang serat adalah fiber dispersion
atau teknik pencampuran adukan agar fiber yang ditambahkan dapat tersebar merata dengan orientasi yang random dalam beton dan masalah kelecakan
workability adukan.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa dengan memodifikasikan proporsi adukan misalnya dengan menambah superplasticizer ataupun memperkecil diameter
Universitas Sumatera Utara
maksimum agregat. Dan memodifikasi teknik pencampuran adukan mixing technique
maka masalah fiber dispersion dapat diatasi. Untuk masalah workability, secara umum dapat pula dikatakan bahwa workability akan menurun seiring dengan
makin banyaknya prosentase fiber yang ditambahkan dan makin besarnya rasio kelangsingan fiber Suhendro, 1991.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Perhitungan Benda Uji Balok Beton Bertulang 3.1.1 Benda Uji Balok Beton Bertulang Normal
Pada pengujian ini, direncanakan suatu balok beton bertulang dengan data berikut: b
= 15 cm h
= 25 cm selimut beton = 3.5 cm
mutu beton K-225 f’c = 19.763 MPa mutu tulangan baja BJTP 24 fy = 240 MPa
q = 0.25 m x 0.15 m x 24 KNm
3
= 0.9 KNm As = As’ = 226.2 mm
2
d’ = selimut beton + Ø sengkang + ½Ø tulangan utama
= 35 mm + 6 mm + ½ 12
Gambar 3. 1 Sketsa Perencanaan Balok Beton Bertulang
Garis netral
150
�� �′
2D12 2D12
��
= 0,003 a
d
’
250 D6-100
d c
As’
As Nt2
Nt1 Nd2
Nd1 z1
z2
0.85 f’c
Universitas Sumatera Utara