sampel, uji material seperti uji kuat tekan dan kuat tarik belah pada beton silinder juga dilakukan pada Laboratorium Bahan Rekayasa.
Penelitian juga dilakukan di Laboratorium Struktur Program Magister S-2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, untuk melakukan uji tarik pada benda uji balok
beton bertulang. Pengujian kuat tarik dilakukan dengan cara meletakan balok diatas dua tumpuan sendi-rol, kemudian diberi beban static dengan menggunakan Hydraulic Jack
dengan kondisi dimana beton sudah mencapai umur 28 hari sampai terjadi belah.
1.5 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini ada beberapa lingkup masalah yang dibatasi, yaitu karakteristik bahan sebagai benda uji sebagai berikut:
1. Benda uji yang digunakan berupa beton berbentuk balok dengan ukuran penampang 15 cm x 25 cm dan panjang 320 cm.
2. Beton yang digunakan adalah beton K-225. 3. Dilakukan dua kali kegiatan cor pada balok beton bertulang dengan penambahan serat
bendrat pada daerah tarik. 4. Tulangan yang digunakan adalah tulangan polos.
5. Tulangan yang digunakan: Tulangan tekan
: 2D12 Tulangan tarik
: 2D12 Tulangan sengkang
: D6-120 6. Serat bendrat yang digunakan bergeometri lurus diameter ± 1,0 mm yang dipotong-
potong sepanjang 60 mm. 7. Konsentrasi serat bendrat 2 dari volume daerah tarik balok beton. Serat bendrat
ditaburkan secara acak dan merata dibagian tarik balok. 8. Perletakan balok beton adalah perletakan sederhana sendi-rol.
9. Dimensi cetakan silinder yang digunakan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Mekanisme Pengujian 1.6.1 Alat dan Bahan Pengujian
1. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah: a. Semen, semen tipe I
b. Agregat kasar, diameter minimum 4,76 mm. c. Agregat halus, diameter maksimum 4,76 mm.
d. Air bersih, diambil dari jaringan air Laboratorium Bahan Rekayasa Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.
e. Fiber lokal serat bendrat, menggunakan kawat bendrat bergeometri lurus diameter ±1,0 mm yang dipotong-potong sepanjang 60 mm.
f. Tulangan besi sebanyak 2 buah dengan diameter 10 mm sebagai tulangan tarik. g. Superplastisizer seperlunya.
h. vaseline 2. Peralatan Mix Design dan Pembuatan Benda Uji Balok
a. Molen, untuk mencampur adukan beton dengan kapasitas 200 liter. b. Ember, untuk mengangkat air
c. Sekop, untuk mengambil agregat d. Mistar, untuk mengukur nilai slump
e. Kerucut abhrams, untuk mengukur nilai slump f. Batang perojok, untuk mengukur nilai slump
g. Kain yang dibasahi, untuk perawatan benda uji h. Bekisting, terdiri dari papan dan kayu sebagai pencetak balok beton yang
berukuran 15 cm x 25 cm dengan panjang benda uji 320 cm 3. Peralatan Uji Tarik Balok Beton
a. Seperangkat alat uji balok Hydraulic Jack dengan perletakan sederhana sendi- rol pada Laboratorium Struktur Program Magister S-2 Departemen Teknik
Sipil, Universitas Sumatera Utara. b. Seperangkat alat ukur regangan balok
4. Peralatan Uji Material Beton a. Seperangkat Compressive Machine
Universitas Sumatera Utara
1.6.2 Pelaksanaa Penelitian
Pelaksanaan penelitian dan pengujian ini dilakukan berdasarkan SNI-03-6827-2002. 1. Uji Material beton, yaitu:
• Analisa Ayakan Pasir dan Kerikil
• Berat Jenis Pasir dan Kerikil
• Berat Isi Pasir dan Kerikil
• Kadar Lumpur Pasir dan Kerikil
2. Pendesainan Mix Design beton silinder sebanyak 12 buah 6 buah beton silinder tanpa serat bendratkawat dan 6 buah beton silinder dengan penambahan serat
bendratkawat. 3. Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah beton dengan benda uji 12 buah silinder
beton yang dilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa Program Strata Satu S-1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.
4. Pendesainan Mix Design benda uji sebanyak 2 buah balok beton bertulang 1 buah balok beton bertulang normal dan 1 buah balok beton bertulang dengan penambahan
serat bendratkawat pada daerah tarik yang dilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa Program Strata Satu S-1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Utara. 5. Pengujian kuat lentur benda uji 2 buah balok beton bertulang yang dilakukan di
Laboratorium Struktur Program Magister S-2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. Pengujian kuat lentur dilakukan dengan cara meletakan balok diatas
dua tumpuan sendi-rol, kemudian diberi beban statis dengan menggunakan Hydraulic Jack
dengan kondisi dimana beton sudah mencapai umur 28 hari sampai terjadi belah.
Universitas Sumatera Utara
1.6.3 Rencana Benda Uji
Tabel 1. 1 Rencana Benda Uji Balok Beton Bertulang
Kode Benda Uji
Panjang Bentang
cm Lebar
cm Tinggi
cm Tulangan
Tarik Tulangan
Tekan Volume
Serat pada daerah
tarik Jumlah
BLKBB 320
15 30
2Ø12 mm 2Ø12 mm -
1 BLKSB
320 15
30 2Ø12 mm 2Ø12 mm
2 1
Tabel 1. 2 Rencana Benda Uji Beton Silinder
Kode Benda Uji
Diameter cm Tinggi cm Volume Serat Jumlah
CYLB 15
30 -
6 CYLSB
15 30
2 6
Gambar 1. 1 Penampang Memanjang Benda Uji Balok Beton Bertulang Serat
Gambar 1. 2 Potongan I-I
Garis netral
Universitas Sumatera Utara
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan memberikan gambaran secara garis besar isi setiap bab yang dibahas pada tugas akhir ini. Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, metodologi penelitian, pembatasan masalah, mekanisme pengujian dan sistematika penulisan.
BAB II. STUDI PUSTAKA Bab ini berisikan uraian umum dan khusus mengenai beton dan serat bendrat yang akan diteliti
berdasarkan referensi-referensi yang didapat oleh penulis. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang persiapan penelitian mencakup penyediaan bahan yang digunakan dalam penelitian, pekerjaan pertukangan hingga pelaksanaan pengujian.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisa dan hasil pengujian benda uji dalam penelitian di laboratorium, yaitu hasil
pengujian beton silinder dan kuat lentur, rgangan dan lendutan balok dengan tulangan tarik dan balok dengan serat bendrat sebagai pengganti tulangan tarik serta pembahasannya.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan dari seluruh
kegiatan tugas akhir ini dengan menitikberatkan pada perilaku struktur terkhusus kuat tarik pada balok beton dan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya.
30 15
15
Gambar 1. 3 Beton Silinder Tanpa dan Dengan Serat BendratKawat
Universitas Sumatera Utara
BAB II STUDI PUSTAKA
Beton
Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Menurut SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung, Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk
masa padat. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah.
2.1.1 Bahan Beton 2.1.1.1Semen
Semen Portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium dengan gypsum sebagai
bahan tambahan PUBI-1982.
1. Sifat Semen Portland
Spesifikasi Semen Portland umumnya menempatkan batas pada komposisi kimia dan sifat fisiknya. Pengertian yang signifikan dari sifat fisik semen
sangat membantu dalam hal mengaplikasikan hasil dari uji semen. Berikut adalah sifat dari Semen Portland :
a. Kehalusan Fineness Kehalusan semen mempengaruhi panas yang dihasilkan dan besarnya
hidrasi. Nilai kehalusan yang tinggi akan meningkatkan hidrasi semen dan meningkatkan pertumbuhan kuat tekan.
b. Kekuatan Soundness Kekuatan ini berdasarkan pada kemampuan pasta untuk mengeras serta
mempertahankan volumenya setelah pengikatan. c. Konsistensi Consistency
Konsistensi didasarkan pada gerakan relatif pada semen pasta segar atau mortar atau kemampuannya untuk mengalir.
d. Waktu Pengikatan Setting Time
Universitas Sumatera Utara