terisi secara penuh ke dalam cetakan silinder dan balok gunakan alat perojok atau vibrator
.
3.4.4 Perawatan Benda Uji
Perawatan beton adalah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras.
Kelembapan permukaan beton ini harus dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen reaksi semen dan pasir berlangsung dengan sempurna. Bila hal ini tidak dilakukan
akan terjadi beton yang kurang kuat dan juga timbul retak-retak. Selain itu kelembapan juga menambah beton lebih tahan cuaca dan lebih kedap air. Beberapa metode
perawatan beton yang umum digunakan antara lain: 1. Perawatan Normal Pembasahan Moist Curing
Beberapa cara perawatan beton yang biasa dilakukan ialah
11
: a. Menaruh beton segar di dalam ruangan yang lembab
b. Menaruh beton segar di atas genangan air c. Menaruh beton segar di dalam air
d. Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah e. Menggenangi permukaan beton dengan air
f. Menyirami permukaan beton setiap saat secara terus menerus
11
Kardiyono Tjokrodimuljo, 1994, Teknologi Beton:55.
10 cm
Gambar 3. 20 Pengujian Slump
Universitas Sumatera Utara
Cara a, b, c dilakukan terhadap benda uji silinder kubus, sedangkan cara d, e, f dilakukan untuk perawatan beton di lapangan kerja proyek. Dan dalam penelitian ini,
cara c dilakukan untuk perawatan benda uji silinder yang dilakukan selama 28 hari dan cara f dilakukan untuk perawatan benda uji balok yang dilakukan selama 28 hari.
Gambar 3. 21 Perawatan Benda Uji
2. Perawatan Dipercepat Acceleration Curing Perawatan ini bertujuan untuk menghasilkan beton yang memiliki kuat tekan yang
sesuai rencana dengan waktu perawatan yang relatif lebih cepat daripada perawatan normal. Perawatan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a Beton ditutup dengan lembaran isolasi poly urethere sheet b Beton disimpan dalam air panas bersuhu 55
o
C c Beton bertulang diber aliran listrik electrical curing
d Perawatan dengan uap steam curing
3.4.5 Pengujian Benda Uji 3.4.5.1 Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder
1. Benda Uji dikeluarkan dari bak perendam dan diletakkan di tempat kering kemudian didiamkan selama 1 hari agar benda uji telah benar-benar kering saat
diuji. 2. Timbang berat benda uji
3. Benda uji diletakkan secara sentries atau tepat di tengah-tengah alat penekan Compression Machine
.
Universitas Sumatera Utara
4. Mesin tekan dijalankan dengan penambahan beban secara konstan melalui tuas
pompa.
5. Lakukan pembebanan sampai jarum penunjuk skala beban tidak naik lagi dan
catatlah angka yang ditunjukkan jarum penunjuk.
Gambar 3. 23 Benda Uji Setelah Diberi Beban
Dial Penunjuk Skala Beban
Compression Machine
Benda Uji Silinder
Hydraulic Jack
Gambar 3. 22 Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder
Universitas Sumatera Utara
Dari data hasil pemeriksaan kekuatan tekan, benda uji harus memenuhi: SD =
�
∑��−���
2
�−1
Kekuatan tekan karakterisitik beton dengan 5 kemungkinan terjadi adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat, ditentukan dengan rumus:
F’c = Xrt – 1,64 SD dimana : SD = Standard Deviasi
Xi = Kekuatan tekan beton dari masing-masing benda uji Xrt = Kekuatan tekan beton rata-rata
F’c = Kekuatan tekan karakteristik beton
3.4.5.2 Pengujian Kuat Tarik Belah Benda Uji Silinder
1. Benda Uji dikeluarkan dari bak perendam dan diletakkan di tempat kering kemudian didiamkan selama 1 hari agar benda uji telah benar-benar kering saat
diuji. 2. Timbang berat benda uji
3. Benda uji diletakkan secara sentries atau tepat di tengah-tengah alat penekan Compression Machine
yang telah dipasang alat splitting test sebelumnya.
4. Mesin tekan dijalankan dengan penambahan beban secara konstan melalui tuas
pompa.
5. Lakukan pembebanan sampai benda uji terbelah dimana jarum penunjuk skala
beban tidak naik lagi dan catatlah angka yang ditunjukkan jarum penunjuk.
Gambar 3. 24 Alat Splitting Test
Universitas Sumatera Utara
3.4.5.3 Pengujian Kuat Lentur Balok
Pengujian kuat lentur balok beton bertulang dilakukan dengan menggunakan Jack Hydraulic
berkapasitas 25 ton. Pada penelitian ini, akan dilakukan tiga pengujian terhadap balok beton bertulang normal tanpa fiber maupun terhadap balok beton
bertulang serat bendratkawat, yaitu: 1. Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan pengujian lendutan balok beton bertulang:
a. Balok beton diletakkan di atas perletakan yang telah disediakan. b. Benda uji balok akan diberi beban terpusat yang merupakan titik pembebanan
dengan membagi balok dengan jarak masing-masing 100 cm. c. Untuk mengukur lendutan yang terjadi pada balok, pasang 3 buah dial indikator
dimana dengan jarak masing-masing 75 cm . Dial ini dipasang tepat menyentuh dasar balok beton bertulang, dan sebelum dibebani Dial Indikator harus berada
pada posisi angka nol. d. Dial ini dipasang tepat menyentuh dasar balok beton bertulang, dan sebelum
dibebani Dial Indikator harus berada pada posisi angka nol. e. Setelah semua perangkat alat pengujian disiapkan, kemudian dilakukan
pembebanan secara berangsur dengan kenaikan setiap 500 kg pada pembacaan Manometer Jack
. f. Setiap tahapan pembebanan, dilakukan pembacaan lendutan serta mengamati
deformasi yang terjadi pada balok.
Gambar 3. 25 Benda Uji Silinder Setelah Uji Tarik Belah
Universitas Sumatera Utara
g. Selama pembebanan berlangsung, diperhatikan dan dicatat saat mulai terjadinya retak pertama retak yang dapat dilihat dengan mata dan pola retakan beton.
h. Pembacaan dilakukan hingga balok mencapai keruntuhan. 2. Pengujian Regangan Balok Beton Bertulang
Pengujian regangan dilakukan bersamaan pengujian lendutan balok beton bertulang. Untuk mengukur regangan yang terjadi pada balok beton bertulang
digunakan seperangkat alat Strain Meter. Dan pada pelaksanaannya, pengukuran regangan dilakukan pada 3 tempat dengan membaca regangan dari 3 pasang pointer
cincin yang telah ditentukan sebelumnya dengan bantuan peralatan Strain Meter. Pen pengukuran regangan balok diletakkan serah dengan sumbu balok dimana
regangan akan diukur. 3. Pengukuran Pola Retak Balok Beton Bertulang
Pengukuran panjang retak balok beton bertulang menggunakan pendekatan melalui benang. Retak yang ditinjau adalah retak yang kasat mata yang dapat dilihat
langsung oleh mata. Dalam pelaksanaannya, untuk membantu pengukuran maka salah satu sisi balok dibagi menjadi 300 segmen dengan dimensi 5 cm x 5 cm.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. 26 Positioning Cincin Dial Regangan dan Dial Lendutan pada Balok
Gambar 3. 27 Positioning Tiga Pasang Cincin Regangan Pointer
25
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. 28 Pembagian Segmen Pengamatan Posisi Retak
25
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. 29 Manometer Jack dan Tiga Dial Pembaca Lendutan
Gambar 3. 30 Strain Meter
Gambar 3. 31 Perletakan Benda Uji
Universitas Sumatera Utara
3.5 Bagan Alir Percobaan Flowchart