Defenisi Operasional Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional .1 Defenisi Konsep

e. Kekerasan Seksual adalah istilah yang menunjukkan pada perilaku seksual deviatif atau hubungan seksual yang menyimpang, merugikan pihak korban dan merusak kedamaian di tengah masyarakat.

2.9.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional ditunjukkan dalam upaya tansformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diopservasi. Melihat transformasi yang berlaku, maka defenisi operasional disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep itu sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasional konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka Siagian, 2011: 141. A. Variabel Bebas Independent Variabel Secara sederhana variabel bebas independent variabel dapat didefinisikan sebagai variabel atau kelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut lain. Ada kalanya variabel bebas itu disebut dengan variabel pengaruh. Biasanya untuk variabel bebas diberikan simbol “x”, sehingga sering disebut variabel x Siagian, 2011: 89. Variabel bebas x dalam penelitian ini yaitu kondisi sosial ekonomi keluarga. Indikatornya sebagai berikut: 1. Pendapatan Didefinisikan sebagai upah, gaji, keuntungan, sewa, dan setiap aliran pendapatan yang diterima. Universitas Sumatera Utara 2. Pendidikan Tingkat pendidikan sesuai dengan status sosial ekonomi karena merupakan fenomena “cross cutting” untuk semua individu. Pencapaian pendidikan individu dianggap sebagai cadangan untuk individu atas semua prestasi dalam hidup, yang tercermin melalui nilai-nilai atau derajatnya 3. Pekerjaan Pekerjaan yang bergengsi sebagai salah satu komponen status sosial ekonomi, terdiri dari pendapatan dan pencapaian pendidikan. Status pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan suatu individu yaitu melalui, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, mengeskplorasi dan mempertahankan posisi yang lebih baik. 4. Perumahan Bangunan maupun hunian yang di jadikan tenpat tinggal dalam jangka waktu terten sebagai tempat beristirahat dan berkumpul keluarga 5. Kesehatan Kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap keluarga, misalnya kemampuan untuk membeli obat-obatan dan kemampuan untuk berobat kerumah sakit, puskesmas, maupun pengobatan tradisional. 6. Lingkungan Tempat tinggal yang tepat tentunya akan mendukung kesejahteraan masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut dan begitu juga sebaliknya. B. Variabel Terikat Dependent Variabel Variabel terikat dependent variabel secara sederhana dapat diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Melihat kedudukannya, maka variabel terikat sering juga disebut variabel terpengaruh. Biasanya untuk variabel terikat ini diberi notasi “y”, sehingga disebut sebagai variabel y Siagian, 2011: 90. Universitas Sumatera Utara Variabel bebas y dalam penelitian ini yaitu kekeraan seksual. Indikatornya sebagai berikut: 1. Perkosaan Pemerkosaan seringkali terjadi pada suatu saat dimana pelaku lebih dulu mengancam dengan memperlihatkan kekuatannya kepada anak. Jika anak diperiksa dengan segera setelah perkosaan, maka bukti fisik dapat ditemukan seperti air mata, darah, dan luka memar yang merupakan penemuan mengejutkan dari penemuan akut suatu penganiayaan. 2. Inces Didefenisikan sebagai hubungan seksual atau aktivitas seksual antara individu yang mempunyai hubungan dekat, yang mana perkawinan di antara mereka dilarang oleh hukum maupun kultur. 3. Eksploitasi Eksploitasi seksual meliputi prostitusi dan ponografi, dan hal ini cukup unik karena sering meliputi suatu kelompok secara berpartisipasi. 4. Pencabulan Pencabulan adalah semua perilaku atau aktivitas seksual yang ditujukan pada anak- anak, termasuk didalamnya: meraba-raba, oral sex, intercourse, exhibitionisme, mengambil atau menyimpan gambar porno anak-anak, menunjukkan memperlihatkan materi porno secara vulgar kepada anak-anak atau melakukan hubungan sexual dihadapan anak-anak. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian eksplanatif, yaitu penelitian yang secara khusus dilakukan dengan tujuan menguji atau membuktikan hipotesis. Dalam rancangan penelitian eksplanatif seorang peneliti telah merumuskan hipotesis yang didasarkan atas informasi yang cukup, baik teori keilmuan maupun hasil penelitian-penelitian sebelumnya Siagian, 2011: 53.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pusaka Indonesia Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Kenanga Sari No 20 Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang. Yayasan Pusaka Indonesia terletak sekitar ±200 meter jaraknya dari pasar besar Setia Budi dan jika dilihat secara teliti banyak juga terdapat bangunan yang permanen, dimana bangunan itu ada yang digunakan sebagai tempat membuka usaha dan ada juga sebgai tempat tinggal. Penduduk disekitar lokasi penelitian memiliki beranekaragam pekerjaan yaitu ada yang berprofesi sebagai pedagang keliling, tukang becak dan sebagainya. Kehidupan penduduk di sekitar Yayasan Pusaka Indonesia memiliki keaneka ragaman budaya maupun mata pencaharian dan permasalahan sosial yang bermacam-macam pula. Mayoritas penduduk bersuku batak, jawa dan ada juga yang berasal dari Aceh. Selain itu, peneliti juga melakukan penelitian di daerah lingkungan sekitar anak korban kekerasan seksual. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan Yayasan Pusaka Indonesia adalah lembaga yang menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak anak serta lingkungan sosialnya dengan menganut prinsip kepentingan terbaik untuk anak. Selain itu, Yayasan Pusaka Universitas Sumatera Utara