Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

memburuk sehingga anak harus dilepaskan dari keluarganya sendiri foster care, tidak ada kemajuan dalam penganan kasus, lembaga kehabisan dana, keluarga menolak kerja sama, tidak ada pihak yang membawa kasus ini ke pengadilan Soetarso, Suharto, dalam Huraerah, 2012: 135.

2.7 Kerangka Pemikiran

Semakin meningkatnya tindak kekerasan yang terjadi pada anak maka anak membutuhkan adanya bantuan dari lembaga-lembaga sosial. Berdasarkan hal itu maka Yayasan Pusaka Indonesia dalam divisi anak dan perempuan menyelenggarakan suatu program yang erat kaitannya dengan tindak kekerasan seksual pada anak yaitu dengan melakukan upaya untuk melawan dan mencegah terjadinya tindak pidana kekerasan terhadap anak dan perempuan, termasuk praktek perdagangan. Yayasan Pusaka Indonesia juga memberikan perlindungan, peradilan kepada anak dan perempuan korban tindak kekerasan sehingga diharapkan kaum perempuan dapat memperoleh keadilan, rasa aman dan keselamatan dalam kehidupan sosialnya. Sebuah penelitian berskala besar dilakukan oleh Thomas Achenbach dan Craig Edelbrock ditemukan bahwa individu yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi rendah memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami masalah dibandingkan individu yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi menengah. Bahkan keadaan buruk yang terjadi di usia dewasa: pengangguran dan sejumlah perbuatan melanggar etika maupun melanggar hukum, merupakan keadaan-keadaa yang memiliki benang merah dengan kemiskinan yang dialami diusia anak. Salah satu praktik seks yang dinilai menyimpang adalah bentuk kekerasan seksual. Artinya praktik hubungan seksual yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan, bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai agama serta melanggar hukum yang berlaku. Kekerasan Universitas Sumatera Utara ditunjukkan untuk membuktikan bahwa pelakunya memililiki kekuatan, baik fisik maupun non fisik. Kekuatannya dapat dijadikan alat untuk melakukan usaha-usaha jahatnya itu. Kekerasan seksual terhadap anak perlu mendapatkan perhatian serius mengingat akibat dari kekerasan seksual terhadap anak akan menyebabkan anak mengalami trauma yang berkepanjangan. Trauma dapat membahayakan bagi perkembangan jiwa anak sehingga anak tidak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar. Tertuang dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dinyatakan bahwa Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. Akibat lebih jauh dari adanya trauma itu juga menyebabkan terhambatnya proses pembentukan bangsa yang sehat. Untuk itu penegakan hukum terhadap korban tindak pidana kekerasan seksual khususnya terhadap anak perlu untuk dikaji karena menyangkut tentang kesejahteraan anak dan itu merupakan hak setiap anak. Universitas Sumatera Utara Bagan 1 Bagan Alur Pikir

2.8 Hipotesis