Bentuk-Bentuk Kekerasan Seksual Kekerasan Seksual pada Anak .1 Pengertian Anak

jarang si pelaku yang berasal dari golongan berada mempergunakan alat perangsang yang kesemuanya ini diperoleh dengan uang yang tidak sedikit.

2.3.4 Bentuk-Bentuk Kekerasan Seksual

Menurut Resta dan Darmawan bahwa tindakan kekerasan seksual dapat dibagi atas tiga kategaori yaitu perkosaan, inces, dan eksploitas. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perkosaan Komnas Perempuan mendefiniskan perkosaan sebagai serangan yang diarahkan pada bagian seksual dan seksualitas seseorang dengan menggunakan organ seksual penis ke organ seksual vagina, ke anus atau mulut, atau dengan menggunakan bagian tubuh lainnya yang bukan organ seksual atau benda-benda lainnya. Serangan itu dilakukan dengan kekerasan, dengan ancaman kekerasan ataupun dengan pemaksaan sehingga mengakibatkan rasa takut akan kekerasan, di bawah paksaan, penahanan, tekanan psikologis atau penyalahgunaan kekuasaan atau dengan mengambil kesempatan dari lingkungan yang koersif, atau serangan atas seseorang yang tidak mampu memberikan persetujuan yang sesungguhnya. Pelaku tindakan perkosaan biasanya pria. Pemerkosaan seringkali terjadi pada suatu saat dimana pelaku lebih dulu mengancam dengan memperlihatkan kekuatannya kepada anak. Jika anak diperiksa dengan segera setelah perkosaan, maka bukti fisik dapat ditemukan seperti air mata, darah, dan luka memar yang merupakan penemuan mengejutkan dari penemuan akut suatu penganiayaan. Apabila terdapat kasus pemerkosaan dengan kekerasan pada anak, akan merupakan suatu resiko terbesar karena penganiayaan sering berdampak emosi tidak stabil. Khususnya untuk anak ini dilindungi dan tidak Universitas Sumatera Utara dikembalikan kepada situasi dimana terjadi tempat pemerkosaan, dan pemerkosa harus dijauhkan dari anak. 2. Inces Didefenisikan sebagai hubungan seksual atau aktivitas seksual antara individu yang mempunyai hubungan dekat, yang mana perkawinan di antara mereka dilarang oleh hukum maupun kultur. Incest biasanya terjadi dalam waktu yang lama dan sering menyangkut suatu proses terkondisi. 3. Eksploitasi Eksploitasi seksual meliputi prostitusi dan ponografi, dan hal ini cukup unik karena sering meliputi suatu kelompok secara berpartisipasi. Hal ini dapat terjadi sebagai sebuah keluarga atau di luar rumah bersama beberapa orang dewasa dan tidak berhubungan dengan anak-anak dan merupakan suatu lingkungan seksual. Pada beberapa kasus ini meliputi keluarga-keluarga, seluruh keluarga ibu, ayah dan anak- anak dapat terlibat dan anak-anak harus dilindungi dan dipindahkan dari situasi rumah. Hal ini merupakan situasi patologi dimana kedua orangtua sering terlibat kegiatan seksual dengan anak-anaknya dan mempergunakan anak-anak untuk prostitusi atau untuk pornografi. Eksploitasi anak-anak membutuhkan intervensi dan penanganan yang banyak secara psikiatri Huraerah, 2012: 71. Bentuk-bentuk kekerasan seksual menurut Kitap Undang-Undang Hukum Pidana KUHP yaitu: 1. Pasal 285 KUHP disebutkan tentang pemerkosaan: Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 2. Pada pasal 293 KUHP disebutkan tentang pencabulan: Universitas Sumatera Utara Barang siapa dengan hadiah atau perjanjian akan memberi uang atau barang, dengan salah memakai kekuasaannya yang timbul dari pergaulan atau dengan memberdayakan, dengan sengaja mengajak orang di bawah umur yang tidak bercacat kelakuannya, yang diketahui atau patut dapat disangkanya dibawah umur, mengerjakan perbuatan cabul dengan dia atau membiarkan perbuatan cabul itu dengan dia, di hukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun. Menurut Caeti 2009 pencabulan adalah semua perilaku atau aktivitas seksual yang ditujukan pada anak-anak, termasuk didalamnya: meraba-raba, oral sex, persetubuhan, exhibitionisme, mengambil atau menyimpan gambar porno anak-anak, menunjukkan memperlihatkan materi porno secara vulgar kepada anak-anak atau melakukan hubungan sexual dihadapan anak-anak. Pada umumnya di Indonesia kata “pencabulan” digunakan untuk kekerasan seksual dengan korban anak di bawah umur anak-anak yang belum dewasa. Jika berdasar pasal pada UU Perkawinan 1974, maka korbannya berumur kurang dari 16 tahun http:www.academia.Edu. Makalah_Perkosaan_ dan _ pencabulan.docx. Diakses pada tanggal 29 maret 2014 pukul 20.00.

2.3.5 Ciri-Ciri Umum Anak yang Mengalami Kekerasan Seksual