Pola Asuh Orang Tua Sosial Ekonomi Orang Tua

atau tidak wajar, kemungkinan besar bahwa interaksi sosial dengan masyarakat pada umumnya juga berlangsung tidak wajar. Peran umum kelompok keluarga sebagai kelompok sosial pertama, dimana tempat manusia berkembang sebagai makhluk sosial. Terdapat pula peran-peran tertentu dalam keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai mahluk sosial. Keluarga menjadi kelompok sosial utama tempat anak belajar menjadi manusia sosial. Rumahtangga menjadi tempat pertama dalam perkembangan segi-segi sosial anak. Dalam interaksi sosial dengan orangtuanya yang wajar, anak dapat memperoleh hasil yang memungkinkan menjadi anggota masyarakat yang berguna kelak. Sedangkan apabila hubungan dengan orangtuanya kurang baik, kemungkinan bahwa interaksi sosial pada umumnya berlangsung kurang baik pula Gerungan, 2004: 216.

2.2.5 Pola Asuh Orang Tua

Model perilaku keluarga secara langsung maupun tidak langsung akan dipelajari dan ditiru oleh anak. Anak akan mengikuti model perilaku orang tua di dalam keluarga seperti bersikap, bertutur kata, mengekspresikan harapan, serta mengungkapan perasaan dan emosinya. Model perilaku yang baik akan membawa dampak baik bagi perkembangan anak demikian juga sebaiknya. Keberhasilan pembentukan karakter pada anak ini salah satunya dipengaruhi oleh model orang tua dalam melaksanakan pola asuh. Pola asuh yang digunakan orangtua dalam menanamkan disiplin pada anaknya dikembangkan oleh Elizabeth B. Hurlock Hurlock, 1972 terbagi atas tiga macam yaitu: 1. Otoriter Setiap pelanggaran dikenakan hukuman. Tingkah laku anak dikekang secara kaku dan tidak bebas, ditetapkan oleh peraturan. Orangtua tidak mendorong untuk anak untuk mengambil keputusannya sendiri atas perbuatannya. Universitas Sumatera Utara 2. Demokratis Orangtua menggunakan diskusi, penjelasan, dan alasan yang membantu anak untuk mematuhi suatu aturan. Orangtua menekankan aspek pendidikan. Orangtua yang demokratis adalah menumbuhkan kontrol dalam diri anak. 3. Permisif Orangtua bersikap membiarkan atau mengizinkan setiap tingkah laku anak. Pola ini membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tatacara yang memberikan batasan dari tingkah lakunya. Bila terjadi hal berlebihan barulah orangtua bertindak. Pola ini pengawasan menjadi sangat longgar Ihromi, 2004: 51 .

2.2.6 Sosial Ekonomi Orang Tua

Kehidupan sosial-ekonomi yang mapan merupakan salah satu penunjang yang membentuk kebahagian hidup keluarga. Dengan ekonomi yang mapan, berarti semua kebutuhan keluarga dapat terpenuhi dengan baik, termasuk keperluan pendidikan, kesehatan, rekreasi dan anak-anak. Kehidupan ekonomi yang terbatas atau kurang menyebabkan orang tua tidak mampu memberikan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan makanan yang bergizi, kesehatan, pendidikan dan sarana penunjangnya dan bahkan perhatian kasih sayang pada anak. Hal ini dapat terjadi karena seluruh waktu dan perhatiannya cenderung tercurah untuk bekerja agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga. Tidak tersedianya kebutuhan ekonomi yang cukup, anak-anak tidak mampu menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ini berarti taraf keterampilannya juga rendah. Bahkan tidak menutup kemungkinan sebagian dari mereka ada yang tidak mampu menyelesaikan sekolahnya atau drop-out Dewi, 2012: 90. Universitas Sumatera Utara 2.3 Kekerasan Seksual pada Anak 2.3.1 Pengertian Anak