Analisa Organoleptik Aroma Tepung Biji Durian

Dari Tabel 4.12. dapat kita lihat analisa sidik ragam menunjukkan bahwa F hitung 2,09 F tabel F 0,05 = 5,14 dan F 0,01 = 10,9, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap warna tepung biji durian akibat variasi perendaman dalam air kapur.

4.2.2. Analisa Organoleptik Aroma Tepung Biji Durian

Hasil analisa tepung biji durian terhadap organoleptik aroma dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13. Hasil Analisa Organoletik Aroma Tepung Biji Durian Skala Perlakuan Hedonik Numerik M 5 M 10 M 15 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Sangat suka 4 2 8 3 12 2 8 Suka 3 16 48 12 36 13 39 Agak suka 2 20 40 23 46 18 36 Tidak suka 1 12 12 12 12 17 17 Total 50 108 50 106 50 100 Dari Tabel 4.13. didapati hasil keseluruhan analisa organoleptik aroma tepung biji durian yaitu untuk skor tepung biji durian dari perlakuan M 5 konsentrasi air kapur 5 dan M 10 konsentrasi air kapur 10 adalah suka dan skor untuk M 15 konsentrasi air kapur 15 adalah agak suka. Dilihat dari total skor ketiga perlakuan, untuk tepung biji durian dari perlakuan M 5 konsentrasi air kapur 5 memiliki total skor tertinggi yaitu 108, sedangkan total skor terendah adalah tepung biji durian dari perlakuan M 15 konsentrasi air kapur 15 yaitu 100. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma tepung biji durian dengan konsentrasi air kapur 5. Universitas Sumatera Utara Hasil analisa dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.7. Grafik Perbedaan Organoleptik Aroma Tepung Biji Durian dengan Variasi Perendaman dalam Air Kapur Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa nilai organoleptik aroma tepung biji durian yang dihasilkan dari variasi perendaman dalam air kapur menurun seiring pertambahan konsentrasi air kapur, dimana nilai organoleptik aroma paling tinggi adalah tepung biji durian dari perlakuan M 5 dan paling rendah adalah tepung biji durian dari perlakuan M 15 . Hasil analisa sidik ragam aroma tepung biji durian dengan variasi perendaman dalam air kapur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14. Analisis Sidik Ragam Organoleptik Aroma Tepung Biji Durian dengan Variasi Perendaman dalam Air Kapur Sumber Keragaman db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan Galat 2 147 0,69 108,00 0,35 0,73 0,48 3,06 4,75 Total 149 108,69 108 106 100 96 98 100 102 104 106 108 110 5 10 15 S k or N xP Organoleptik Aroma Konsentrasi Air Kapur Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.14. dapat kita lihat analisa sidik ragam menunjukkan bahwa F hitung 0,48 F tabel F 0,05 = 5,14 dan F 0,01 = 10,9, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap aroma tepung biji durian akibat variasi perendaman dalam air kapur. Secara umum, dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa variasi perendaman dalam air kapur pada pembuatan tepung biji durian tidak memberi pengaruh secara nyata terhadap kandungan gizi tepung biji durian yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15. Hasil Pemeriksaan Kandungan Gizi Akibat Variasi Perendaman dalam Air Kapur pada Pembuatan Tepung Biji Durian Kandungan Gizi Konsentrasi Air Kapur M 5 M 10 M 15

1. Kadar Air 8,67

6,33 10,33

2. Kadar Abu

8,70 5,84 10,39

3. Kadar Lemak

0,79 0,68 0,77

4. Kadar Protein 10,34

10,41 9,93

5. Kadar Karbohidrat 71,50

76,73 68,58 Keterangan: - M 5 = konsentrasi air kapur 5 - M 10 = konsentrasi air kapur 10 - M 15 = konsentrasi air kapur 15 Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa variasi perendaman dalam air kapur pada pembuatan tepung biji durian tidak memberi pengaruh secara nyata terhadap organoleptik tepung biji durian yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.16. Hasil Total Skor Organoleptik Akibat Variasi Perendaman dalam Air Kapur pada Pembuatan Tepung Biji Durian Organoleptik Konsentrasi Air Kapur M 5 M 10 M 15

1. Warna menarik 81

45 48

2. Aroma suka 48

36 39 Keterangan: - M 5 = konsentrasi air kapur 5 - M 10 = konsentrasi air kapur 10 - M 15 = konsentrasi air kapur 15 Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pembuatan Tepung Biji Durian