Hubungan DukunganPerhatian untuk Wanita dengan Status Gizi Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Status Gizi

NCHS tahun 2005, di Kecamatan Buhit ditemukan 61,7 balita yang memiliki tubuh normal dan di Kecamatan Harian, ditemukan 76,7 balita yang memiliki tubuh normal. Berdasarkan pengukuran berat badan terhadap balita dengan menggunakan indeks BBTB Berat Badan menurut Tinggi Badan yang disesuaikan dengan standar WHO- NCHS tahun 2005, di Kecamatan Buhit ditemukan 71,7 balita yang memiliki tubuh normal dan di Kecamatan Harian, ditemukan 53,3 balita yang memiliki tubuh normal.

5.4. Gambaran Status Kesehatan Balita BGM

Seluruh balita yang berada di bawah garis merah baik yang terdapat di Kecamatan Buhit maupun di Kecamatan Harian, memiliki status kesehatan yang baik. Tidak terdapat blita yang memiliki riwayat penyakit infeksi ataupun penyakit lainnya yang dapat mengganggu kesehatan balita yang mengakibatkan balita berada di bawah garis merah. Balita BGM baik yang berada di Kecamatan Buhit maupun di Kecamatan Harian dapat disebabkan oleh karena pola pemberian makanan yang tidak baik.

5.5. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi

5.5.1. Hubungan DukunganPerhatian untuk Wanita dengan Status Gizi

Pada tabel dapat kita lihat bahwa bahwa dari 100 orang responden yang dukunganperhatian untuk wanita berada pada kategori baik, terdapat 72,2 yang memiliki status gizi normal. Namun, masih ditemukan anak yang memiliki tubuh sangat kurus pada dukunganperhatian untuk wanita yang berada pada kategori baik, yaitu sebesar 11,1. Uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara dukunganperhatian untuk wanita dengan status gizi anak di Kecamatan Buhit. Universitas Sumatera Utara Di Kecamatan Harian ditemukan bahwa dari 100 orang responden yang dukunganperhatian untuk wanita berada pada kategori baik, terdapat 56,0 yang memiliki status gizi normal. Namun, masih ditemukan anak yang memiliki tubuh sangat kurus sebesar 8,0 meskipun dukunganperhatian untuk wanita berada pada kategori baik. Uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara dukunganperhatian untuk wanita dengan status gizi anak di Kecamatan Harian. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh karena faktor sosial ekonomi keluarga. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Perangin-angin 2006. Menurut Perangin-angin, perhatian untuk wanita seperti pemberian waktu istirahat yang tepat atau peningkatan asupan makanan selama hamil merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Wanita yang berstatus bekerja memiliki peran ganda dalam keluarga. Dengan peran ganda ini seorang wanita dituntut untuk dapat menyeimbangkan perannya sebagai seorang ibu ataupun peran-peran lain yang harus diembannya. Wanita perlu mengatur waktu mereka sehingga mereka dapat menemani anaknya pada saat dibutuhkan.

5.5.2. Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Status Gizi

Dari tabel dapat kita ketahui bahwa di baik di Kecamatan Buhit maupun di Kecamatan Harian, sebagian besar praktek pemberian makan berada pada kategori tidak baik. Di Kecamatan Buhit, ditemukan 65,6 yang memiliki status gizi normal dari ibu yang praktek pemberian makanannya berada pada kategori tidak baik. Sedangkan di Kecamatan Harian, terdapat 55,0 yang memiliki status gizi normal dari ibu yang praktek pemberian makanannya berada pada kategori tidak baik. Uji statistik Universitas Sumatera Utara menunjukkan tidak terdapat hubungan antara praktek pemberian makan dengan status gizi anak baik yang berada di Kecamatan Buhit maupun di Kecamatan Harian. Hal ini menunjukkan praktek pemberian makan tidak sepenuhnya dapat mempengaruhi status gizi anak. Ditemukannya anak dengan status gizi sangat kurang pada praktek pemberian makan yang baik kemungkinan disebabkan karena perawatan kesehatan anak. Namun, kita juga dapat melihat, walaupun praktek pemberian makan berada pada kategori tidak baik, anak dapat memiliki status gizi yang normal. Baik tidaknya status gizi anak dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan kesehatan anak tersebut. Meskipun praktek pemberian makan anak tidak baik, namun didukung dengan perawatan kesehatan yang baik, maka dapat menyebabkan status gizi yang baik pada anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Perangin-angin 2006, yang menyatakan bahwa anak yang mempunyai praktek pemberian makan yang baik lebih banyak yang berstatus gizi normal.

5.5.3. Hubungan Rangsangan Psikososial dengan Status Gizi

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 67 103

Pengaruh Perilaku Ibu Terhadap Kejadian Bawah Garis Merah (Bgm) Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

33 256 131

Gambaran Epidemiologi Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Propinsi Nanggoe Aceh Darussalam Tahun 2003

3 24 83

Pengaruh Sosial Budaya dan Ekonomi Keluarga terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

2 38 125

Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006

0 33 97

Karakteristik Dan Pola Asuh Keluarga Yang Memiliki Balita Dengan Berat Badan Bgm Di Wilayah Kerja Puskesmas Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara, Binjai Tahun 2014

0 31 95

GAMBARAN KONSELING GIZI PADA BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) BERDASARKAN PEDOMAN KONSELING GIZI DEPKES RI TAHUN 2008 (Studi Kasus di Pojok Gizi Puskesmas Sumbersari Jember)

0 3 22

GAMBARAN KONSELING GIZI PADA BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) BERDASARKAN PEDOMAN KONSELING GIZI DEPKES RI TAHUN 2008 (Studi Kasus di Pojok Gizi Puskesmas Sumbersari Jember)

18 145 133

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 3 23

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUHIT KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

0 1 16