Gambaran Status Sosial Ekonomi Keluarga

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa, baik di Kecamatan Buhit maupun di Kecamatan Harian, walaupun kebanyakan ibu bekerja sebagai petani, tetapi mereka masih mampu menerapkan pola asuh yang baik di dalam keluarganya. Hal ini dapat disebabkan karena ibu sering mendapat informasi kesehatan melalui penyuluhan di posyandu yang ada di sekitar lingkungan rumah mereka.

5.2. Gambaran Status Sosial Ekonomi Keluarga

Tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi pola asuh balita. Pendidikan yang lebih tinggi memberikan kemungkinan bagi peningkatan pengetahuan, informasi dan kesadaran akan kesehatan dan gizi. Apabila pendidikan ibu tinggi, ibu lebih cepat mengerti dan menyerap informasi kesehatan serta lebih cepat dan mudah dalam menerapkannya dalam kehidupan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar ibu di Kecamatan Buhit memiliki tingkat pendidikan tingkat menengah yaitu sebesar 43,3. Kebanyakan ibu tamatan dari SLTA. Hanya 10,0 ibu yang berada di tingkat dasar dan kebanyakan ibu hanya tamatan SD. Begitu juga di Kecamatan Harian, tingkat pendidikan sebagian besar ibu berada pada tingkat menengah yaitu sebesar 43,3 kebanyakan ibu tamatan SLTA. Hanya 20,0 ibu yang berada di tingkat dasar dan kebanyakan ibu hanya tamatan SD. Sebagian besar ibu, baik yang berada di Kecamatan Buhit maupun Kecamatan Harian bekerja. Di Kecamatan Buhit, kebanyakan ibu bekerja sebagai petani yaitu sebesar 53,3 dan sebagian kecil ibu bekerja sebagai pegawai negeri PNS sebesar 6,7. Sedangkan di Kecamatan Harian, sebagian besar ibu bekerja sebagai petani yaitu sebesar 83,3. Universitas Sumatera Utara Menurut Munarni 2007, jumlah anggota keluarga memiliki kaitan dengan distribusi makanan di dalam keluarga. Bila dihubungkan antara jumlah anggota keluarga dengan status gizi balita menunjukkan bahwa proporsi gizi sangat kurang ditemui pada keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga 4 orang. Hal ini disebabkan karena jumlah anggota keluarga yang akan diberikan makan banyak, namun pendapatan keluarga tidak bertambah. Berdasarkan jumlah anggota keluarga, baik di Kecamatan Buhit dan Kecamatan Harian, sebagian besar berjumlah 4 orang. Di Kecamatan Buhit, 65,0 memiliki jumlah anggota keluarga 4 orang dan terdapat keluarga yang memiliki anggota keluarga sebanyak 10 orang di dalam rumahnya. Sedangkan di Kecamatan Harian, 73,3 keluarga memiliki anggota keluarga 4 orang dan terdapat beberapa keluarga yang memiliki anggota keluarga sebanyak 12 orang dalam rumahnya.. Pendapatan keluarga memiliki kaitan dengan status gizi balita. Menurut Munarni 2007, hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi balita sering dikaitkan dengan kemampuan keluarga untuk menyediakan bahan makanan yang cukup dan memenuhi syarat gizi karena akan mempengaruhi konsumsi makanan sehari-hari. Berdasarkan besar penghasilan keluarga perbulan, sebagian besar berada di bawah Upah Minimum Regional UMR di bawah Rp 965.000,00. Di Kecamatan Buhit, 55,0 memiliki penghasilan di bawah UMR. Rata-rata penghasilan keluarga sebesar Rp 500.000,00 – Rp 600.000,00. Sedangkan di Kecamatan Harian, terdapat 63,3 yang memiliki penghasilan di bawah UMR. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu tamatan SLTA dan ibu bekerja sebagai petani. Ibu yang bekerja sebagai petani sering sekali tidak memiliki waktu untuk merawat dan mengasuh anaknya, sehingga anak sering dititipkan Universitas Sumatera Utara kepada tetangga atau kepada saudara terdekat. Hal ini mengakibatkan pola asuh anak tidak baik dan makanan anak tidak sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan. Sedangkan penghasilan yang dimiliki sebagian besar berada di bawah UMR. Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga yang berada di dalam rumah, penghasilan sebesar Rp 500.000,00 tidak cukup untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga, termasuk dalam membeli kebutuhan makanan keluarga. Hal ini dapat menyebabkan asupan gizi keluarga tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan gizi yang seharusnya.

5.3. Gambaran Status Gizi Balita Bawah Garis Merah BGM

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 67 103

Pengaruh Perilaku Ibu Terhadap Kejadian Bawah Garis Merah (Bgm) Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

33 256 131

Gambaran Epidemiologi Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Propinsi Nanggoe Aceh Darussalam Tahun 2003

3 24 83

Pengaruh Sosial Budaya dan Ekonomi Keluarga terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

2 38 125

Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006

0 33 97

Karakteristik Dan Pola Asuh Keluarga Yang Memiliki Balita Dengan Berat Badan Bgm Di Wilayah Kerja Puskesmas Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara, Binjai Tahun 2014

0 31 95

GAMBARAN KONSELING GIZI PADA BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) BERDASARKAN PEDOMAN KONSELING GIZI DEPKES RI TAHUN 2008 (Studi Kasus di Pojok Gizi Puskesmas Sumbersari Jember)

0 3 22

GAMBARAN KONSELING GIZI PADA BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) BERDASARKAN PEDOMAN KONSELING GIZI DEPKES RI TAHUN 2008 (Studi Kasus di Pojok Gizi Puskesmas Sumbersari Jember)

18 145 133

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 3 23

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUHIT KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

0 1 16