Pengertian Sertifikasi Sertifikasi Guru

Standards NBPTS pada 1987. 2 Di Indonesia, baru mengikuti jejak ini lebih dari satu dekade berikutnya. Sertifikasi pada dasarnya mengacu pada sebuah proses pemberian pengakuan terhadap suatu profesi tertentu sebagai bukti kelayakan yang bersangkutan untuk melakukan praktik profesinya. Bagi pendidik, maka sertifikasi merupakan pengakuan terhadap profesi pendidik sekaligus pemberian ijin untuk melaksanakan praktik mendidik. Menurut definisi National Commission on Educational Services NCES, 3 “certification is a procedure whereby the states evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach.” Dalam hal ini, sertifikasi diartikan sebagai prosedur untuk menentukan apakah seorang calon guru layak diberikan ijin dan kewenangan untuk mengajar. Secara yuridis, sertifikasi adalah “proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. 4 Sertifikat pendidik itu sendiri merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. 5 Sertifikasi pendidik hanya diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yakni memiliki kualifikasi pendidikan minimal dan mempunyai kompetensi yang diharapkan. Dengan demikian, sertifikasi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. 6 Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. 7 2 Iskandar, Standarisasi dan Sertifikasi Guru, h.1, 2008 3 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 h.34 4 Undang-Undang No.14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 11 5 Undang-Undang No.14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 12 6 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru Jakarta: Rajawali Pers, 2007 h.79 7 UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004 Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik. 8 Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Dengan kata lain sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 9 Guru profesional di samping mereka berkualifikasi akademik juga dituntut memiliki 4 kompetensi, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam UU 14 thaun 2005, pasal 5 disebut peran guru adalah agen pembelajaran, kemudian PP 19 Tahun,pasal 28 ayat 3 juga disebut agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi : a. Kompetensi Pedagogik b. Kompetensi Kepribadian c. Kompetensi Profesional d. Kompetensi Sosial 10 8 UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004 9 E. Mulyasa, Op.cit., h.8 10 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006,cet.1,h.15

2. Dasar Hukum

Landasan Hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. 5. FatwaPendapat Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.I.UM.01.02-253. 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam jabatan. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan. 8. Keputusan Mendiknas Nomor 057O2007 Tahun 2007 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. 9. Keputusan Mendiknas Nomor 122P2007 Tahun 2007 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melaui Jalur Pendidikan. 11 Ada dua sasaran yang menjadi tujuan dalam proses sertifikasi: Pertama, mereka para lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang menginginkan guru sebagai pilihan profesinnya. Kedua, para guru dalam jabatannya. 12 11 Trianto dan Titik T.T., Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi,Kompetensi dan Kesejahteraan, Jakarta: Prestasi Pustaka,2006,h.18 12 Ibid., h.20

3. Pelaksanaan dan Penyelengaraan Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru dilakukan secara berkesinambungan, untuk mengetahui perkembangan profesionalisme guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi dalam sertifikasi guru dapat digunakan, baik untuk kenaikan jabatan, penempatan maupun pemberian penghargaan bagi para guru. Sertifikasi dapat dilakukan Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah, bekerja sama dengan pusat pengujian dan lembaga-lembaga yang biasa melakukan pengujian dan pengetesan. Instrument yang digunakan biasanya alat test dan non test. 13 Dengan demikian, diharapkan dapat ditarik kesimpulan yang utuh dan tepat terhadap setiap guru yang mengikuti uji kompetensi dalam rangka sertifikasi guru, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, karena hanya dinilai dari salah satu segi. Pelaksanaan sertifikasi pendidik melibatkan berbagai pihak. Pihak-pihak yang terkait adalah : a. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, merupakan kepanjangan tangan pemerintah, bertugas menyiapkan perangkat kebijakan yang berkaitan dengan kuota sertifikasi guru dan proses pelaksanaan sertifikasi. b. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, bertugas menyiapkan perangkat kebijakan berkaitan dengan penetapan perguruan tinggi penyelenggaraan sertifikasi guru dan pelaksanaan pendidikan profesi, dan peningkatan penilaian sertifikasi guru. c. Dinas Menjaga lembaga penyelenggaran pendidikan dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku. d. Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi guru yang telah ditetapkan pemerintah sebagai penyelenggara sertifikasi guru bertugas melaksanakan proses penelitian guru secara objektik, transparan, dan akuntabel sesuai dengan 13 E. Mulyasa, Kurikulum berbasis kompetensi, Bandung: Remaja Rosyada Karya,2002, h.203