BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Matematika
Istilah pembelajaran merupakan padanan dari kata dalam bahasa inggris “Intruction” yang berarti proses membuat orang belajar
1
. Tujuannya ialah membantu orang belajar atau memanipulasi merekayasa lingkungan sehingga
memberi kemudahan bagi orang yang belajar.“Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.”
2
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan
tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
3
Hakikat belajar sebenarnya adalah proses pembelajaran, yaitu proses berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai
pengalaman yang dilaluinya. Proses belajar atau proses berubahnya tingkah laku tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh faktor-
faktor yang selalu mempengaruhi belajar siswa. Proses belajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa
dengan guru dan antara sesama siswa dalam proses pembelajaran. Pengertian
1
Jhon Echols dan Hasan Sadily, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia,1995
2
http:id.wikipedia.orgwikipembelajaran, diakses tanggal 9 Oktober 2009.
3
Nana Sudjana, Cara Belajar siswa aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Sinar Baru,1996 , cet ke-3, hal.5
interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima. Dalam interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah unsur yaitu : tujuan yang hendak dicapai,
siswa, guru, dan sumber belajar lainnya, bahan atau materi pelajaran, metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar.
Matematika adalah ilmu yang sangat dibutuhkan manusia dan kental dengan kehidupannya sejak awal kehidupan dunia ini. Sebagai ilustrasi beberapa
pertanyaan ini dapat menjadi perbandingan dan bahan renungan, seperti: Dapatkah kita membayangkan bagaimana dunia ini sekarang seandainya
matematika tidak ada? Dapatkah kita mendengarkan radio, melihat televisi, naik kereta api, mobil atau pesawat terbang, berkomunikasi lewat telepon atau
Handphone HP, dan lain sebagainya? Dapatkah kita membayangkan kacaunya dunia ini seandainya orang tidak bisa berhitung secara sederhana, tidak bisa
memahami ruang di mana dia tinggal, tidak bisa memahami harga suatu barang di suatu supermarket? Apa yang terjadi seandainya orang Malang mengatakan 7 + 5
= 12, sedangkan orang Surabaya berpendapat 7 + 5 = 75, atau kejadian-kejadian yang lain.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini. Pelaksanaan pembelajaran matematika juga dimulai dari yang sederhana
ke kompleks. Menurut Karso matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. Konsep-konsep matematika tersusun
secara hirarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks.
4
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol, maka konsep matematika harus
4
Syarifuddin, Pembelajaran Matematika Sekolah, http:syarifartikel.blogspot.com, Jumat 10 Juli 2009
dipahami lebih dulu sebelum memanipulasi simbol-simbol tersebut. Mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A. Seseorang perlu memahami konsep
A terlebih dahulu. Tanpa memahami konsep A tidak mungkin orang tersebut dapat memahami konsep B. ini berarti bahwa mempelajari matematika haruslah
bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada
apa yang diketahuinya. Karena itu untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari orang tersebut itu akan
mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika. Matematika sebagai disiplin ilmu memiliki beberapa predikat dalam
jajaran ilmu-ilmu yang lain. Dikalangan pelajar matematika mendapat predikat tambahan yaitu sebagai suatu mata pelajaran yang tidak disukai, seperti yang
dikatakan oleh Russefendi bahwa matematika bagi anak-anak merupakan pelajaran yang tidak disenangi.
5
Namun menurut Ery Soekresno dan Irwan Rinaldi, Setiap orang dapat menikmati matematika. Sebab, matematika adalah
ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Kalaupun menemui kesulitan banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Seperti, faktor psikologis yang ada dalam
benak bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.
6
Karena itu, dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya memilih dan mengunakan strategi, pendekatan, metode, tehnik dan model yang
banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial. Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah,
bahwa penerapan strategi yang dipilih dalam pembelajaran matematika haruslah bertumpu pada dua hal, yaitu: Optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran
dan optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa
7
. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa dari
Sekolah Dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
5
E.T. Russefendi, Pengajaran Matematika Modern, Bandung : Tarsito, 1988, h.134
6
Ery Soekresno dan Irawan Rinaldi, 8 Kiat Anak Mencintai Matematika, Bandung: Asy Syaamil, 2001, h.2
7
Erman Suherman, DKK, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Jurusan Pendidikan Matematika, UPI, Hal. 63
sistematis, kritis, dan kreatif, serta berkemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Namun demikian, walaupun
matematika memiliki peran yang sangat besar, matematika masih menjadi ”momok” bagi kebanyakan siswa. Nilai Ujian Akhir Sekolah tahun 2007 di
Kecamatan Wonosobo baru mencapai 7,00. Jika dibandingkan dengan standar ideal Kurikulum 2006 yang mengidealkan ketercapaian materi 75, maka nilai ini
masih jauh dari yang diharapkan.
8
Agar tujuan pembelajaran Matematika dapat tercapai maksimal, maka harus diupayakan agar semua siswa lebih mengerti dan memahami materi yang
diajarkan daripada harus mengejar target kurikulum tanpa dibarengi pemahaman materi. Dalam prakteknya, pembelajaran berorientasi pada siswa ini dapat
dilaksanakan dengan cara pendampingan siswa satu persatu atau per kelompok. Penjelasan materi dan contoh pengerjaan soal diberikan secara klasikal di depan
kelas. Kemudian ketika siswa mengerjakan latihan soal guru beserta asistennya keliling untuk memperhatikan siswa secara personal. Tugas guru adalah
membantu siswa agar dapat menyelesaikan tugasnya sampai benar. Siswa yang pandai akan mendapat perhatian yang kurang sementara siswa yang lemah akan
mendapat perhatian yang lebih intensif.
9
Penyampain bahan ajar perlu beragam, bahkan mungkin tidak harus terus menerus dilaksanakan dalam kelas. Disini, kreatifitas guru sangat penting untuk
mengembangkan model-model pembelajaran yang secara khusus cocok dengan kelas yang dibinanya termasuk segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran,
baik sarana maupun prasarana, dalam arti seorang guru jangan memaksa kehendaknya kepada siswanya.
Ada dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika yaitu: pembentukan sifat berfikir kritis dan kreatif. Untuk pembinaan
8
Andriana Sutinah, Makalah Pembelajaran Interaktif berbasis multimedia di Sekolah Dasar
, http:media.diknas.go.idmediadocument4271.pdf, 2006
9
Abdul Halim Fathani, Membuat Matematika Lebih Bergairah, 26 April 2008, http:p4tkmatematika.comweb - p4tkmatematika.com
hal tersebut, seorang guru perlu memperhatikan daya imajinasi dan rasa ingin tahu siswa. Dengan demikian, siswa mendapat kesempatan bertanya dan berpendapat,
sehingga diharapkan proses pembelajaran matematika lebih bermakna. Tujuan Pembelajaran matematika disekolah mengacu kepada fungsi
matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN diungkapkan dalam Garis-garis Besar
Program Pengajaran GBPP matematika, bahwa tujuan umum diberikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu :
Pertama, Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan didunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. Kedua, mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola
pokir matematika dalam kehidupan sehari-haridan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
10
2. Model Pembelajaran