Hasil belajar yang diugkapkan Sudjana bahwa pada hakekatnya “ hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencangkup aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
41
Aspek kognitif berkenaan dengan masalah pengetahuan dan kecakapan intelektual. Aspek afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai serta
apresiasi. Dan aspek psikomotor berkenaan dengan ketrampilan-ketrampilan terutama kelincahan tubuh dan koordinasinya. Proses pengajaran disekolah
diarahkan untuk mencapai tiga aspek tersebut. Namun lebih ditekankan pada aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi
pelajaran. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular menghubungkan, mengamati. Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar merupakan proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang sehingga mengakibatkan manusia selalu berubah. Dengan belajar
manusia mengalami perubahan –perubahan dan perkembangan dalam proses kedewasaan yang mungkin terjadi. Winarno menjelaskan bahwa hasil belajar
41
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990, hal.3
merupakan proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang sehingga mengakibatkan manusia selalu berubah.
42
Dengan belajar manusia mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan dalam proses kedewasaan yang mungkin
terjadi. Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku, dalam
pengertian luas mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
43
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Horward kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: keterampilan
dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Hasil belajar dalam kecakapan kognitif mempunyai hirarki, yaitu: informasi non verbal,
informasi fakta dan pengetahuan verbal, konsep dan prinsip, pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dipelajari dengan cara pengindraan terhadap
obyek-obyek dan peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dengan cara membaca.
Semua itu penting untuk memperoleh konsep-konsep dan konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting didalam
pemecahan masalah dan kreaktivitas.
44
Matematika timbul karena fikiran-fikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.
45
Kalimat tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan Suherman, bahwa matematika mengandung arti ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan nalar.
46
Hal ini bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktifitas
dalam dunia rasio penalaran sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi eksperimen disamping penalaran.
42
Joula Ekaningsih Paormin, Agar anak pintar matematika, Jakarta: Pusps Swara, 1998, hal.31
43
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, H.3
44
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam system Kredit semester, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, H. 131
45
E.T.Ruseffendi, Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer, Bandung : Tarsito, 1980, H.148
46
Erman Suherman dan Udin S.W., Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jakarta : UT, Depdikbud, H. 119
Oleh karena itu bahwa tercapainya hasil belajar matematika akan dipengaruhi oleh adanya transfer belajar. Transfer belajar dapat diamati melalui
struktur kognitif yang telah dimiliki siswa tentang konsep dan teorema yang telah dipelajari dan di ingat oleh siswa sebelumnya.
47
Jadi siswa dapat dikatakan telah belajar matematika, bila ia telah mampu memahami suatu konsep matematika dan kemudian ditransformasikan dalam
bentuk yang lebih luas, sehingga ia dapat mengembangkan cara berfikir untuk memecahkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang ada.
Menurut Romiszowski hasil belajar dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: pengetahuan dan ketrampilan.
48
Pengetahuan terdiri dari empat katagori yaitu fakta, prosedur, konsep dan prinsip. Ketrampilan terdiri dari empat katagori
juga yaitu: berfikir atau kognitif, bertindak atau motorik, bereaksi atau bersikap dan interaksi. Penilaian hasil belajar diperoleh melalui tes dan non tes.
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok
anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain
atau dengan nilai standar yang ditetapkan.
49
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur jika memenuhi syarat- syarat tertentu yaitu: validitas, reabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan
ekonomis.
50
selain itu tes juga dibedakan atas dua bentuk tes yaitu tes subjektif yang pada umumnya berbentuk esai atau uraian dan tes objektif seperti tes benar
salah true-false, tes pilihan ganda multiple choice test, menjodohkan matching test, dan tes isian completion test.
51
47
Ratna Willis Dahar, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1989, H.112
48
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi anak yang berkesulitan belajar, Jakarta: Debdikbud dan Rineka Cipta, 1998, hal.183
49
Wayan Nurkancana, Drs. P.P.N Sumartana, Evaluasi Pendidikan Usaha Nasional, Surabaya: 1986, cet. IV, hal.25
50
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Ed. Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007, cet.7, h.57-58
51
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Ed. Revisi, H. 162-175
6. Pecahan