Pembelajaran Konvensional Landasan Teori

penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. Melalui model pembelajaran kooperatif ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki siswa tetapi juga ketrampilan yang lain. Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. 2000:47-55, antara lain 26 : 1 Keterampilan-keterampilan Sosial 2 Keterampilan Berbagi 3 Keterampilan Berperan Serta 4 Keterampilan-keterampilan Komunikasi 5 Pembangunan Tim 6 Keterampilan-keterampilan Kelompok

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional bisa disebut dengan pembelajaran tradisional. Pengajaran tradisional adalah pengajaran yang umumnya dilakukan oleh guru- guru di sekolah-sekolah. Pendekatan pembelajaran konvensional atau konservatif saat ini adalah pendekatan pembelajaran yang paling banyak dikritik. Namun pendekatan pembelajaran ini pula yang paling disukai oleh para guru. Terbukti dari observasi yang lakukan di sekolah-sekolah di Jawa Tengah, hampir 80 guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Sebagaimana dikatakan oleh Philip R. Wallace tentang Pendekatan konservatif, pendekatan konvensional memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. 27 Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran secara klasikal dimana pada prosesnya lebih berpusat pada guru atau instruktur. 28 Pada proses pembelajaran ini keaktifan siswa tidak optimal. Dalam pelaksanaannya juga, pembelajaran ini menitikberatkan pada metode ceramah dan Tanya jawab. 26 nsant.student.fkip.uns.ac.idfiles...makalah-model-pembelajaran1.doc 27 Sunartombs, http:sunartombs.wordpress.com20090302pembelajaran-konvensional-banyak- dikritik-namun-paling-disukai 28 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, ….. hal. 255 Metode ceramah seperti yang kita ketahui cara pembelajarannya lebih besar kepada dominasi guru, sementara kedudukan siswa hanya penerima pelajaran secara pasif. Dalam hal ini guru seolah-olah bertugas memindahkan atau mentransfer pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa. Menurut Nasution metode ini banyak digunakan oleh guru dengan menyamaratakan semua murid dalam kemampuan, latar belakang kecepatan, dan cara belajar, dan juga mengharapkan hasil belajar yang sama dari semua anak. 29 Metode mengajar yang lebih banyak digunakan guru dalam pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori. Guru biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku teks atau LKS, dengan mengutamakan metode ceramah dan kadang-kadang tanya jawab. Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru, dengan patuh mempelajari urutan yang ditetapkan guru, dan kurang sekali mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat. Banyak kita temukan di lapangan bahwa selama ini pembelajaran matematika didominasi oleh guru melalui metode ceramah dan ekspositorinya. Andrias Harefa menyebutkan pembelajaran konvensional sebagai pendidikan ‘gaya bank’ dimana guru mengajar, murid belajar, guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa, guru berpikir, murid dipikirkan, guru mengatur, murid diatur, guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menuruti, guru bertindak, murid membayangkan bagaimana bertindak sesuai dengan tindakan gurunya, guru memilih apa yang akan diajarkan, murid menyesuaikan diri, guru adalah sumber belajar, murid adalah obyeknya. 30 Dengan detidak pernah ada dialog, yang ada hanya monolog, tidak ada kreativitas yang ada hanya hafalan, tidak ada orisinilitas yang ada hanyalah peniruan dan pembajakan. Dalam pembelajaran konvensional biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pelajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan metode ceramah. Pembelajaran ini cenderung membuat siswa pasif dalam belajar, karena komunikasi yang digunakan oleh guru 29 Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, H. 45 30 Andrian Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta: Kompas, 2000 h. 11-12 dalam interaksinya dengan siswa adalah satu arah. Siswa hanya mendengar, mencatat dan sekali-kali bertanya mengenai hal-hal apa yang disampaikan oleh guru. Beberapa karakteristik pola pembelajaran konvensional antara lain menyadarkan kepada hapalan, pimilihan informasi ditentukan oleh guru, cenderung terfokus pada satu bidang tertentu, memberikan sekumpulan informasi kepada siswa tanpa menindaklanjuti apakah siswa tersebut paham ataupun tidak. Seperti yang disampaikan Erman, kelemahan metode ini adalah : 1. Pelajaran berjalan membosankan, siswa-siswi menjadi pasif, karena tidak berkesempatan menemukan sendiri konsep yang diajarkan. Siswa aktif membuat catatan saja. 2. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan. 3. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ceramah lebih cepat terlupakan 4. Ceramah memyebabkan belajar siswa menjadi belajar menghapal rote learning yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian. 31 Ciri pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berorentasi kepada siswa dan disajikan melalui sumber belajar yang menantang, merangsang daya cipta untuk menemukan dan diselenggarakan dengan penuh kasih sayang. 32

5. Belajar dan Hasil Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SANGGUL MODERN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI UNNES

5 34 148

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang

1 16 87

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN MAKANAN DI SMK NEGERI 1 BERASTAGI.

0 3 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PENGELOLAAN ADONAN RAGI DI SMK PANCA BUDI 2 MEDAN.

0 2 26

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya Bagi Siswa Kelas Viia Smp Negeri 2 Gatak Tahun 2012/201

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya Bagi Siswa Kelas Viia Smp Negeri 2 Gatak Tahun 2012/201

0 1 14

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TUTOR SEBAYA DITINJAU EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TUTOR SEBAYA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI

0 0 16

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN TUTOR SEBAYA SISWA SMP N 1 Komparasi Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Kontekstual Dan Tutor Sebaya Siswa SMP N 1 Jaten Karanganyar Semester Genap Tahun

0 1 19

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN TUTOR SEBAYA SISWA SMP N 1 Komparasi Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Kontekstual Dan Tutor Sebaya Siswa SMP N 1 Jaten Karanganyar Semester Genap Tahun

0 1 15

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang.

0 0 2