strategi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Tabel 1
Hirarkis pendekatan, Strategi, Metode, Tehnik dan Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri
khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran : 1
Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik. 2
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3
Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
4 Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
19
3. Pembelajaran Tutor Sebaya
Sekolah memiliki banyak potensi yang dapat ditingkatkan efektifitasnya untuk menunjang keberhasilan suatu program pengajaran. Potensi yang ada
19
nsant.student.fkip.uns.ac.idfiles...makalah-model-pembelajaran1.doc
disekolah, yaitu semua sumber-sumber daya yang dapat mempengaruhi hasil dari proses belajar mengajar. Keberhasilan suatu program pengajaran tidak disebabkan
oleh satu macam sumber daya, tetapi disebabkan oleh perpaduan antara berbagai sumber-sumber daya yang saling mendukung menjadi suatu sistim yang integral.
Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Sumber belajar dapat orang lain yang bukan guru, melainkan teman dari kelas yang lebih tinggi,
teman sekelas, atau keluarganya di rumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor
sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi.
Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan
pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Caranya, Setiap hari alokasikan waktu khusus agar peserta didik dapat
saling membantu dalam belajar misalnya: matematika atau bahasa, baik satu-satu maupun dalam kelompok kecil.
Tutor Sebaya merupakan salah satu model pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan
kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik melalui kerja sama. Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang
mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.
20
Menurut Slavin 1997, pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan
heterogen. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu
dalam belajar Nur dan Wikandari, 2000:25. Eggen dan Kauchak 1993: 319 mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar
yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu.
21
20
zainurie.files.wordpress.com200711model-model-pembelajaran.ppt
21
nsant.student.fkip.uns.ac.idfiles...makalah-model-pembelajaran1.doc
Tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan
diperoleh atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “tutor sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan
yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya
lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Dikarenakan, peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan
mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Dede Supriyadi mengemukakan bahwa “Tutor sebaya adalah seorang atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, tutor tersebut diambil dari kelompok yang
prestasinya lebih tinggi.” Ischak dan Warji mengemukakan bahwa, “Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya”. Sedangkan menurut Conny Semiawan, dkk
mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah “ Siswa yang pandai dapat memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat
dilakukan kepada teman-teman sekelasnya diluar sekolah”.
22
Mengingat bahwa siswa adalah unsur pokok dalam pengajaran maka siswalah yang harus menerima dan mencapai berbagai informasi pengajaran yang
pada akhirnya dapat mengubah tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sebagai sumber pertimbangan didalam
pemilihan sumber pengajaran. Tutor sebaya dalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang
lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan.
Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya maupun minta bantuan.
22
Erman Suherman, DKK, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer …. hal. 276
Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutur sebaya merupakan kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 siswa pada setiap kelas di bawah
bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor sebaya. Tutur sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan
setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk
mempelajari materi ajar dengan baik. Model pembelajaran Tutor Sebaya akan menghidupkan suasana yang
kompetitif, sehingga setiap kelompok akan terus terpacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua
kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Ketua kelompok dipilih secara
demokratis oleh seluruh siswa. Misalnya, jika di suatu kelas terdapat 46 siswa, berarti ada 9 kelompok dengan catatan ada satu kelompok yang terdiri atas 6
siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa perlu mengajukan calon tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: 1 memiliki kemampuan akademis di
atas rata-rata siswa satu kelas; 2 mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa; 3 memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik; 4
memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama; 5 memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik; 6 bersikap
rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab; dan 7 suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.
Tutor memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1 memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari; 2
mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis; 3 menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar
yang belum dikuasai; 4 menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan
insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi; 5 melaporkan
perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.
23
Muntasir dalam bukunya “Pengajaran Terprogram” mengemukakan bahwa Tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar, cara mengajarnya telah
disiapkan secara khusus dan terperinci. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa yang kurang aktif menjadi aktf karena tidak malu lagi untuk
bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa dengan pergaulan antara para tutor dengan murid-
muridya mereka dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan khayalannya.
24
Peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing model tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator, mediator dan pembimbing terbatas. Artinya,
guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa. Sebagai mediator gurupun menjadi perantara dalam hubungan manusia. Untuk
keperluan itu guru harus trampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi.
25
Tutor sebaya merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Arends 1997: 111, pembelajaran yang menggunakan model kooperatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan
materi belajar, kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah, jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda-beda,
23
Sawali, Diskusi Kelompok Terbimbing Model Tutor Sebaya, http:sawali.info20071229diskusi-kelompok-terbimbing-model-tutor-sebaya, 29 Desember
2007
24
Smkswadayatmg weblog, Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Upaya Mengoptimalkan Pembelajaran Mata Pelajaran KKPI
, http:smkswadayatmg.wordpress.com20070927penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-
mengoptimalkan-pemebelajaran-mata-pelajaran-kkpi, 27 September 2007
25
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Edisi kedua, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, hal.11
penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. Melalui model pembelajaran kooperatif ini diharapkan tidak cuma
kemampuan akademik yang dimiliki siswa tetapi juga ketrampilan yang lain. Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. 2000:47-55, antara lain
26
:
1 Keterampilan-keterampilan Sosial
2 Keterampilan Berbagi
3 Keterampilan Berperan Serta
4 Keterampilan-keterampilan Komunikasi
5 Pembangunan Tim
6 Keterampilan-keterampilan Kelompok
4. Pembelajaran Konvensional