Koperasi Koperasi dan UKM

31 5 Kemandirian; 6 Pendidikan perkoperasian; 7 Kerjasama antar koperasi. c. Fungsi Koperasi 1 Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia 2 Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia 3 Untuk meningkatkan kesejahteraan warga Negara Indonesia 4 Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia dengan jalan pembinaan koperasi d. Peran dan Tugas Koperasi 1 Meningkatkan tarah hidup sederhana masyarakat Indonesia 2 Meningkatkan demokrasi Indonesia 3 Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada. 36 Sedangkan dalam BAB III, bagian pertama pasal 4 UURI No. 251992 diuraikan fungsi dan peran koperasi sebagai berikut : a Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 36 http:www.organisasi.org jurnal diakses pada tgl 15 maret 2011 32 b Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 37 e. Jenis dan Bentuk Koperasi Berdasarkan Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 27 Tahun 1999 Revisi 1998 mengenai Akuntansi Perkoperasian, koperasi digolongkan kedalam empat jenis berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi yaitu: 38 1 Koperasi Konsumen, Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian bersama. Kedudukan anggota sebagai pelanggan adalah pemilik barang atau jasa dari anggota 2 Koperasi Produksi, Perlu dibedakan pengertiannya antara koperasi produsen dengan koperasi produksi. Koperasi produsen akan berubah 37 Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto., “Perkoperasian Sejarah,Teori Praktek” Bogor : Ghalia Indonesia , 2004 Cet. 1, h. 43 38 Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 27 Tahun 1999 Revisi 1998 33 menjadi koperasi pemasaran dan atau koperasi pengadaan. Sedangkan koperasi produksi mempunyai pengertian sebagai koperasi dimana anggotanya berstatus sebagai pekerja koperasi. Tugas koperasi adalah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan bagi para anggotanya. Kedudukan anggotanya selain sebagai pemilik adalah sebagai pekerja pada koperasinya. 3 Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya. Dengan kata lain tugasnya menyelenggarakan pelayanan tabungan dan sekaligus memberikan kredit kepada anggotanya. Melalui pelayanan tabungan dan pinjaman dari koperasi, maka anggota mendapatkan pelayanan-pelayanan keuangan yang lebih baik dan lebih menguntungkan. Kedudukan anggota selain sebagai pemilik adalah sebagai nasabah. 4 Koperasi Pemasaran atau Koperasi Produsen, Koperasi Produsen adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan sendiri-sendiri tetapi kerjasama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan atau mengelola sarana produksi bersama. Dapat disimpulkan bahwa tugas koperasi produsen adalah memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggota agar usaha anggota dapat 34 berkembang menjadi lebih baik. Kedudukan anggota adalah sebagai pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

2. Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah UKM

Batasan mengenai skala usaha menurut BPS berdasarkan criteria jumlah tenaga kerja, yaitu : industri mikro 1 – 4 orang, industri kecil 5 – 19 orang, industri menengah 20 – 99 orang. 39 a. Usaha Kecil 1 Pengertian Usaha Kecil Usaha kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi criteria kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000,- satu milyar rupiah per tahun, serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah sampai dengan Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah. 40 2 Ciri-ciri Usaha Kecil a Jenis barang atau komoditi yang diusahakan sudah tetap tidak gampang berubah, 39 http:www.Republika.com November 2006 40 http:www.scribd.com jurnal di akses pada tgl 8 Maret 2011 35 b Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah- pindah, c Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat rencana usaha, d Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP, e Sumber daya manusia pengusaha memiliki pengalaman dalam berwirausaha, f Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal, g Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning. 3 Contoh Usaha Kecil a Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja, b Pedagang dipasar grosir agen dan pedagang pengumpul lainnya, c Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan, d Peternakan ayam, itik dan perikanan e Koperasi 36 b. Usaha Menengah 1 Pengertian Usaha Menengah Usaha menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 Tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi criteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak sebesar Rp 10.000.000.000,- sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah sd Rp 5.000.000.000,- lima milyar rupiah 2 Ciri-ciri Usaha Menengah a Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; b Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; c Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuan, telah ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; d Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; e Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;