Kebiasaan Merokok Faktor Karakteristik Individu Yang Memengaruhi Kapasitas Vital

Suhu tinggi juga dapat memperburuk sistem pernapasan. Menurut Healthcommunities 2013, menghirup udara panas dapat memperburuk gangguan pernapasan seperti PPOK dan meningkatkan peradangan saluran napas. Paparan panas dapat memicu respon pernapasan seperti terjadinya bronkospasme karena menghirup udara panas sehingga menyebabkan kesulitan bernapas dan sesak napas. Menghirup udara panas juga dapat memperburuk infeksi pernafasan, beberapa di antaranya dapat disebabkan oleh serbuk sari atau jamur. Para peneliti menunjukkan bahwa gangguan termoregulasi juga mungkin memainkan peran parsial dalam menanggapi respon panas pada pernapasan Ketika tubuh tidak dapat mendinginkan diri, hasilnya adalah hipertermia, yang mencakup berbagai penyakit panas seperti heat stress, heat exhaustion dan heat stroke. Hipertermia dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat dan meningkatkan aliran darah ke kulit. Akibatnya tubuh menuntut lebih banyak oksigen karena bekerja untuk tetap dingin yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas paru-paru. Hal ini dapat mengakibatkan pernapasan abnormal cepat atau dalam yang disebut hiperpnea Healthcommunities, 2013. Namun, apabila seseorang tinggal di daerah dengan suhu rata-rata tinggi respon termoregulasi orang tsb dapat menyesuaikan diri dengan cuaca panas. Hal ini disebabkan karena kemampuan tubuh untuk termogulasi membaik dengan paparan panas berulang, sedangkan orang-orang tidak terbiasa dengan suhu tinggi akan sulit beradaptasi sehingga dapat mengalami gangguan pernapasan Healthcommunities, 2013. 2. Kelembaban Udara Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air di dalam udara. Dalam klimatologi untuk menunjukkan kelembaban udara adalah kelembaban relatif. Kelembaban relatif adalah tekanan parsial dari uap air dalam udara dibagi dengan tekanan uap air pada suhu yang sama, dinyatakan sebagai persentase Young, 2002. Menurut Mukono 2003, kelembaban udara relatif rendah 60 di daerah tercemar SO 2 , akan mengurangi efek korosif dari bahan kimia tsb. Pada kelembaban relatif lebih atau sama dengan 80 di daerah tercemar SO 2 , akan terjadi peningkatan efek korosif SO 2 tsb. Udara yang lembab menyebabkan bahan pencemar berbentuk partikel dapat berikatan dengan air di udara sehingga membentuk partikel yang berukuran lebih besar. Partikel tersebut mudah mengendap. Kelembaban yang tinggi di lingkungan kerja secara tidak langsung dapat menghambat sirkulasi udara. Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20 dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran. Sedangkan kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan formaldehid dari material bangunan Suma’mur, 1996. Menurut Heatlhcare Inc. 2005, kelembaban tinggi merupakan penyebab meningkatnya keluhan sesak napas yang merupakan gejala terjadinya penurunan kapasitas vital paru. Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk fenomena ini. Pertama, karena kelembaban udara meningkat maka densitas atau massa jenis udara meningkat dan menggangu sirkulasi udara atau menyebabkan sedikitnya aliran yang terjadi di udara. Hal ini kemudian mengakibatkan peningkatan saluran dan kerja napas sehingga menimbulkan