Hubungan Kadar Debu PM

68 BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1. Pengukuran kondisi lingkungan kadar debu, suhu, dan kelembaban tidak dilakukan pada pagi hari. Hal ini terkait dengan jam kerja pada perusahaan yang tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan pengukuran di pagi hari. 2. Terjadinya hujan saat pengukuran kadar debu sehingga mempengaruhi kadar debu yang diukur. Hujan cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam udara sehingga dapat membersihkan atmosfer karena polutan mengendap lebih cepat. 3. Peneliti tidak meneliti kesesuaian jenis masker yang digunakan oleh pekerja saat berada dilingkungan kerja sehingga keefektifan penggunaan masker tidak dapat diteliti lebih lanjut.

6.2 Kapasitas Vital Paru

Paru-paru mempunyai fungsi untuk melakukan pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolisme dan hasil proses yang berupa karbon dioksida dapat dikeluarkan dari dalam tubuh Pearce, 2008. Kapasitas vital paru adalah total jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dengan kuat setelah inspirasi maksimum. Kapasitas vital paru didapatkan dari penambahan tidal volume TV, volume cadangan inspirasi VCI dan volume cadangan ekspirasi Tarwoto, 2009. Pengukuran KVP dapat memberikan informasi yang berguna mengenai kekuatan otot-otot pernapasan dan aspek fungsi paru lainnya. Besarnya penyimpangan atau penurunan nilai yang di dapat dari pemeriksaan dapat menentukan paru seseorang dalam keadaan normal atau tidak PDPI, 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 orang pekerja pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama terdapat 20,8 pekerja memiliki KVP tidak normal dan sebanyak 79,2 pekerja memiliki KVP normal. Standar yang digunakan untuk menentukan tidak normalnya KVP ditentukan dari adanya restriksi, obstruksi atau campuran restriksi dan obstruksi pada paru. Hal ini sejalan dengan penelitian Agustanti 2003 yang menunjukkan bahwa kapasitas fungsi paru normal 72,42 lebih banyak dibandingkan kapasitas fungsi paru tidak normal 27,59 pada pekerja industri peleburan timah hitam di lingkungan industri kecil di Bugangan Baru Semarang. Selain itu, hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Aryuni dan Russeng 2014 yang menjelaskan bahwa pekerja di bagian Cement Mill PT.Semen Bosowa Maros memiliki kapasitas paru normal yaitu 63,6 lebih besar dibandingkan pekerja dengan kapasitas paru tidak normal sebanyak 36,4. Hasil pengukuran yang didapatkan tidak bisa mendiagnosis penyakit yang berhubungan dengan paru, namun hasil tersebut dapat menjadi acuan untuk menjaga kesehatan terkait KVP. Hasil yang diperoleh dapat menjadi saran bagi pekerja untuk mulai menjaga kesehatan diri. Pada penelitian ini penurunan KVP dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor yang terkait dengan penurunan KVP antara lain