Ruang Lingkup Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2.1.1 Pengukuran Kapasitas Paru

Pengukuran kapasitas paru berguna untuk mengevaluasi kemampuan paru, menentukan adanya gangguan dan derajat gangguan fungsi paru Djojodibroto, 2009. Menurut National Heart Lung Blood Institute, tes yang dilakukan pada paru digunakan untuk mengukur: 1. Banyaknya udara yang dapat masuk ke dalam paru 2. Banyak dan cepatnya udara yang dapat dikeluarkan dari paru 3. Kondisi paru dalam mengirimkan oksigen ke dalam darah 4. Kekuatan otot-otot pernapasan Pengukuran kapasitas paru terdiri dari berbagai macam metode. Berikut adalah metode pengukuran yang sering digunakan untuk mengukur kapasitas paru: 1. Spirometri Spirometri merupakan tes fungsi paru yang umum digunakan serta berguna untuk mengetahui volume paru, kapasitas paru dan kecepatan aliran udara Giuliodori, 2004. Spirometri digunakan untuk menentukan fungsi paru, mendeteksi penyakit paru, mengevaluasi gangguan pernapasan, dan melakukan pengawasan terhadap penyakit paru terkait pekerjaan McCarthy, 2015. Cara pemakaian spirometri yaitu pasien diminta untuk melakukan inspirasi maksimal kemudian lakukan ekspirasi maksimal ke dalam pipa yang tersambung dengan spirometer. Pengukuran dilakukan berulang hingga beberapa kali sampai didapatkan hasil yang sesuai National Jewish Health, 2013. Dalam pengukuran kapasitas paru dengan menggunakan spirometri, fungsi respirasi yang diukur adalah: a. Kapasitas vital paksa KVP forced vital capcity, FCV yaitu jumlah total udara yang dapat dengan paksa diekspirasikan dari paru. b. Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik VEP 1 forced expiratory volume in 1 second, FEV 1 yaitu jumlah udara yang dapat dengan paksa diekspirasikan dalam satu detik Francis, 2011. Adapun klasifikasi penilaian kapasitas paru adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Klasifikasi Penilaian Kapasitas Paru Restriksi KVP atau KVPprediksi Obstruksi VEP 1 KVP atau VEP 1 VEP 1 prediksi Normal 80 75 Ringan 60-79 60-74 Sedang 30-59 30-59 Berat 30 30 Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.25MENXII2008. 2. Plethysmography paru Plethysmography paru adalah tes yang digunakan untuk mengukur banyaknya udara yang dapat disimpan dalam paru-paru. Plethysmography paru membantu penyedia pelayanan kesehatan untuk menilai pasien dengan penyakit paru yang sering dikaitkan dengan kapasitas total paru. Pengukuran plethymosgraphy didasarkan pada prinsip Hukum Boyle yang menggambarkan hubungan antara tekanan dan volume gas. Cara pemakaian plethysmography paru yaitu pasien dimasukkan ke dalam ruang kedap udara dengan posisi berdiri atau duduk. Klip akan dipasangkan ke hidung pasien agar udara tidak masuk ke dalam lubang hidung. Pasien diminta