Hubungan Penggunaan Masker dan KVP pada pekerja Pengolahan

kadar debu PM 1,0 dan PM 2,5 , suhu udara, kelembaban udara, masa kerja, lama paparan dan penggunaan masker dengan penjelasan dibawah ini. Hasil pengukuran kadar debu PM 2,5 , suhu udara dan kelembaban udara pada plant 1, 2 dan 3 hampir sama. Kadar debu PM 2,5 dan suhu udara memiliki nilai tertinggi pada plant 1 dan kelembaban udara tertinggi berada di plant 3. Diketahui juga faktor yang berisiko menurunkan KVP yaitu kadar debu PM 1,0 dengan hasil sebanyak 17 pekerja 70,8 terpapar debu dengan NAB yang tidak memenuhi syarat. Faktor lainnya adalah banyaknya pekerja yang memiliki paparan lebih dari 8 jam dan berdasarkan hasil observasi, masih adanya pekerja yang tidak menggunakan masker saat berada di lingkungna kerja. Berdasarkan hasil pengukuran, dapat diketahui bahwa plant 1 memiliki kadar debu paling tinggi dibandingkan plant lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena plant 1 memiliki suhu udara paling tinggi sebesar 36,3 o C dibandingkan suhu udara pada plant lainnya sehingga memepengaruhi kadar debu yang ada. Simaela 2000 menjelaskan bahwa semakin tinggi suhu udara, maka potensi debu untuk berada di udara semakin besar pula. Jenis debu yang ada di lokasi pengolahan batu split adalah SPM Suspended Partikulate Matter atau partikel debu yang melayang dan tetap berada di udara sehingga dengan tingginya suhu udara maka akan berbanding lurus dengan tinggi kadar debu di udara. Tidak adanya pohon di plant 1 juga menjadi penyebab tingginya kadar debu di plant tsb dibandingkan dengan plant 2 dan plant 3 karena masih terdapat pohon di sekitar plantnya. Konsentrasi debu dalam suatu lingkungan tergantung pada jumlah pohon. Semakin banyak pohon, maka semakin rendah konsentrasinya. Hal ini disebabkan karena debu terserap dan terjerap secara intensif oleh jumlah pohon yang banyak. Konsentrasi debu di bawah tajuk pohon lebih rendah daripada konsentrasi debu di luar tajuk pohon pada lingkungan yang jumlah pohonnya banyak. Sebaliknya konsentrasi debu tertinggi pada lingkungan dengan sedikit pohon terdapat di tempat pohon tersebut berada Nurjazuli, 2010. Kecepatan angin juga dapat menjadi penyebab tingginya kadar debu. Pada plant 1, kecepatan angin cukup kencang dibandingkan dua plant lainnya. Hal ini dapat menjadikan debu-debu yang bersifat SPM Suspended Partikulate Matter atau partikel debu melayang yang ada di lokasi pengolahan batu split akan tetap berada di udara dalam waktu yang relatif lama. Gambaran suhu udara pada plant selama proses pengolahan batu split cenderung memiliki suhu yang tinggi. Suhu tinggi dapat terjadi karena penelitian berada pada musim peralihan antara musim kemarau dan musim hujan sehingga suhu udara masih cenderung tinggi. Dari hasil pengukuran suhu udara, diketahui terdapat perbedaan suhu di tiap plant. Menurut Ahrens 2008 variasi suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat. Pada plant 2 dan plant 3 memiliki suhu udara yang lebih rendah dibandingkan plant 1. Hal ini dikarenakan lokasi pengolahan plant 1 lebih rendah dibandingkan dua plant lainnya sehingga memengaruhi suhu udara walaupun perbedaannya relatif kecil. Selain perbedaan ketinggian, pohon juga dapat memengaruhi suhu udara. Diketahui bahwa suhu udara plant 1 lebih tinggi dibandingkan plant lainnya. Tidak adanya pohon di sekitar plant 1 dapat menjadi penyebab tingginya suhu udara di plant tsb. Menurut NCSU, pohon dapat mengurangi suhu udara dengan menghalangi sinar matahari. Pendinginan lebih lanjut terjadi ketika air menguap dari permukaan daun dengan cara konversi air menjadi uap melalui proses kimia