Tabel 2.4 Jenis dan Gambar Masker
No. Jenis Masker
Gambar
1. Single-strap dust masks, tidak dapat digunakan
untuk melindung dari bahaya lingkungan. Namun, dapat digunakan untuk melindungi
dari serbuk sari atau allergen lainnya. Gambar 2.2
Single-strap dust masks Sumber:
www.osha.gov
2. Approved filtering facepieces masker debu,
dapat digunakan untuk debu, uap, asap pengelasan, dll.
Gambar 2.3 Masker debu
Sumber: www.osha.gov
3. Respirator setengah wajah, dapat digunakan
untuk perlindungan terhadap sebagian besar uap, gas asam, debu atau asap pengelasan.
Cartridge filter harus sesuai kontaminan dan diganti secara berkala.
Gambar 2.4 Respirator setangah wajah
Sumber: www.osha.gov
4. Respirator seluruh wajah, lebih protektif dari
respirator setengah wajah. Dapat digunakan untuk perlindungan terhadap sebagian besar
uap, gas asam, debu atau asap pengelasan. Pelindung wajah untuk melindungi wajah dan
mata dari iritasi dan kontaminan. Cartridge filter harus sesuai kontaminan dan diganti
secara berkala.
Gambar 2.5 Respirator seluruh wajah
Sumber: www.osha.gov
2.5.6 Kebiasaan Merokok
Merokok adalah salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi paru, salah satunya adalah kapasitas vital paru. Merokok dapat menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar dan kelenjar mukus bertambah banyak. Pada
saluran pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel penumpukan lendir. Pada jaringan paru terjadi peningkatan
jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran
napas, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru dan segala macam
perubahan klinisnya Depkes RI, 2003.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mengkidi 2006, menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakana antara kebiasaan merokok dengan
gangguan fungsi paru pada seluruh pekerja di PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Prasetyo 2010 yang
menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan penurunan kapasitas vital paru. Berdasarkan penelitian Bajentri AL, dkk
2003, membuktikan bahwa merokok dengan jangka waktu 2-5 tahun dengan rata-rata 10 batang per hari terdapat hasil yang signifikan terhadap penurunan
fungsi paru salah satunya adalah kapasitas vital paru dan cenderung menyebabkan penyempitan pada saluran udara.
2.5.7 Kebiasaan Olahraga
Adanya hubungan timbal balik antara kapasitas paru dan olahraga. Gangguan pada paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga sebaliknya
olahraga yang teratur dapat meningkatkan kapasitas paru Sahab, 1997. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga
menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum Prasetyo, 2010.
2.6 Kondisi Lingkungan Yang Memengaruhi Kapasitas Vital Paru
Variabel kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi pemajanan debu adalah sebagai berikut: