Akselerasi Faktor Yang Mempengaruhi Peforma Sistem Hybrid .1 Torsi

efesiensi di bawah macam – macam kondisi beban, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. 4.6 Faktor Yang Mempengaruhi Peforma Sistem Hybrid 4.6.1 Torsi Beberapa faktor yang sangat signifikan mempengaruhi peforma kendaraan hybrid, power konsumsi dan emisi, diantaranya adalah dynamic dari rangka chasis, efesiensi dari mesin elektrik serta putaran maksimum serta poin – poin yang membebani pada mesin pembakaran dalam internal combustion engine ICE dan ketentuan dari baterai, temperatur serta teknik pengendaraan atau pengoperasian. Model dari sistem hybrid ini menerangkan atau mensimulasikan longintudinal pergerakan kendaraan, kondisi jalan standard dengan tidak memberikan gaya horizontal dan vertikal yang dialami kendaraan. Analisis ini membahas rumus – rumus dari simulasi sistem hybrid yang mempengaruhinya saat beroperasional diantaranya disebabkan pembebanan – pembebanan komponen yang tidak terdapat pada mesin konvensional dan efek yang terjadi akibat penambahan komponen tersebut seperti yang berdampak pada chasis serta bagian lain yang menunjang peforma sistem hybrid, diantaranya adalah mesin elektrik, elektrik power, cylinder, serta perubahan – perubahan gigi atau gear shifting.

4.6.2 Akselerasi

Sistem hybrid di desain dengan prinsip dasar penggabungan dua jenis mesin diesel dan elektrik yang dipadukan sedemikian rupa, dalam artian bahwa mesin dapat menggerakkan roda secara langsung. Apa yang membuat mesin ini unik adalah bahwa mesin dapat secara efektif diputus dari transmisi dan mengoperasikannya dengan cara yang sama seperti sebuah rangkaian terpadu antara mesin dan generator, hasilnya mesin dapat beroperasi hampir mendekati efesiensi optimum secara perputaran mesin rendah atau lamban, maka mesin konvensional tidak akan terhubung, generator akan memutar roda sesuai dengan kebutuhan, begitu sebaliknya selama roda berputar pada kecepatan tinggi maka Universitas Sumatera Utara generator tidak akan terhubung, mesin akan memutar roda sesuai kebutuhan sehingga langkah – langkah yang tidak efesiensi akan terhindar. Konfigurasi dari sistem ini dapat dilihat pada gambar 4.2 dan 4.3 berikut : Gambar 4.3 Skematik diagram hybrid. Gambar 4.4 Sketsa teknik kerja sistem hybrid. Sumber : Toyota Motor Limited “Out Line of System and Product Features” FUEL TANK ICE TR Wheets EM GE B Universitas Sumatera Utara Untuk itu teknologi sistem hybrid memerlukan komponen dan penambahan alat yang memiliki kemampuan yang tinggi dan berkapasitas besar namun dengan desain kecil contohnya seperti baterai. Sepanjang 160 tahun terakhir kemampuan kapasitas dari sebuah baterai menjadi sebuah faktor yang rumit yang membatasi suksesnya kendaraan elektris dan kendaraan hybrid. Di era 1900 – 1910 ketika motor elektris dan motor bensin tengah bersaing untuk kendaraan domestik dan bisnis di pasaran otomotif, karena keterbatasan cakupan di atas akhirnya kedua jenis kendaraan ini mengalami kemunduran dan pasar di dominasi oleh mesin pembakaran dalam lain yang lebih efesien seperti diesel. Dalam jangka waktu yang cukup lama pengembangan baterai sebahagian besar memusat pada meningkatnya energi spesifik dalam rangka menyediakan suatu kapasitas yang cukup untuk sebuah kendaraan yang elektris. Dari hasil penelitian para ahli maka terciptalah beberapa jenis baterai yang digunakan untuk teknologi hybrid ini antara lain adalah :  Lead – Acid baterai Pb – PbO 2 Paling banyak dikenal, baterai ini berat tetapi murah, sangat efesien dan dapat meningkatkan peforma mesin.  Nickel – Cadmium baterai Ni – Cd Mempunyai daya tinggi dan meningkatkan peforma mesin yang sangat baik serta merupakan baterai yang digunakan pada motor – motor elektrik dipasaran Eropa.  Nickel Metal – Hybrid baterai Ni – MH Terdiri dari logam yang mampu menyimpan hydrogen untuk elektroda negatif sebagai ganti Cadmium Cd serta mempunyai peforma yang setara dengan NI – Cd.  Lithium – Ion baterai LI – Ion Paling terdepan dan paling unggul namun mahal. Komponen lainnya adalah motor elektrik dan generator yang keduanya merupakan mesin yang sangat efesien, pemanfaatan komponen ini untuk aplikasi permobilan merupakan sebuah kemajuan yang sangat Universitas Sumatera Utara besar dan diharapkan dapat meningkatkan pengefesienan, walau harus memperhitungkan ukuran, kapasitas serta biaya yang dibutuhkan guna penambahan ini. Pengembangan dari sebuah motor elektrik mengacu pada tingkat kecepatan mesin, dimana motor elektrik biasa digunakan pada mesin dengan daya tinggi seperti kereta api atau steel – rolling. Ini memungkinkan pengembangan teknologi hybrid untuk skala besar, dimana komponen elektrik menawarkan ketersediaan pengintegrasian lebih lanjut, ukuran lebih kecil dengan efesiensi lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MOBIL DIESEL

KONVENSIONAL DAN MOBIL DIESEL HYBRID

5.1 Spesifikasi Mobil Diesel Konvensional Peugeot 308

Tabel 5.1 Spesifikasi mobil Peugeot 308 Tipe Mesin 2.0 L HDi FAP DW10CTED4 Diesel Isi Silinder 1.997 cc Dimensi Panjang x Lebar x Tinggi 4.287 mm X 1.845 mm x 1.359 mm Daya Maksimum 110 PS4200 rpm Torsi Maksimum 340 Nm3000 rpm Bahan Bakar – Jenis Diesel Transmisi 6 Speed MT Bahan Bakar – Kapasitas Tangki 55 Sumber : PT Astra International – Peugeot Sales Operation PT Astra Peugeot.

5.1.1 Konsumsi bahan bakar pada Peugeot 308

PT Astra International – Peugeot Sales Operation PT Astra Peugeot bekerjasama dengan tabloid otomotif Auto Bild, melakukan kerjasama untuk menguji pemakaian bahan bakar mobil Peugeot 308 Maka dari pengujian yang dilakukan tersebut didapatkan hasil bahwa dari rata-rata pemakaian konsumsi BBM-nya, Peugeot 308 per liternya bisa mencapai 14 Km dengan kecepatan rata- Universitas Sumatera Utara