Klasifikasi EGR VGT Vortable Geometri Turbocharger

cerium atau besi and continous regeneration trap CRT menggunakan bahan bakar solar bebas sulfur. zalenka et al 1998.

4.3.2 Klasifikasi EGR

1. Berdasarkan temperature a. EGR panas = udara buang diresirkulasi tanpa didinginkan, menyebabkan peningkatan suhu intake. b. EGR sangat dingin = udara buang didinginkan menggunakan heat exchanger, kondensasi air akan menyebabkan tetesan air yang akan berefek buruk dalam ruang silinder. c. EGR dingin sebagian = untuk menghindari kondensasi, temperature dijaga sesuai dengan yang diinginkan. 2. Berdasarkan konfigurasi a. Sistem Long Route LR = dalam system LR, tekanan akan turun sepanjang udara masuk dan tekanan akan tetap pada sisi exhaust. b. Sistem Short Route SR = system ini berbeda dengan system lain yang bermetode perbedaan tekanan postif sepanjang rangkaian EGR. Cara lain mengendalikan nilai EGR adalah dengan menggunakan Variable Nozzle Turbine VNT kebanyakan system VNT menggunakan masukan tunggal, Universitas Sumatera Utara dimana mengurangi efisiensi system oleh pemisahan denyut exhaust. EGR yang telah didinginkan haruslah dimasukkan secara efektif. 3. Berdasarkan tekanan a. Sistem tekanan rendah = lintasan EGR berlanjut dari hili turbin menuju bagian hulu kompresor. Hal ini ditemukan dalam menggunakan metode rute tekanan rendah dimana EGR akan naik dengan pengurangan nilai NOx. Akan tetapi berefek mempengaruhi ketahanan mesin, pembatasan peningkatan suhu outlet kompresor dan penyumbatan intercooler. b. Sistem tekanan tinggi = lintasan EGR berlanjut dari hulu ke hilir kompresor, walaupun EGR akan bekerja di beban berat, perbandingan udara akan meningkat dan konsumsi bbm menjadi boros.

4.3.3 VGT Vortable Geometri Turbocharger

VGT Vortable Geometri Turbocharger digunakan untuk meningkatkan power density putaran mesin dan merupakan solusi untuk menigkatkan peforma EGR Exhaust Gas Recirculation. EGR diaplikasikan dengan sebuah katup yang mengarahkan gas buang dari exhaust manifold ke dalam intake manifold ini meringankan beban silinder dan menurunkan suhu pembakaran dengan demikian menghalangi proses NO x dan dapat dilihat dari skema diagram VGTEGR mesin diesel berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Skematik diagram dari VGTEGR Sumber : Mehta et al, 1994. Karena aliran sepanjang klep EGR tergantung pada tekanan diseberang klep dan karena VGT dapat mempengaruhi turunnya tekanan ini, turbocharger juga dapat meningkatkan aliran EGR. Oleh karena itu penggabugan ini memerlukan proses nonlinear, proses pengontrolan ini haruslah dapat menjaga aliran EGR dan perbandingan udara ke bahan bakar ditingkatkan yang diinginkan sedemikian rupa sehingga kadar NO x dan kadar asap dapat diturunkan demi pengembangan kedepan. Teknologi hybrid saat ini merupakan teknologi yang masih mengalami tahap pengembangan selain karena mempertimbangkan beberapa aspek, diantararanya biaya produksi serta pangsa pasar terutama pasar otomotif Indonesia dan Negara berkembang lainnya.

4.4 Analisis Kondisi Mesin Terhadap Emisi Gas Buang