BAB IV AKIBAT HUKUM DARI HUBUNGAN
ANTARA KEPALA DAERAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DPRD
DALAM PEMBUATAN PERATURAN DAERAH
B. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Sebagai Lembaga Perwakilan
Rakyat di Daerah
Di daerah propinsi, daerah kabupaten maupun daerah kota dibentuk lembaga perwakilan yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Secara umum, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah DPRD ini menjalankan kekuasaan legislatif, maka oleh karena itu lembaga ini sering juga diebut sebagai lembaga legislatif di daerah,
walaupun disadari bahwa sesungguhnya fungsi legislatif di daerah ini sepenuhnya tidak berada di tangan DPRD, karena pihak eksekutif dalam hal ini gubernur untuk
daerah propinsi, bupati untuk daerah kabupaten dan walikota untuk daerah kota lebih sering mengajukan suatu Rancangan Peraturan Daerah untuk dibahas dan kemudian
dengan persetujuan bersama DPRD ditetapkan menjadi Peraturan Daerah oleh Kepala Daerah. Dengan demikian, menurut Jimly Asshiddiqie
260
Gubernur dan BupatiWalikota tetap merupakan pemegang kekuasaan eksekutif dan sekaligus
legislatif, meskipun pelakanaan fungsi legislatif itu harus dilakukan dengan persetujuan DPRD yang merupakan lembaga pengontrol terhadap kekuasaan
pemerintahan daerah.
261
260
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar……., Op.Cit., hlm. 31.
261
Ibid.
Otonomi daerah sangat erat kaitannya dengan demokrasi, sehingga perlu ada lembaga dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan demokrasi di daerah. Sejalan
dengan sistem demokrasi perwakilan yang dianut di Indonesia, maka menurut Bagir Manan
262
secara kelembagaan perlu ada lembaga perwakilan rakyat daerah yang dibentuk secara demokrasi.
Sebagai sebuah negara yang menganut sistem demokrasi, maka pemerintahan dikendalikan oleh rakyat banyak melalui kegiatan yang ditampung dalam sebuah
lembaga yang dinamakan lembaga perwakilan rakyat. Keberadaan lembaga perwakilan rakyat ini merupakan bagian dari proses demokratisasi, dimana rakyat
mewakilkan aspirasinya kepada wakilnya yang dipilih secara langsung dalam proses pemilihan umum.
263
Konsep perwakilan ini dapat hakekatnya mengacu pada pengertian demokrasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Abraham Lincoln, sebagaimana yang dikutip
oleh Joko Widodo yang diartikan sebagai goverment of the people, by the people, for
262
Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum UII, 2004, hlm. 59.
263
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, masih
terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa anggota DPRD didasarkan pada pemilihan dan pengangkatan, khusus untuk anggota DPRD yang berasal dari Fraksi ABRI. Namun, setelah dilakukan
amandemen terhadap UUD 1945 amandemen kedua yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000, ditetapkan bahwa Pemerintah daerah propinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum, sebagaimana dapat dilihat dalam Pasal 18 ayat 3 UUD 1945. Dan sebagai pelaksanaan dari ketentuan ini dapat
dilihat pengaturannya dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, ketentuan yang mengatur tentang adnaya anggota DPRD melalui pengangkatan dihapus, sehingga praktis yang ada adalah anggota DPRD hanya melalui pemilihan
umum yang dilakukan secara langsung. Untuk memilih anggota DPRD Propinsi diatur dalam Pasal 52 dan untuk memilih anggota DPRD KabupatenKota diatur dalam Pasal 68 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2003.
the people. Makna dari pengertian di atas adalah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik masyarakat, para penguasa yang
memperoleh mandat dari rakyat harus mempertanggungjawabkan segala tindakan dan kebijakannya kepada rakyat yang memerintah atas nama mereka.
264
Dalam pandangan Jimmly Asshiddiqie,
265
pengertian demokrasi yang lebih partisipatif bahkan disebut sebagai konsep kekuasaan dari, oleh, untuk dan bersama
rakyat. Hal ini berarti bahwa kekuasaan yang pada pokoknya diakui berasal dari rakyat, dan karena itu rakyatlah yang sebenarnya menentukan dan memberi arah serta
yang sesungguhnya menyelenggarakan kehidupan kenegaraan. Keempat ciri di atas, yaitu kekuasaan dari, oleh, untuk, dan bersama rakyat
inilah yang tercakup dalam pengertian kedualatan rakyat, yaitu bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat, diselenggarakan untuk rakyat dan oleh rakyat sendiri,
serta dengan terus membuka diri dengan melibatkan seluas mungkin peran serta rakyat dalam penyelenggaraan negara.
266
Di atas telah dikatakan bahwa negara Indonesia sebagai suatu organisasi pemerintahan yang sangat besar, yang tunduk pada falsafah dan mekanisme
organisasi, dengan konsekwensi logisnya adalah bahwa negara Indonesia haruslah dibagi dalam tingkatan-tingkatan.
264
Joko Widodo, Good Gonernance Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi, Surabaya: Cendekia, 2001, hlm. 101.
265
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar……., Op.Cit., hlm. 293.
266
Ibid., hlm. 294.
Pembagian negara dalam tingkatan-tingkatan ini telah dirumuskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 sejak awal berdirinya negara Indonesia, sebagaimana
yang dapat ditemukan dalam rumusan Pasal 18 UUD 1945 dan penjelasannya sebelum diamandemen, di mana dikatakan bahwa daerah Indonesia akan dibagi
dalam daerah propinsi, dan daerah propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.
267
Ketentuan ini apabila dihubungkan dengan ketentuan Pasal 18 Ayat 3 UUD 1945, dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, maka di daerah daerah propinsi,
kabupaten, dan kota memiliki lembaga pemerintahan daerah yang terdiri dari Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD, di mana masing-masing
lembaga tersebut menjalankan perannya sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan Indonesia sebagai suatu
kesatuan. Lebih dari itu, kedua lembaga ini merupakan satu kesatuan yang integrasi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan pemerintah daerah. Di atas dikatakan bahwa di daerah memiliki lembaga pemerintahan daerah
yang terdiri dari Kepala Daerah dan DPRD, Lembaga DPRD ini menunjukkan bahwa adanya partisipasi rakyat untuk turut bertanggungjawab di dalam pemerintahan
267
Pengaturan mengenai daerah Indonesia yang akan dibagi dalam daerah provinsi, dan daerah provinsi akan dibagi dalam daerah yang lebih kecil, yang semula hanya ditemukan dalam
Penjelasan UUD 1945, setelah amandemen maka ketentuan yang sama tidak diatur lagi dalam Penjelasan karena UUD 1945 setelah amandemen hanya terdiri dari Pembukaan dan Batang Tubuh
UUD 1945. Hal ini dapat ditemukan dalam ketentuan Pasal 18 Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi: “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibai
atas kabupaten, dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintah daerah, yang diatur dengan undang-undang”.
daerah.
268
Turut sertanya rakyat dalam pemerintahan daerah melalui wakil-wakilnya yang dipilih dalam pemilihan umum, adalah sejalan dengan asas demokrasi yang
dianut oleh negara Indonesia. Keanggotaan dari lembaga perwakilan daerah yang bersangkutan, baik daerah propinsi, kabupaten, maupun kota, yang menurut Wirjono
Prodjodikoro dikatakan sebagai penjelamaan dari autonomi otonomi dari daerah- daerah yang pada pokoknya terletak pada suatu Dewan Perwakilan Rakyat, yang
terdiri dari orang-orang yang berdiam di daerah yang bersangkutan.
269
Di dalam konstruksi pemerintah daerah, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 18 Ayat 3 UUD 1945, di mana dikatakan bahwa pemerintahan daerah
propinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Selanjutnya di dalam
Pasal 1 Angka 3 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Hal ini berarti bahwa Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah merupakan salah satu unsur konstitutif mengenai adanya pemerintahan daerah.
270
Dewasa ini, anggota DPRD pada umumnya mewakili rakyat melalui partai politik, dan melalu pemilihan umum rakyat memiliki sendiri wakil-wakilnya yang
268
B. N Marbun, DPRD dan Otonomi Daerah Setelah Amandemen….., Op.Cit., hlm. 55.
269
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Ilmu Negara.........., Op.Cit., hlm. 155.
270
Ateng Syafrudini, Hubungan Kepala Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Bandung: Penerbit Tersito, 1982, hlm. 18.
duduk dalam lembaga perwakilan yang sering disebut dengan istilah legislatif. Sedangkan legislatif ini sering pula diartikan sebagai suatu lembaga yang
menjalankan kedaulatan rakyat.
C. Fungsi Lembaga Perwakilan Rakyat