Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pkok Pemerintahan

Walaupun pengaturan mengnai pemerintahan daerah dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 dengan mengakomodir hampir semua peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai pemerintah daerah, 228 namun undang-undang ini tidak dapat dilaksanakan karena situasi politik dan keamanan dalam negeri yang tidak memungkinkan, dengan adanya peristiwa G30SPKI pada tanggal 30 September 1965.

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pkok Pemerintahan

Daerah Masih segar dalam ingatan kita, bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 ini baru diganti dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, dan apabila dihitung-hitung maka Undang-undang yang mengatur mengenai pemerintahan daerah yang paling lama masa berlakunya adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1976 ini. Menurut Undang-undang ini, yang dimaksud dengan pemerintah daerah adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Susunan semacam ini sudah dimulai sejak adanya Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 Tentang Pemerintah Daerah. Kedudukan DPRD pada dasarnya adalah sederajat dengan Kepala Daerah, walaupun dalam praktek nampak bahwa kedudukan Kepala Daerah sangat kuat, terutama dalam kapasitasnya sebagai penguasa tunggal yang tidak dapat dijatuhkan oleh DPRD, apalagi kondisi ini ditambah dengan sarana kontrol yang 228 Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah; Pasang Surut Hubungan Kewenangan..., Op.Cit., hlm. 174. tidak ada sama sekali kalau tidak mau dikatakan sangat lemah. Oleh karena itu, era ini dapat dikatakan sebagai executive heavy 229 dan strong exevutive. 230 Konstruksi yang demikian sesungguhnya mencerminkan bahwa Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1974 ini lebih mengutamakan kedudukan atau peran Kepala Daerah dibandingkan dengan kedudukan DPRD. 231 Masih sama seperti Undang- undang sebelumnya, khusus yang mengatur mengenai Kepala Daerah, maka dalam Undang-undang inipun masih mengatur mengenai dua fungsi dari Kepala Daerah, yaitu sebagai Kepala Daerah Tingkat I maupun Kepala Daerah Tingkat II, dan sebagai pimpinan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan umum yang menjadi tugas pemerintah pusat di daerah yang disebut kepala wilayah, dimana untuk propinsi disebut Gubernur dan untuk kabupaten disebut Bupati. 232 Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 ini diatur mengenai Kepala Daerah sebagai pemimpin eksekutif di daerah menjalankan hak, wewenang, dan kewajiban pemerintah daerah. Wewenang Kepala Daerah sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kepala Daerah menjalankan hak, wewenang, dan kewajiban pimpinan pemerintahan daerah Pasal 22 Ayat 3; 229 Syamsuddin Haris, Paradigma Baru Otonomi Daerah, Jakarta: Pusat Penelitian LIPI, 2001, hlm. 87-88. 230 Rusadi Kantaprawira, Pengaruh Pemilihan Umum Terhadap Perlaku Politik Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Dimensi Budaya Politik dan Budaya Hukum, Disertasi, Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung, 1992, hlm. 393. 231 Ibid., hlm. 182. 232 Philipus Mandiri Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002, hlm. 114-115. 2. Kepala Daerah berkewajiban memberikan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD Pasal 22 Ayat 3; 3. Kepala Daerah mewakili daeahnya di dalamluar pengadilan dan bila perlu dapat menunjuk kuasa untuk mewakilinya Pasal 23; 4. Kepala daerah hanya daerah tingkat I menentukan cara bagaimana hak, wewenang, dan kewajiban DPRD Tingkat II dijalankan apabila dewan itu melalaikan atau tidak dapat menjalankan fungsinya Pasal 35 Ayat 2; 5. Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD tanpa melalui pemilihan mengajukan calon sekretaris DPRD kepada pejabat yang berwenang Pasal 37 Ayat 3 dan Ayat 5; 6. Kepala Daerah hanya daerah tingkat II atas nama Menteri Dalam Negeri mengangkat sekretaris DPRD Tingkat II Pasal 37 Ayat 4; 7. Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD menetapkan peraturan daerah Pasal 38; 8. Kepala Daerah menandatangani peraturan daerah Pasal 44 Ayat 2; 9. Kepala Daerah dapat menetapkan keputusan Kepala Daerah untuk melaksanakan peratuan daerah atau urusan-urusan dalam rangka tugas pembantuan Pasal 45; 10. Kepala Daerah dapat mengajukan permintaan kepada menteri agar pegawai negeri dari sesuatu departemen diperbantukan atau dipekerjakan kepada daerah Pasal 51 Ayat 1; 11. Kepala Daerah membawahi semua pegawai daerah dan pegawai daerah yang diperbantukan atau dipekerjakan kepada daerah Pasal 53; 12. Kepala Daerah mengatur pembinaan kepegawaian terhadap pegawai daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 54 Ayat 1; 13. Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD dapat membuat keputusan untuk mengadakan hutang-piutang atau menanngung pinjaman bagi kepentingan dan atas beban daerah Pasal 61 Ayat 1; 14. Kepala Daerah menyelenggarakan pengurusan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah berdasarkan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Pasal 62 Ayat 1; 15. Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD dapat membuat keputusan tentang penjualan, penyerahan hak, pertanggungan, atau pegadaian barang milik daerah Pasal 63 Ayat 1; 16. Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD dapat membuat keputusan tentang : a. Penghapusan tagihan daerah sebagian atau seluruhnya; b. Persetujuan penyelesaian perkara perdata secara damai; c. Tindakan hukum lain mengenai barang milik atau hak daerah Pasal 63 Ayat 3. 17. Kepala Daerah hanya daerah tingkat I menyelesaikan perselisihan antar pemerintah daerah tingkat II yang terletak dalam daerah tingkat I yang sama Pasal 66 Ayat 2; 18. Kepala daerah hanya daerah tingkat I memberikan pengesahan terhadap peraturan daerah dan kepala daerah tingkat II mengenai pokok tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 69; 19. Kepala Daerah hanya daerah tingkat I melakukan penangguhan atau pembatalan terhadap peraturan daerah dan keputusan kepala daerah tingkat II yang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya Pasal 70; 20. Kepala Daerah hanya daerah tingkat I melakukan pengawasan umum atas jalannya pemerintah daerah dari daerah tingkat II Pasal 71 Ayat 3. Yang dimaksud dengan pengawasan umum adalah suatu jenis pengawasan yang dilakukan terhadap segala kegiatan pemerintah daerah untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan baik.

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah