Proses Pembentukan Peraturan Daerah

adany persetujuan dari DPRD, baik itu Sekretaris DPRD provinsi atas persetujuan DPRD provinsi maupun untuk Sekretaris DPRD kabupatenkota dengan persetujuan DPRD kabupatenkota. Pada prinsipnya, urgensi jenis hubungan antara DPRD dengan Kepala Daerah tersebut meliputi hal-hal yang berkaitan dengan urusan representatif, pembuatan peraturan daerah, anggaran, pengawasan dan pengangkatan Sekretaris DPRD. Inti dari sekian banyak jenis hubungan antara DPRD dengan Kepala Daerah sebagaimana yang dijelaskan di atas, sebenarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu hubungan partnership kemitraan, yang terdiri dari hubungan perundang-undangan termasuk hubungan administratif dan hubungan pengawasan itu sendiri.

E. Proses Pembentukan Peraturan Daerah

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 telah mengatur tentang proses pembentukan Perda. Adapun proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Persiapan Pembentukan Perda Ranperda dapat berasal dari DPRD maupun dari Gubernur atau BupatiWalikota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah, propinsi, kabupaten atau kota. Ranperda yang telah disiapkan oleh gubernur atau bupatiwalikota disampaikan dengan surat pengantar Gubernur atau BupatiWalikota kepada DPRD oleh Gubernur atau BupatiWalikota. Ranperda yang berasal dari inisiatif DPRD, dapat disampaikan oleh anggota, komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang legislasi. Selanjutnya Ranperda inisiatif DPRD ini disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Gubernur atau BupatiWalikota. Agar Ranperda diketahui oleh khalayak ramai dan masyarakat dapat memberikan masukan sehubungan dengan Pasal 139 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, bahwa masyarakat berhak memberikan masukan lisan maupun tulisan dalam rangka penyiapan atau pembahasan Ranperda, maka Ranperda yang berasal dari DPRD ini harus dari Kepala Daerah, penyebarluasannya dilakukan oleh Sekretaris Daerah. Tahap persiapan ini diatur dalam Pasal 26-30 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004. b. Pembahasan Ranperda Pembahasan Ranperda di DPRD dilakukan oleh DPRD bersama-sama dengan Gubernur atau BupatiWalikota. Pembahasan ini dilakukan melalui tingkat- tingkat pembicaraan. Tingkat-tingkat pembicaraan tersebut dilakukan dalam rapat komisipanitiaalat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang khusus menangani bidang legislasi dan rapat paripurna. Ketentuan mengenai pembahasan ini diatur dalam Pasal 40-41 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. c. Penetapan Ranperda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan GubernurBupatiWalikota disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Gubernur atau BupatiWalikota untuk ditetapkan menjadi Perda. Penyampaian tersebut dilakukan paling lambat 7 hari sejak tanggal persetujuan bersama. Penetapan dilakukan oleh Gubernur atau BupatiWalikota dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak Ranperda disetujui bersama. Apabila dalam waktu tersebut tidak ditandatangani, maka Ranperda tersebut sah menjadi Perda dan wajib diundangkan dalam lembaran daerah. Tahap ini diatur dalam Pasal 42-43 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. d. Pengundangan dan Penyebarluasan Perda yang telah ditetapkan, agar memiliki kekuatan hukum dan mengikat masyarakat harus diundangkan dalam Lembaran Daerah, yang dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah Pasal 49 ayat 1, 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. Dengan telah diundangkannya Perda tersebut, maka Perda tersebut mulai berlaku. Kemudian berdasarkan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 dan Pasal 147 ayat 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah wajib menyebarluaskan agar khalayak ramai mengetahui isi serta maksud yang terkandung dalam Perda tersebut.

F. Kedudukan Kepala Daerah dan DPRD Dalam Pembuatan Peraturan Daerah