sebagai alat pemerintah pusat
222
dan pemerintah daerah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal 14 Ayat 1. Selain itu, kepala daerah juga mempunyai
kekuasaan untuk menangguhkan atau menunda keputusan DPRD, apabila dipandang bertentangan dengan kepentingan umum atau peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 15 Ayat 1. Dari kedua ketentuan ini dapat diketahui bahwa kedudukan kepala daerah menurut Penetapan Presiden
Nomor 6 Tahun 1959 adalah sangat kuat, karena terlihat berada di atas DPRD.
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 Tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah
Walaupun Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 merupakan respon positif dan menyesuaikan dengan Pasal 18 UUD 1945 setelah Dekrit Presiden 5 Juli
1959, namun secara formal Pasal 18 UUD 1945 ini mengamanatkan bahwa pengaturan mengenai pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. Untuk itu,
maka pada tanggal 1 September 1965, diundangkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Nomor
83 Tahun 1965, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2778. Dalam konsiderannya, Undang-undang ini menyatakan mencabut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957
dan penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959.
222
Dalam kedudukannya sgalat pemerintah pusat, kepala daerah mempunyai tugas antara lain: a mengurus ketertiban dan keamanan umum di daerah; b menyelenggarakan koordinasi antar
jawatan-jawatan pemerintah pusat di daerah dan antar jawatan-jawatan tersebut dengan pemerintah daerah; c melakukan pengawasan atas jalannya pemerintahan daerah; d menjalankan lain-lain
pengawasan umum yang terletak dalam bidang pemerintah pusat. Lihat H.R Syaukani, Affan Gaffar dan M. Ryaas Rasyid, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Yogyakarta: Pusat Pengkajian
Etika Politik dan Pemerintahan, 2004, hlm. 105-106.
Tentang kepala daerah, diatur dalam Pasal 5 Ayat 1, di mana dikatakan bahwa pemerintah daerah terdiri atas Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari, Kepala Daerah dibantu oleh wakil Kepala Daerah dan Badan Pemerintahan Harian BPH. Susunan yang
demikian, memperlihatkan bahwa di dalam Undang-undang ini terdapat dua jabatan yang membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan pemerintahan sehari-hari, yaitu
Wakil Kepala Daerah dan Badan Pemerintah Harian.
223
Walaupun sama-sam sebagai pembantu kepala daerah, tetapi antara keduanya terdapat perbedaan yang prinsipil, yaitu bahwa Wakil Kepala Daerah secara otomatis
dapat melakukan kewenangan Kepala Daerah apabila Kepala Daerah tidak dapat melaksanakan kewenangannya, dan mengganti Kepala Daerah apabila Kepala Daerah
meninggal dunia atau diberhentikan, sedangkan BPH tidak dapat pnggantikan kepala daerah.
Sama seperti Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959, kedudukan Kepala Daerah adalah sebagai alat pemerintah pusat dan sebagai alat pemerintah daerah.
Berdasarkan kedudukannya ini, maka masing-masing mempunyai kewenangan sebagai berikut:
224
Sebagai alat pemerintah pusat, Kepala Daerah berwenang:
225
a. Memegang pimpinan kebijaksanaan politik nasional di daerahnya,
dengan mengindahkan wewenang-wewenang yang ada pada pejabat-
223
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah; Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara DPRD dan Kepala Daerah, Bandung: Alumni, 2004, hlm. 175.
224
Ibid., hlm. 177-178.
225
Sesuai dengan ketentuan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965.
pejabat yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku;
b. Menyelenggarakan koordinasi antara jabatan-jabatan sekarang
instansi vertikal pemerintah pusat di daerah dan antara jawatan- jawatan tersebut dengan pemerintah daerah;
c. Melakukan pengawasan atas jalannya pemerintah daerah;
d. Menjalankan tugas-tugas lain yang diserahkan kepadanya oleh
pemerintah pusat. Sedangkan sebagai alat pemerintah daerah, kepala daerah mempunyai
kewenangan sebagai berikut:
226
a. Memimpin pelaksanaan kekuasaan eksekutif pemerintah daerah, baik
di bidang urusan rumah tangga daerah maupun di bidang pembantuan;
b. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan;
c. Melaksanakan kewenangan pemerintah daerah atas petunjuk Menteri
Dalam Negeri jika DPRD bersangkutan melalaikan tugas kewenangannya;
d. Menjalankan tugas kewenangan DPRD daerah bersangkutan apabila
karena sesuatu hal DPRD tersebut berhalangan; e.
Meminta pertanggungjawaban pimpinan DPRD bersangkutan atas pelaksanaan tugasnya.
Walaupun dalam Pasal 5 Ayat 1 menyatakan bahwa pemerintah daerah terdiri atas Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, namun dalam
Pasal 8 menyatakan bahwa “Pimpinan DPRD mempertanggung jawabkan tugas- tugasnya kepada Kepala Daerah.” Hal ini berarti bahwa kedudukan Kepala Daerah
adalah di atas DPRD. Menurut Bagir Manan, prinsip seperti ini sebagai pemutarbalikan prinsip kedaulatan rakyat.
227
226
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah; Pasang Surut Hubungan Kewenangan..., Op.Cit., hlm. 179.
227
Bagir Manan, Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945, Karawang: PenerbitUNSIKA, 1993, hlm. 33.
Walaupun pengaturan mengnai pemerintahan daerah dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 dengan mengakomodir hampir semua peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pemerintah daerah,
228
namun undang-undang ini tidak dapat dilaksanakan karena situasi politik dan keamanan dalam negeri yang tidak
memungkinkan, dengan adanya peristiwa G30SPKI pada tanggal 30 September 1965.
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pkok Pemerintahan