HDL disini merupakan faktor endogen penting dalam memecahkan proses inflamasi ini.
HDL membawa serta enzim-enzim antioksidan yang dapat memecah lemak proinflamasi yang aktif dan teroksidasi. Enzim ini dikenal sebagai paroxonase dan
platelete activating factor PAF ,acetylhyrolase; enzim yang terutama berperan dalam metabolisme fosfolipid.
Fosfolipid multioxygenated merupakan bahan untuk paroxonase pada HDL.Jika konsentrasi paroxonase rendah atau kadar lipid paroxide tinggi, fragmen
fosfolipid teroksidasi menjadi bahan untuk mekanisme pertahanan kedua yaitu PAF- AH. Kerja substrat ini adalah menghidrolisis lipid-lipid aktif menjadi molekul yang
tidak menimbulkan respon inflamasi pada sel endotel. Jalur biokimiawi ini memungkinkan suatu mekanisme agar tubuh terbebas dari fosfolipid teroksidasi
yang toksik, yang tampaknya berperan dalam proses inflamasi yang menghasilkan plak aterosklerotik.
2.1.4.4. HIPERTENSI PADA SINDROMA METABOLIK
Hipertensi merupakan diantara berbagai penyulit akibat obesitas. Peranan peningkatan berat badan sebagai penyebab hipertensi telah dibuktikan pada penelitian
eksperimental maupun pada observasi klinik dan penelitian populasi. Pada penelitian United States Community Hypertension Evaluation Clinic yang memeriksa lebih dari
satu juta penduduk di Amerika serikat, didapatkan prevalensi hipertensi 50-300 lebih tinggi pada kelompok individu yang digolongkan obes dibandingkan kelompok non obes.
Hasil-hasil penelitian menyebutkan bahwa peningkatan 1 kg berat badan meningkatkan resiko hipertensi lebih besar pada obesitas sentral dibanding obesitas perifer.
13,33
Berbagai faktor dalam sindroma metabolik ikut berperan dalam terjadinya hipertensi. Obesitas dan berat badan lebih pada usia petengahan memiliki korelasi
19
Lita Septina Chaniago : Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik Penelitian Di BagianSMF Ilmu Penyakit Dalam..., 2007 USU e-Repository © 2008
dengan tekanan darah, dan mempunyai kaitan erat dengan prevalensi dan insiden hipertensi.The Olivetty Heart Study melaporkan bahwa lingkar pinggang merupakan
prediktor independen terkuat terhadap peningkatan tekanan darahp0,001 dan bersifat independen terhadap indeks massa tubuh maupun resistensi insulin. Peningkatan
aktivitas sistem saraf simpatik akibat hiperinsulinemi juga memegang peran penting dalam peningkatan resistensi perifer, sehingga mengalahkan efek vasodilator langsung
dari insulin. Mekanisme tersebut juga menempatkan hiperinsulinemi sebagai mata rantai antara hipetensi, obesitas dan gangguan toleransi glukosa. Hipertensi sendiri
merupakan resiko independen untuk penyakit jantung koroner maupun berbagai komplikasi target organ lain.
33
Patogenesis hipertensi pada obesitas bersifat kompleks dan melibatkan berbagai mekanisme. Dua mekanisme utama yang berperan pada terjadinya hipertensi pada
obesitas yaitu :
33
a.Resistensi natrium Pada obesitas terjadi gangguan pressure natriuresis dari ginjal. Pressure natriuresis
adalah fenomena dimana bila terjadi peningkatan tekanan darah di atas normal maka akan terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air dari ginjal yang tujuannya untuk
menurunkan tekanan darah. Pada obesitas, kurve pressure natriuresis ini bergeser ke kanan menjadi lebih tinggi. Dengan kata lain dibutuhkan tekanan darah yang lebih tinggi
baru terjadi pressure natriuresis. Gangguan ekskresi natrium dan air ini disebabkan oleh aktifasi sistim saraf simpatis dan sistim renin angiotensin aldosterone RAA,
peningkatan tekanan intrarenal serta adanya resistensi insulin. b. Peningkatan resistensi perifer
Insulin mempunyai efek vasodilatasi yang meregulasi resistensi vaskuler perifer. Insulin disamping memghambat influx kalsium juga menstimulasi transpor glukosa dan
fosforilasi glukosa menjadi glucose-6-phosphate yang selanjutnya mengaktifasi
20
Lita Septina Chaniago : Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik Penelitian Di BagianSMF Ilmu Penyakit Dalam..., 2007 USU e-Repository © 2008
transkripsi Ca
2+
ATPase dan meningkatkan eflux kalsium sel,yang pada akhirnya akan menurunkan resistensi perifer. Pada obesitas dimana terjadi resistensi insulin, sehingga
efek insulin ini tidak terjadi; dalam hai ini tidak menyebabkan penurunan resistensi perifer. Di lain pihak, pada obesitas terjadi aktifasi sistem saraf simpatis dan sistem RAA
yang menyebabkan vasokonstriksi. Sebagai hasil akhir dari resistensi insulin serta aktifasi sistem RAA ini adalah terjadinya peningkatan resistensi perifer.
Resistensi natrium dan peningkatan resistensi perifer ini disebabkan oleh interaksi berbagai faktor, sebagai berikut :
33
1 Peningkatan aktivitas saraf simpatis 2 Resistensi
insulin 3 Peningkatan tekanan intrarenal peningkatan kadar leptin
4 Peningkatan kadar asam lemak bebas 5 Aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron
6 Penurunan kadar
atrial natriuretic peptide 7 Obstructive
sleep apnea
8 Disfungsi endotel.
2.1.4.5. DERAJAT PRO TROMBOTIK DAN PRO INFLAMASI