transkripsi Ca
2+
ATPase dan meningkatkan eflux kalsium sel,yang pada akhirnya akan menurunkan resistensi perifer. Pada obesitas dimana terjadi resistensi insulin, sehingga
efek insulin ini tidak terjadi; dalam hai ini tidak menyebabkan penurunan resistensi perifer. Di lain pihak, pada obesitas terjadi aktifasi sistem saraf simpatis dan sistem RAA
yang menyebabkan vasokonstriksi. Sebagai hasil akhir dari resistensi insulin serta aktifasi sistem RAA ini adalah terjadinya peningkatan resistensi perifer.
Resistensi natrium dan peningkatan resistensi perifer ini disebabkan oleh interaksi berbagai faktor, sebagai berikut :
33
1 Peningkatan aktivitas saraf simpatis 2 Resistensi
insulin 3 Peningkatan tekanan intrarenal peningkatan kadar leptin
4 Peningkatan kadar asam lemak bebas 5 Aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron
6 Penurunan kadar
atrial natriuretic peptide 7 Obstructive
sleep apnea
8 Disfungsi endotel.
2.1.4.5. DERAJAT PRO TROMBOTIK DAN PRO INFLAMASI
Komponen penting dari sindroma metabolik adalah adanya disfungsi sistem trombosis dan fibronolisis. Seperti dapat dilihat pada tabel 3, pada penderita
hiperinsulinemi dapat terjadi peningkatan fibrinogen, PAI-1 dan mungkin berbagai faktor koagulasi lainnya. Demikian juga dengan petanda inflamasi seperti hs-CRP.
Pengukuran kedua faktor tersebut belum secara rutin dilakukan. Kadar hs-CRP pada penderita sindroma metabolik dengan jenis kelamin pria merupakan prediktor
independen pada penyakit jantung koroner maupun resiko diabetes. Peningkatan hs- CRP
≥ 3 mgl merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler. Ridler
21
Lita Septina Chaniago : Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik Penelitian Di BagianSMF Ilmu Penyakit Dalam..., 2007 USU e-Repository © 2008
juga melaporkan bahwa hs-CRP merupakan prediktor kuat,tidak hanya untuk infark miokard dan stroke, tetapi juga insiden diabetes melitus tipe 2. hs-CRP juga berkorelasi
kuat dengan jumlah gangguan metabolik dislipidemi, obesitas, hipertensi dan resistensi insulin.
13,25,26,
Ada empat penjelasan yang mungkin mendasari keterkaitan antara sindroma metabolik dan peningkatan inflamasi. Pertama, keterkaitan tersebut merupakan
cerminan adanya pencetus proses proinflamasi terhadap terjadinya resistensi insulin dan diabetes; kedua, peningkatan hs-CRP merupakan akibat dari proses
aterosklerosis;ketiga, penurunan sensitivitas insulin dapat meningkatkan ekspresi hs- CRP; keempat, sitokin yang dihasilkan oleh jaringan adiposa dapat menjadi pencetus
proses tersebut. Peningkatan PAI-1 berkaitan dengan sindroma metabolik, ateroklerosis dan
resiko aterotrombosis. Peningkatan ekspresi PAI-1 merupakan efek langsung dari insulin, dan pengobatan yang dapat mengatasi keadaan hiperinsulinemi terbukti dapat
menurunkan kadar PAI-1 dan memperbaiki penebalan intima dan dinding arteri karotis. Dengan asumsi bahwa pada individu dengan sindroma metabolik telah terjadi
peningkatan derajat pro trombotik maupun proinflamasi maka direkomendasikan untuk memberi aspirin begitu kriteria diagnosa telah terpenuhi.
13,25
2.2. PENYAKIT ARTERI PERIFER Penyakit Arteri Perifer PAP merupakan manifestasi utama dari aterosklerosis
sistemik pada daerah tungkai. Para dokter sering kali salah mendiagnosa peyakit ini sebagai kelainan muskoloskeletal atau neurologis. Pasien dengan PAP simptomatik
mempunyai gangguan fungsi yang sering sulit dalam melakukan aktivitas sehari-hari. PAP merupakan suatu petanda adanya kejadian kardiovaskuler miokard infark, stroke
dan kelainan vaskuler berhubungan dengan kematian.
5
22
Lita Septina Chaniago : Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik Penelitian Di BagianSMF Ilmu Penyakit Dalam..., 2007 USU e-Repository © 2008
2.2.1. DEFENISI
PAP adalah penyakit arteri obstruksi pada tungkai bawah dimana aliran arteri menurun selama beraktivitas, atau pada tahap lanjut juga dijumpai saat istirahat.
Adanya PAP bervariasi dan diawali dengan penyakit arteri yang asimptomatik yang dijumpai abnormal bila dideteksi dengan pemeriksaan noninvasif, yang simptomatik
didapati dengan adanya keluhan klasik atau klaudicatio intermitten atau critical limb ischemia CLI
5
.Klasik klaudikatio intermitten ditandai adanya exertional discomport pada saat beraktivitas pada daerah tungkai bawah dan hilang bila beristirahat. Adanya
manifestasi CLI ditandai timbulnya ischemic rest pain nocturnal foottoe discomport yang mengganggu tidur , luka yang tidak sembuh karena ulkus iskemik adanya nyeri,
kulit yang kering didaerah tulang distal yang menetap atau jempol kaki, atau gangren.
6
Lebih dari 50 pasien dengan PAP yang asimptomatik atau simtom yang atipikal, dan 10 pasien pada CLI. Pasien dengan CLI tanpa simptom sebelumnya,
contoh klasik pada pasien diabetes mellitus yang mendapat trauma minor pada daerah kaki sesudah menggunakan sepatu yang tidak nyaman dan kemudian mendapat
gangren, dimana sebelumnya tidak pernah ada keluhan klaudikasio.
5
2.2.2. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Arteri Perifer terjadi pada penduduk Amerika hampir mencapai 8-12 juta orang dan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Di Amerika Serikat terdapat
4,3 individu usia diatas 40 tahun dan 14,5 diatas 70 tahun yang mendapat PAP. Studi epidemiologi mendapatkan angka prevalensi berkisar 1,6-12 , sedangkan
beberapa studi lain menggunakan deteksi penyakit tersebut dengan tes noninvasif mendapatkan prevalensi sebesar 3,8 -33 .
5,34-36
Ankli Brachial Index ABI yaitu perbandingan tekanan darah sistolik arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior pada tungkai bawah dengan arteri brachialis
23
Lita Septina Chaniago : Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik Penelitian Di BagianSMF Ilmu Penyakit Dalam..., 2007 USU e-Repository © 2008