sehingga mencetus keadaan pro trombotik. Keadaan-keadaan ini tidak saja dapat merangsang aterogenesis, tetapi juga dapat menimbulkan kerentanan untuk mengalami
kejadian kardiovaskuler, seperti sindroma koroner akut. Laporan dari Pathological Determinats of Atherosclerosis in Youth PDAY yang berasal dari hasil otopsi pada
lebih kurang 3000 korban usia 15-34 tahun, yang meninggal karena berbagai sebab, memperlihatkan bahwa obesitas merupakan konstributor terhadap aterosklerosis
koroner pada usia dewasa muda. Telah disepakati bahwa lingkar pinggang berdasarkan jenis kelamin adalah parameter yang paling sensitif karena mencerminkan baik jaringan
adiposa abdominal, subkutan maupun visceral, dan ini merupakan index umum dari massa lemak sentral.
13-15,25
2.1.4.2. RESISTENSI INSULIN DAN KOMPLIKASI KARDIOVASKULER
Terminologi Resistensi Insulin sebagai suatu keadaan dimana kerja insulin di jaringan perifer kurang efisien dibanding keadaan normal, sehingga terjadi peningkatan
sekresi insulin untuk mempertahankan kadar glukosa plasma pada level normal. Para peneliti menyakini bahwa resistensi insulin merupakan proses patofisiologi yang
memegang peranan penting sebagai faktor resiko kardiovaskular pada sindroma metabolik. Resistensi insulin atau hiperinsulinemia merupakan prediktor aterosklerosis
dan kejadian kardiovaskular yang independen terhadap faktor resiko lainnya seperti kadar gula darah dan kadar lipid. Resistensi insulin bukanlah penyakit, namun
merupakan perubahan fisiologis yang dapat terjadinya resiko satu atau lebih kelainan, seperti tercantum pada tabel 3. Semakin berat derajat resistensi insulin, makin tinggi
kadar hiperinsulinemi akibat mekanisme kompensasi, sehingga semakin memungkinkan terjadi satu atau lebih kelainan tersebut. Telah diketahui bahwa insulin menyebabkan
terjadinya replikasi sel otot polos pada kultur sel maupun binatang percobaan. Dilaporkan bahwa kadar insulin setelah uji toleransi glukosa, secara signifikan lebih
12
Lita Septina Chaniago : Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik Penelitian Di BagianSMF Ilmu Penyakit Dalam..., 2007 USU e-Repository © 2008
tinggi pada kelompok penderita yang mengalami restenosis pasca angioplasti koroner dibandingkan mereka yang tidak mengalami restenosis.
13,14,25,26,28
Reseptor insulin terletak pada platelet dan memainkan peran penting pada fungsi platelet normal. Interaksi insulin dan platelet berbeda pada individu dengan obesitas dan
non obesitas. Pada individu sehat non obesitas, insulin menghambat deposisi platelet pada kolagen, dimana hal ini tidak terjadi pada individu dengan obesitas.
13
Komponen sindroma metabolik memiliki keterkaitan dengan perubahan yang terjadi pada ventrikel kiri, dan secara jangka panjang dapat memprediksi terjadinya
disfungsi ventrikel sebagai penyebab terjadinya gagal jantung. Pada penderita hipertensi, ketebalan dinding ventrikel kiri berhubungan dengan tingginya tekanan
darahr=0.4, p 0.004 dan secara independen berkaitan dengan sensitivitas insulin r=- 0.59,p 0,0001, memperlihatkan bahwa ada hubungan antara hipertropi ventrikel kiri
dengan disfungsi diastolik dengan resistensi insulin sindroma metabolik. Pengamatan yang dilakukan selama 20 tahun pada laki-laki kelompok usia pertengahan,
memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang berkaitan dengan resistensi insulin telah ditemukan sebelum terjadinya disfungsi diastolik, dan keadaan tersebut independen
terhadap hipertensi maupun penyakit jantung koroner.
13,28
Resistensi insulin, diabetes melitus tipe 2 dan obesitas juga merupakan faktor- faktor resiko untuk terjadinya gagal jantung. Sebaliknya gagal jantung menimbulkan
resistensi insulin dan berkaitan dengan terjadinya diabetes melitus tipe 2, melalui mekanisme peningkatan aktivitas simpatis yang berlebihan, disfungsi endotel,
pengurangan massa otot skeletal, atau peningkatan sitokin di sirkulasi seperti TNF- α
. Hal tersebut mendasari pendapat bahwa gagal jantung dan resistensi insulin adalah dua
keadaan yang saling memperburuk.
13,15,25
13
Lita Septina Chaniago : Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik Penelitian Di BagianSMF Ilmu Penyakit Dalam..., 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 3. Kelainan yang dapat terjadi berkaitan dengan resistensi insulinhiperinsulinemi
dikutip dari 13
Intoleransi glukosa Glukosa puasa terganggu
Toleransi glukosa terganggu Gangguan metabolisme asam urat
Peningkatan kadar asam urat plasma Penurunan bersihan asam urat ginjal
Dislipidemi Peningkatan kadar trigliserida
Penurunan kadar kolesterol-HDL Penurunan diameter partikel LDL
Peningkatan lipedemia post prandial Pengaruh terhadap hemodinamik
Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik Peningkatan retensi natrium ginjal
Peningkatan tekanan darah Pengaruh terhadap hemostatik
Peningkatan kadar inhibitor plasminogen aktivator-1PAI-1 Peningkatan kadar fibrinogen
Disfungsi endotel Peningkatan mononuclear cell adhesion
Peningkatan konsentrasi plasma cellular adhesion molecules Peningkatan asymetric dimethyl arginine
Penurunan nitrit oxyde
Bukti-bukti baru menduga bahwa kualitas imunitas tubuh dan inflamasi kronis memainkan peran penting terhadap terjadinya resistensi insulin dan memprediksi
terjadinya diabetes melitus tipe 2, maupun timbulnya kejadian kardiovaskuler.gambar 2
14
Lita Septina Chaniago : Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik Penelitian Di BagianSMF Ilmu Penyakit Dalam..., 2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 2. Patofisiologi penyakit kardiovaskuleraterosklerosis pada sindroma metabolik. Adipositas sentral dan gangguan imunitas merupakan kunci terhadap terjadinya resistensi insulin,
inflamasi kronis dan gambaran sindroma metabolik melalui efek dari adipokinleptin, adiponektin,rsitin dan sitokinTNF
α , interleukin-6 pada hati,otot skelet dan sel-sel
imunitas.Monositmakrofag dan berbagai faktor yang berasal dari jaringan lemak dapat memiliki efek aterotrombosis langsung yang mencetuskan terjadinya kejadian kardiovaskuler. Varian
genetik dan faktor lingkungan dapat berdampak terhadap timbulnya aterosklerosis pada berbagai tahap,melalui pengaruhnya terhadap adipositas sentral, gangguan imunitas,metabolisme glukosa
dan lipoprotein dan fungsi vaskuler.
dikutip dari 25
2.1.4.3. DISLIPIDEMI ATEROGENIK