Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 responden berpengetahuan tidak baik tentang perencanaan obat, pengadaan obat, distribusi obat, penggunaan obat
serta pencatatan dan pelaporan ada sebanyak 14 orang 38,9 diantaranya dengan kategori kinerja tidak baik dan 2 orang 5,6 dengan kategori kinerja baik.
Sedangkan dari 20 orang responden berpengetahuan baik tentang perencanaan obat, pengadaan obat, distribusi obat serta pencatatan dan pelaporan ada sebanyak 18 orang
50,0 kategori kinerja baik dan 2 orang 5,6 dengan kategori kinerja tidak baik. Secara statistik menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja
pengelola obat dengan nilai p=0,000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden dengan lama kerja 5
tahun ada sebanyak 13 orang 36,1 diantaranya dengan kinerja kategori tidak baik dan 2 orang 5,6 dengan kinerja kategori baik. Sedangkan dari 21 orang responden
lama kerja ≥ 5 tahun ada sebanyak 18 orang 50,0 dengan kinerja kategori baik dan
3 orang 8,3 dengan kinerja kategori tidak baik. Secara statistik menunjukkan ada hubungan antara lama kerja dengan kinerja pengelola obat dengan nilai p=0,000
4.5.2. Hubungan Sumber Daya Organisasi dengan Kinerja Pengelola Obat di
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Kota Sibolga
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas meliputi sumber daya organisasi kepemimpinan, imbalan dan prosedur tetap dengan kinerja pengelola obat di
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Kota Sibolga dapat dlihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Hubungan Sumber Daya Organisasi dengan Kinerja Pengelola Obat di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Kota Sibolga Tahun 2009
Kinerja Pengelola Obat Tidak Baik
Baik Jumlah
Sumber Daya Organisasi
n n n p
Kepemimpinan
Tidak Baik 13
36,1 3
8,3 16 44,4
Baik 3 8,3
17 47,3
20 55,6
0,000
Jumlah 16 44,4
20 55,6
36 100,0
Imbalan
Tidak Baik 10
27,8 4
11,1 14
38,9 Baik 6
16,6 16
44,5 22
61,1 0,009
Jumlah 16 44,4
20 55,6
36 100,0
Prosedur tetap
Tidak Baik 11
30,5 1
2,8 12
33,3 Baik 5
13,9 19
52,8 24
66,7 0,000
Jumlah 16 44,4
20 55,6
36 100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 responden yang menyatakan kategori kepemimpinan tidak baik ada 13 orang 36,1 dengan kategori kinerja
tidak baik dan 3 orang 8,3 kategori kinerja baik. Sedangkan dari 20 orang responden yang menyatakan kategori kepemimpinan baik ada sebanyak 17 orang
47,3 kategori kinerja baik dan 3 orang 8,3 kategori kinerja tidak baik. Secara statistik menunjukkan ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja pengelola
obat dengan nilai p=0,000 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 responden yang menyatakan
kategori imbalan tidak baik ada sebanyak 10 orang 27,8 diantaranya dengan
kategori kinerja tidak baik dan 4 orang 11,1 dengan kategori kinerja baik. Sedangkan dari 22 orang responden yang menyatakan kategori imbalan baik ada
sebanyak 16 orang 44,5 kategori kinerja baik dan 6 orang 16,6 dengan kategori kinerja tidak baik. Secara statistik menunjukkan ada hubungan antara
imbalan dengan kinerja pengelola obat dengan nilai p=0,009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 responden yang menyatakan
prosedur tetap kategori tidak baik ada sebanyak 11 orang 30,5 diantaranya dengan kinerja kategori tidak baik dan 1 orang 2,8 dengan kinerja kategori baik.
Sedangkan dari 24 orang responden yang menyatakan prosedur tetap kategori baik ada sebanyak 19 orang 52,8 dengan kinerja kategori baik dan 5 orang 13,9
dengan kinerja kategori tidak baik. Secara statistik menunjukkan ada hubungan antara prosedur tetap dengan kinerja pengelola obat dengan nilai p=0,000
4.6. Pengaruh Karakteristik Individu dan Sumber Daya Organisasi terhadap