Uji Autokorelasi Analisis pengaruh Foreign Direct Investment (FDI), inftastruktur dan pengangguran terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Jawa Tengah periode Tahun 2000-2012
78 H
: Diduga tidak ada pengaruh yang signifikan antara FDI, Infrastruktur dan Pengangguran terhadap angka PDRB Jawa
tengah secara parsial.
H
1
: Diduga ada pengaruh yang signifikan antara FDI, Infrastruktur dan Pengangguran terhadap angka PDRB Jawa tengah secara
parsial.
Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh pada tabel 4.2 maka pembuktian dari hipotesis yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut :
1 Nilai probabilitas t-Statistic variabel FDI sebesar 0.4907 lebih besar dari 0,05 yang berarti H
o
diterima dan H
1
ditolak. 2 Nilai probabilitas t-Statistic variable Infrastruktur sebesar 0.0001
lebih kecil dari 0,05 yang berarti H
o
ditolak dan H
1
diterima. 3 Nilai probabilitas t-Statistic variabel Pengangguran sebesar 0.0058
lebih kecil dari 0,05 yang berarti H
o
ditolak dan H
1
diterima. Pada variabel FDI, berdasarkan tabel 4.2 yang menunjukan nilai
koefisien sebesar 32.31658 dengan tingkat signifikansi 0.4907. Tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 dan koefisien yang bernilai positif
menunjukan bahwa secara parsial FDI berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap PDRB Jawa Tengah. Kondisi ini didasari karena nilai FDI
setiap tahun yang masuk ke Jawa Tengah kecil dan cenderung fluktuatif. Propinsi Jawa Tengah belum menjadi prioritas sebagai tempat untuk
menginvestasikan modal bagi para investor asing. Banyaknya hambatan
79 masuk bagi para investor asing, seperti masalah keamanan, birokrasi yang
kurang efisien dan konsisi infrastruktur yang kurang mendukung menjadi beberapa faktor yang menyebabkan nilai FDI yang masuk ke Jawa Tengah
sedikit dan fluktuatif. Hasil estimasi tersebut sejalan dengan teori pertumbuhan Harrod-Domar
yang menjelaskan bahwa kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasionaldaerah ditentukan juga oleh pengeluaran masyarakat dalam bentuk
investasi. Investasi yang dikeluarkan masyarakat ini masuk ke dalam kategori investasi dalam negeri domestic.Teori tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Dewi Ernita 2013:2 dimana pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalah pertumbuhan yang ditopang oleh investasi. Pertumbuhan
yang ditopang investasi tersebut akan meningkatkan produktifitas suatu negaradaerah. Penelitian lainya dilakukan oleh Suyekti Suindyah 2009
menunjukan hasil bahwa vareiabel investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Timur.
Pada variabel Infrastruktur berdasarkan tabel 4.2 yang menunjukan koefisien statistic sebesar 191.1202 dengan tingkat signifikansi 0.0001.
Tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan koefisien yang bernilai positif menunjukan bahwa secara parsial variabel Infrastruktur berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap PDRB Jawa Tengah. Hal ini berarti kondisi Infrastruktur akan berbanding lurus dengan PDRB Jawa Tengah,
80 dimana peningkatan kualitas dan kuantitas Infrastruktur akan meningkatkan
nilai PDRB Jawa Tengah. Hasil tersebut menggambarkan betapa vitalnya peran infrastruktur
energy listrik dalam menunjang kegiatan ekonomi berupa produksi yang dilakukan masyarakat di Jawa Tengah, baik itu dalam skala UMKM maupun
Industri yang berskala besar. Dalam teori pertumbuhan baru new growth theory
infrastruktur dimasukan sebagai input yang mempengaruhi output agregat, infrastruktur juga merupakan sumber yang mungkin meningkatkan
batas-batas kemajuan teknologi yang didapat dari munculnya eksternalitas pada pembangunan infrastruktur. Artinya infrastruktur energi listrik dalam
penelitian ini merupakan input dalam faktor produksi yang akan mempengaruhi nilai output barupa barang dan jasa yang dihasilkan dari
kegiatan produksi tersebut. Ketersedian kuantitas infrastruktur yang diikuti oleh kualitas yang baik akan memperlancar jalannya kegiatan ekonomi di
suatu daerah. Mulai dari kegiatan, produksi , distribusi hingga konsumsi barang dan jasa yang diproduksi sangat dipengaruhi oleh infrastruktur yang
ada. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rindang Bangun dan M.Firdaus 2009 yang hasilnya menunjukan bahwa variable infrastruktur listrik,jalan dan air memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Srinivasu dan Srinivasa 2013 dalam jurnalnya juga memperoleh
81 hasil yang menjelaskan bahwa infrastruktur baik fisik maupun social
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variabel Pengangguran, berdasarkan tabel 4.2 menunjukan
nilai koefisien sebesar -136.5439 dengan tingkat signifikansi 0.0058. Tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan koefisien yang bernilai negatif
menunjukan bahwa secara parsial variabel Pengangguran berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap PDRB Jawa Tengah. Hal ini berarti
peningkatan Jumlah Pengagguran akan menurunkan PDRB propinsi Jawa Tengah.
Hasil tersebut mencerminkan bahwa jumlah pengangguran yang ada di Jawa Tengah berpengaruh terhadap rendahnya nilai PDRB yang dihasilkan
masyarakat jawa tengah. Dengan banyaknya jumlah pengangguran, masyarakat yang seharusnya bekerja dan menghasilkan output guna
meningkatkan PDRB malah hanya menjadi beban masyarkat yang bekerja. Hasil ini didukung oleh teori pertumbuhan Sollow-swan yang menjelasakan
tentang pengaruh kuantitas dan kualitas tenaga kerja, capital dan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pengangguran dapat kita
masukan kedalam factor kuantitas tenaga kerja, dimana peningkatan jumlah pengangguran akan menurunkan nilai PDRB atau pertumbuhan ekonomi
daerah. Sebaliknya, apabila jumlah pengangguran menurun, maka PDRB dan pertumbuhan ekonomi daerah akan meningkat. Jumlah pengangguran yang
tinggi akan berakibat pada kecilnya produktifitas suatu daerah dalam