Interpretasi hasil Uji-t dan Analisis Ekonomi

81 hasil yang menjelaskan bahwa infrastruktur baik fisik maupun social berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variabel Pengangguran, berdasarkan tabel 4.2 menunjukan nilai koefisien sebesar -136.5439 dengan tingkat signifikansi 0.0058. Tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan koefisien yang bernilai negatif menunjukan bahwa secara parsial variabel Pengangguran berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap PDRB Jawa Tengah. Hal ini berarti peningkatan Jumlah Pengagguran akan menurunkan PDRB propinsi Jawa Tengah. Hasil tersebut mencerminkan bahwa jumlah pengangguran yang ada di Jawa Tengah berpengaruh terhadap rendahnya nilai PDRB yang dihasilkan masyarakat jawa tengah. Dengan banyaknya jumlah pengangguran, masyarakat yang seharusnya bekerja dan menghasilkan output guna meningkatkan PDRB malah hanya menjadi beban masyarkat yang bekerja. Hasil ini didukung oleh teori pertumbuhan Sollow-swan yang menjelasakan tentang pengaruh kuantitas dan kualitas tenaga kerja, capital dan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pengangguran dapat kita masukan kedalam factor kuantitas tenaga kerja, dimana peningkatan jumlah pengangguran akan menurunkan nilai PDRB atau pertumbuhan ekonomi daerah. Sebaliknya, apabila jumlah pengangguran menurun, maka PDRB dan pertumbuhan ekonomi daerah akan meningkat. Jumlah pengangguran yang tinggi akan berakibat pada kecilnya produktifitas suatu daerah dalam 82 menghasilkan output. Disamping itu pengangguran juga menjadi beban masyarakat yang bekerja dan juga pemerintah daerah semakin meningkat yang berakibat juga pada menurunya kualitas perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Senada dengan teori yang ada, Maidani dan Maryam 2011 dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa tingkat pengangguran memiliki pengaruh yang negative dan signifikan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek terhadap PDB perkapita di negara Iran.

2. Interpretasi hasil Uji F dan Analisis Ekonomi

Untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikatnya, maka digunakan uji-F dengan cara melihat nilai probabilitas dari F-statistic. Dari hasil regresi FDI, Infrastruktur dan Pengangguran terhadap PDRB Jawa Tengah diperoleh F-Statistic sebesar 8.869125 dengan nilai probabilitas F-Statistic sebesar 0.00000 yang berarti lebih kecil dari α = 5 . Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut : H : Diduga tidak ada pengaruh yang signifikan antara FDI, Infrastruktur dan Pengangguran terhadap angka PDRB Jawa tengah secara simultan. 83 H 1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan antara FDI, Infrastruktur dan Pengangguran terhadap angka PDRB Jawa tengah secara simultan. Gambar 4.8 Uji F R-squared 0.558892 Mean dependent var 78354391 Adjusted R-squared 0.495876 S.D. dependent var 15167859 S.E. of regression 10769431 Akaike info criterion 35.36797 Sum squared resid 2.44E+15 Schwarz criterion 35.56299 Log likelihood -438.0996 Hannan-Quinn criter. 35.42206 F-statistic 8.869125 Durbin-Watson stat 0.773920 ProbF-statistic 0.000542 Melihat nilai probabilitas dari F-statistic pada gambar 4.8 yang lebih kecil dari α = 5 , maka H ditolak dan H 1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel FDI X1, InfrastrukturX2, dan Pengangguran X3 berpengaruh signifikan sebesar 8.9 persen terhadap PDRB Jawa Tengah Y secara simultan. HasIL ini menggambarkan bahwa ketiga variabel ini berperan terhadap pembentukan PDRB suatu daerah yang dalam penelitian ini adalah propinsi Jawa Tengah. Sehingga pemerintah daerah harus memberikan perhatian lebih terhadap investasi asing yang masuk serka konsisi infrastruktur dan ketenagakerjaan yang ada di Jawa tengah 84

3. Koefisien Determinasi R

2 Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada gambar 4.8 diatas didapatkan koefisien determinasi atau Adjusted R-squared sebesar 0.495876. Hal ini berarti 49.59 PDRB Jawa Tengah pada periode 2000 – 2012 dapat dijelaskan oleh variable Foreign Direct Investment, Infrastruktur dan Pengangguran. Sedangkan 50.41 variabel PDRB Jawa Tengah dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau variable lain diluar penelitian ini. 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis atas hasil estimasi data, diperoleh kesimpulan atas penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Foreign Direct InvestmentFDI, Infrastruktur dan Pengangguran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Propinsi Jawa Tengah Periode tahun 2000-2012, sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil estimasi regresi linear berganda dapat diketahui dan dijelaskan bahwa secara bersama-sama simultan variable Foreign Direct Investment, Infrastruktur dan Pengangguran berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah periode tahun 2000- 2012 pada tingkat kepercayaan 95 persen atau α = 5. 2. Secara parsial berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda diketahui bahwa variable Foreign Direct Investment berpengaruh tidak signifikandan positif terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah periode tahun 2000-2012. Variable Infrastruktur berpengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB Propinsi Jawa tengah periode tahun 2000-2012. Sedangkan variable Pengangguran berpengaruh signifikan dan negatif terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah periode tahun 2000-2012. 86

B. Saran

1. Pemerintah daerah Jawa Tengah diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang baik serta perbaikan system birokrasi guna menarik para investor baik asing maupun domestic untuk menanamkan investasinya di JawaTengah. Karena dengan semakin banyaknya investasi yang masuk ke suatu daerah akan meningkatkan akumulasi modal yang ada sehingga akan menigkatkan output barang maupunjasa yang dihasilkan suatu daerah. 2. Kondisi infrastruktur yang baik akan menciptakan suatu kondisi perekonomian daerah yang baik pula. Dengan kualitas dan kuantitas yang baik, infrastruktur akan mempermudah dan memperlancar kegiatan ekonomi baik itu kegiatan produksi maupun distribusi barang dan jasa. Oleh karena itu, pemerintah daerah Propinsi Jawa Tengah diharapkan dapat membangun dan memelihara infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi dengan baik dan berkelanjutan. 3. Jumlah pengangguran yang ada di suatu daerah sangat mempengaruhi kuantitas output yang dihasilkan daerah tersebut. Disamping itu juga akan membebani kinerja perekonomian daerah. Pemerintah daerah dituntut untuk dapat mengendalikan jumlah pengangguran ini dengan menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan pelatihan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan produktifitas yang dimilikinya.