Analisis deskriptif Pengangguran di propinsi Jawa Tengah.

74 Squared pada output. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari α = 5 maka data yang digunakan bersifat heterokedastisitas. Gambar 4.6 Uji Heterokedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic 3.169351 Prob. F9,16 0.0214 ObsR-squared 16.65676 Prob. Chi-Square9 0.0544 Scaled explained SS 6.851170 Prob. Chi-Square9 0.6526 Pada gambar 4.6 diperoleh nilai probabilitas ObsR-Squared yaitu 0.0544 lebih besar dari α = 5 , sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari masalah heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Dalam mengidentifikasi autokorelasi dapat diketahui dengan melakukan uji Durbin-Watson. Uji D-W merupakan uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model yang digunakan. Pada uji D-W adanya autokorelasi positif jika nilai D-W berada diantara 0 sampai dengan 1,10, serta autokorelasi negative jika nilai D- W berada diatas 2,90. Sedangkan jika model terbebas dari masalah autokorelasi, nilai D-W berada diantara 1,54 sampai dengan 2,46. Model tidak dapat diputuskan terdapat autokorelasi jika nilai D-W berada diantara 1,10 sampai dengan 1,54, dan 2,46 sampai dengan 2,90. Winarno, 2009 : 5.28 75 Gambar 4.7 Hasil Regresi Linier Berganda R-squared 0.558892 Mean dependent var 78354391 Adjusted R-squared 0.495876 S.D. dependent var 15167859 S.E. of regression 10769431 Akaike info criterion 35.36797 Sum squared resid 2.44E+15 Schwarz criterion 35.56299 Log likelihood -438.0996 Hannan-Quinn criter. 35.42206 F-statistic 8.869125 Durbin-Watson stat 0.773920 ProbF-statistic 0.000542 Pada hasil regresi diatas, didapatkan bahwa nilai D-W sebesar 0.773920. Hasil tersebut menjelaskan bahwa nilai D-W berada diantara 0 sampai 1,10, yang berarti terdapat masalah autokorelasi positif dalam penelitian ini. Selanjutnya dalam menguji masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Winarno, 2009 : 5.33. Setelah dilakukan uji tersebut kita bisa melihat nilai D-W sebesar 1.595401 yang berarti model ini terbebas dari masalah autokorelasi lampiran 5.

D. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakan hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistic. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan uji statistic t, uji F serta Uji Adj R 2 Adjusted R Square. Model penelitian yang menggunakan Ordinary Least Square ini dapat dijelaskan melalui persamaan sebagai berikut: 76 PDRB= 68355248.1971 + 32.3165835529DFDI + 191.120205382DELC - 136.543920144DUEM Dimana : PDRB = Produk Domestik Regional Bruto FDI = Foreign Direct Investment ELC = Infrastruktur UEM = Pengangguran Dari persamaan regresi yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Jika variabel-variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol, artinya variabel independen tidak terjadi peningkatan atau penurunan maka besarnya PDRB adalah sebesar 68355248.1971. b. Nilai koefisien regresi variabel FDI sebesar 32.3165835529,atau dibulatkan menjadi 32.32 , yang berarti setiap peningkatan FDI sebesar 1 ribu USD akan meningkatkan PDRB sebesar 32.32juta rupiah. c. Nilai koefisien regresi variabel Infrastruktur sebesar191.120205382atau dibulatkan menjadi 191 , yang berarti setiap peningkatan Infrastruktur penggunaan energi listrik sebesar 1 MWH akan meningkatkan PDRB sebesar 191juta rupiah. d. Nilai koefisien regresi variabel nilai Pengangguran sebesar - 136.543920144 atau dibulatkan menjadi -136.54 , yang berarti setiap