Foreign Direct Ivestment FDI

34 secara ekonomi maupun sosial Grigg dalam Kodoatie, 2003:8. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomidalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Gambar 2.2 Skema Hubungan Infrastruktur dan Sistem ekonomi Sumber : Grigg, 1988 Gambar diatas menunjukan bahwa infrastruktur merupakan pendukung dari sistem sosial dan ekonomi. Ketersedian infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang berujung pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan konsisi infrastruktur terutama fisik untuk mendukung kegiatan ekonomi di suatu daerah. Menurut Canning dan Pedroni 2004:11 infrastruktur memiliki sifat externalitas. Infrastruktur berupa jalan, pendidikan, listrik dan kesehatan memiliki sifat eksternalitas yang positif. Ini menggambarkan bahwa fasilitas yang diberikan pemerintah berupa infrastruktur merupakan eksternalitas positif yang dapat meningkatkan produktifitas semua input dalam proses produksi. 35 Eksternalitas positif yang di peroleh dari infrastruktur yaitu berupa efek limpahan Spillover effect dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi perusahaan dan pertanian tanpa harus meningkatkan input modal dan tenaga kerja. Teori Pertumbuhan Endogeneus yang diperkenalkan oleh Romer memasukan peranan infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi. Teori ini menyatakan bahwa kemajuan ekonomi tidak dapat dikatakan eksogen, melainkan endogen karena kemajuan teknologi sangan ditentukan oleh investasi dari sumberdaya manusia dan industri berbasis ilmu pengetahuan. Konsekuensi lebih lanjut dari teori endogeneus ini adalah pentingnya penyediaan infrastruktur yang dapat meningkatkan efisiensi alokasi sumberdaya sehingga menghasilkan increasing return to scale dalam suatu kegiatan prosuksi Meiningtyas, 2007:10.

b. Penggolongan Infrastruktur

Menurut Grigg dalam Kodoatie 2003:101, infrastuktur dapat dibagi kedalam 13 kategori, yaitu: 1 Sistem penyediaan air: waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi, fasilitas pengelolaan air treatment plant 2 Sistem pengelolaan air limbah: pengumpulan, pengolahan, pembuangan, daur ulang 3 Fasilitas pengelolaan limbah padat 4 Fasilitas pengendali banjir, berupa drainase dan irigasi 5 Fasilitas lintas air dan navigasi 36 6 Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara. Termasuk didalamnya adalah tanda-tanda lalu lintas, fasilitas pengontrol. 7 Sistem transit publik 8 Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi 9 Fasilitas gas alam 10 Gedung publik: sekolah, rumah sakit 11 Fasilitas perumahan publik 12 Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain teermasuk stadion 13 Komunikasi Sedangkan The World Bank 1994 membagi infrastruktur menjadi tiga, yaitu: 1 Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi, meliputi publicutilities tenaga, telekomunikasi, air, sanitasi, gas, public work jalan, bendungan, kanal, irigasi dan drainase dan sector transportasi jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya. 2 Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan rekreasi. 3 Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi dan koordinasi. Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 Tentang Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur, menjelaskan beberapa jenis infrastruktur yang penyediaannya diatur pemerintah yaitu: infrastruktur 37 transportasi, infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrasruktur air minum dan sanitasi, infrasruktur telematika, infrastruktur ketenagalistrikan, dan infrastruktur pengangkutan gas dan minyak bumi..

6. Pengangguran

a. Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yangmampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan