19 Disamping itu, tingkat output tetap dapat mengalami perubahan meskipun
jumlah modalnya konstan.
3 Teori Harrod-Domar Keynesian
Teori Harrod Domar merupakan perluasan dari analisis keynesian mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Harrod-
Domar beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut. Pembentukan modal dapat tersebut dapat diperoleh melalui akumulasi modal. Pembentukan modal tidak hanya dipandang sebagai pengeluaran yang
akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk berproduksi, tetapi juga dapat meningkatkan permintaan masyarakat.
Teori ini mengganggap bahwa kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasional suatu negara juga ditentukan oleh kenaikan pengeluaran
masyarakat yaitu yang dapat berupa investasi. Oleh karena itu, meskipun kapasitas produksi meningkat, pendapatan nasional baru akan naik hanya jika
pengeluaran masyarakat juga meningkat.
c. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Dalam prosesnya pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung, yaitu faktor ekonomis dan non ekonomis. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
20
1 Faktor Ekonomi
Menurut pandangan beberapa ahli faktor produksi adalah faktor atau kekuatan utama dalam pertumbuhan ekonomi. Faktor produksi tersebut terdiri
atas: a Faktor Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam merupakan salah satu faktor utama dalam produksi yang berperan sebagai input. Sumberdaya alam dibagi atas SDA yang dapat
diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. b Faktor Akumulasi Modal
Pembentukan atau akumulasi modal memerlukan pengorbanan melalui pengurangan konsumsi masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Masyarakat
mengalihkan sebagian uangnya ke dalam bentuk tabungan maupun investasi yang nantinya digunakan sebagai sumber untuk kemajuan perekonomian
suatu wilayah. c Faktor Organisasi
Organisasi merupakan faktor yang bersifat pelengkap. Fungsinya membantu masyarakat dalam meningkatkan produktifitasnya. Melalui organisasi tugas
dan peran seseorang dalam kegiatan ekonomi menjadi jelas, siapa yang menjadi policy maker dan siapa yang jadi pelaku usaha.
d Faktor Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting dalam kegiatan
ekonomi. Perubahan teknologi akan berpengaruh terhadap perubahan metode produksi sehingga produktifitas akan meningkat.
21 e Pembagian Kerja dan Skala Produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja dapat mengingkatkan produktivitas. Melalui spesialisasi keberagaman produk hasil kegiatan produksi menjadi tinggi.
Dengan keberagaman tersebut menjadikan skala produksi masyarakat semakin besar dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2 Faktor Non Ekonomi
Faktor non ekonomi secara bersama-sama mempengaruhi kemajuan perekonomian. Faktor tersebut tidak secara langsung berengaruh terhadap
perekonomian. Namun faktor tersebut juga memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor tesebut adalah sebagai berikut:
a Faktor Sosial Faktor sosial dan budaya menghasilkan perubahan pandangan dan harapan,
struktur dan nilai-nilai sosial di masyarakat sehingga akan mempengaruhi arah dan tujuan dari perkonomian suatu negara.
b Faktor Sumberdaya Manusia Faktor SDM memiliki peran yang vital dan penting dalam kegiatan ekonomi.
Kualitas SDM sangat berpengaruh dalam keberhasilan satu negara dalam meningkatkan kualitas perekonomiannya.
c Faktor Politik dan Administratif Struktur dan kondisi politik yang tidak stabil merupakan pennghambat bagi
pembangunan ekonomi, terutama di negara berkembang. Sedangkan
22 administrasi yang kuat, efisien dan tidak korup sangat penting dalam
peningkatan kondisi ekonomi suatu negara.
d. Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Dalam konsep dasar ekonomi makro indikator yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, adalah produk domestik bruto PDB.
Produk Domestik Bruto PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu
Mankiw, 2006: 19. Dalam konsep regional Produk Domestik Bruto dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto PDRB. PDRB merupakan
indikator ekonomi makro suatu daerah, yang menggambarkan ada atau tidaknya perkembangan perekonomian daerah. Dengan menghitung PDRB secara teliti
dan akurat baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai keberhasilan pembangunan di
suatu daerah, yang memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang mewakili peningkatan produksi di berbagai sektor lapangan usaha yang ada
Saggaf, 1999: 15. Berdasarkan rumusan pengertian di atas, maka dalam konsep regional,
pertumbuhan ekonomi daerah adalah angka yang ditunjukkan oleh besarnya tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto suatu daerah yang diukur
atas dasar harga konstan. Bagi suatu daerah provinsi, kabupatenkota gambaran PDRB yang mencerminkan adanya laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
dalam data sektor-sektor ekonomi yang meliputi pertanian, pertambangan dan
23 penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan,
perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan ekonomi
dapat dilihat dari data konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal bruto, perubahan persediaan, ekspor dan impor.
2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
a. Pengertian PDRB
PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan pekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu atau perode
tertentu dan biasanya satu tahun. BPS 2007:2 membedakan perhitungan PDRB ke dalam dua dasar, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan. PDRB atas dasar harga Berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun yang berlaku. PDRB atas
dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu. PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun.
b. Metode penghitungan PDRB
Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan tiga cara pendekatan yaitu :
24
1 Pendekatan Produksi Production Approach
PDRB menurut pendekatan produksi diartikan bahwa PDRB dihitung berdasarkan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi atau sector ekonomi dalam suatu wilayah atau region pada suatu jangka waktu tertentu. Nilai tambah merupakan nilai yang
ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi sebagai input antara nilai yang ditambahkan sama dengan balas jasa faktor produksi atas
ikut sertanya dalam proses produksi. Sector-sektor ekonomi tersebut adalah : a Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan,
b Pertambangan dan penggalian c Industry pengelolaan
d Listrik, gas, dan Air bersih e Konstruksi
f Perdagangan, hotel,dan restoran g Pengangkutan dan komunikasi
h Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, i Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.
2 Pendekatan Pendapatan Income Approach
PDRB menurut pendapatan merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu yaitu satu tahun. Pada pendekatan ini, nilai tambah dari kegiatan-kegiatan ekonomi dihitung dengan cara
25 menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus
usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto. Untuk sektor Pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari
keuntungan, surplus usaha bunga neto, sewa tanah dan keuntungan tidak diperhitungkan. Jumlah nilai balas jasa faktor produksi tersebut sama dengan
produk domestik regional bruto dari sudut pendapatan dan disebut Pendapatan Regional.
3 Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach
Salah satu carapendekatan untuk mengetahui nilai PDRB adalah dengan melihat sisi pengeluaran. Pos pendapatan nasional membagi GDP menjadi 4
kelompok pengeluaran Mankiw. 2000 ; 24 a Konsumsi
b Investasi c Pembelian pemerintah
d Ekspor bersih NX Jadi dengan menggunakan symbol Y untuk GDP menjadi : Y = C + I +G
+NX. Persamaan ini disebut national income account adentity. Persamaan ini menegaskan bahwa PDRB merupakan total pengeluaran dari konsumsi rumah
tangga C Investasi perusahaan I pembelian pemerintah G dan Ekspor Neto NX.
Konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang di beli rumah tangga. Konsumsi di bagi menjadi 3 kelompok yaitu : antara lain barang tidak tahan
26 lama dan barang tahan lama dan jasa service. Konsumsi dalam perekonomian
memegang peranan penting dalam pembentukan GDP, karena hampir 70 GDP berasal dari konsumsi.
Investasi terdiri dari barang-barang yang di beli untuk penggunaan masa depan. Investasi juga di bagi 3 kelompok 1.investasi tetap bisnis Bussines
Fixed Investment 2. investasi tetap residensi Residential Fixed Investment 3.
dan investasi persediaan Inventory Investment. Investasi tetap bisnis adalah peralatan dan struktur yang di beli perusahaan untuk penggunaan dalam
produksi mendatang, misalnya pembelian pabrik. Investasi tetap residensi adalah perumahan yang baru yang di beli seseorang untuk di tinggali atau untuk
disewakan. Sedangkan investasi persediaan adalah perubahan dalam kuantitas barang yang disimpan perusahaan di gudang termasuk bahan baku dan
perlengkapan barang jadi dan barang setengah jadi. Investasi persediaan ini akan meningkatkan persedian barang perusahaan.
Pembelian pemerintah government purchases adalah barang dan jasa yang di beli oleh pemerintah pusat, negara bagian, dan daerah. Ekspor bersih
adalah nilai barang dan jasa yang di ekspor ke negara lain di kurangi nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain yang merupakan cerminan neraca
perdagangan suatu negara.
3. Investasi
Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-
27 peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan Sukirno, 2000:69.
Sedangkan Todaro 2000:388 mendefinisikan investasi atau penanaman modal sebagai bagian dari pendapatan nasional national income atau pengeluaran
nasional national expenditure yang secara khusus diperuntukan memproduksi barang kapital atau modal pada periode waktu tertentu.
Samuelson 2003:137 menjelaskan bahwa investasi sering kali mengarah pada perubahan dalam keseseluruhan permintaan dan mempengaruhi siklus
bisnis, selain itu investasi mengarah kepada akumulasi modal yang bisa meningkatkan output potensial negara dan mengembangkan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Ketika pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi tersebut diperkirakan akan mendatangkan
keuntungan berupa hasil penjualan yang lebih besar dari pengeluaran yang untuk investasi, maka investor akan memutuskan untuk melakukan investasi
atau penanaman modal. Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan pembangunan
ekonomi. Investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasama antara pemerintah dan swasta. Investasi merupakan suatu cara yang dapat
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan untuk jangka panjang dapat menaikan standar hidup masyarkatnya Mankiw,
2003: 62.