6. Syarat Anggota Dewan Pengawas Syariah
Menjadi anggota Dewan Pengawas Syariah harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini, antara lain:
13
a. Memiliki akhlaq karimah
b. Memiliki kompetensi kepakaran di bidang syariah muamalah dan
pengetahuan di bidang perbankan danatau keuangan secara umum. c.
Memiliki komitmen untuk mengembangkan keuangan berdasarkan syariah.
d. Memiliki kelayakan sebagai pengawas syariah yang dibuktikan dengan
suratsertifikat dari DSN
.
7. Peraturan Perundang-Undangan Terkait Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah tentu tak lepas dari peraturan perundang- undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun instansi yang memiliki
wewenang untuk mengeluarkan peraturan tersebut. Peraturan yang terkait dengan Dewan Pengawas Syariah antara lain
sebagai berikut: a.
UU Republik Indonesia No.7 tahun 1992 tentang Perbankan. b.
UU Republik Indonesia No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas PT.
13
Dewan Syariah Nasional DSN, Keputusan DSN MUI No:3 Tahun 2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Anggota Dewan Pengawas Syariah Pada Lembaga Keuangan
Syariah, Jakarta: DSN, 2000.
c. UU Republik Indonesia No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
d. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Np. 3234Kep-DIR tentang
fungsi dan kewajiban Dewan Pengawas Syariah. e.
PBI No. 3311PBI2009 Tentang Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
f. Keputusan DSN MUI No:3 Tahun 2000 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Anggota Dewan Pengawas Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah.
Menurut Adiwarman Karim, tidak mudah untuk bertanggung jawab atas pengawasan syariah mengingat demikian kompleksnya transaksi perbankan.
Menimpakan beban berat ini hanya kepada Dewan Pengawas Syariah bukanlah cara yang realistis. Pengawasan syariah sepatutnya merupakan
tanggung jawab bersama semua stakeholders. Selain Dewan Pengawas Syariah yang bertanggung jawab atas aspek syariahnya, maka untuk aspek
operasional pengawasan syariah paling tidak harus dilakukan oleh audit internal bank, direktur kepatuhan, bahkan komisaris harus ikut menjaga
kepatuhan syariah. Audit eksternal yang dilakukan oleh kantor akuntan publik juga tidak boleh melewatkan begitu saja adanya pelanggaran atas kepatuhan
syariah. Dan tentunya Bank Indonesia bertanggung jawab sebagai pemegang otoritas perbankan. Semua institusi ini sesuai kompetensi dan wewenangnya
masing-masing harus bahu-membahu menjalankan fungsi pengawasan syariah.
14
C. Good Corporate Governance GCG