Konsep Dasar Good Corporate Governance

Risiko bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia tersebut mewajibkan bank untuk menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan manajemen risiko. 20 Beberapa dasar hukum lain dari penerapan Good Corporate Governance dalam sektor perbankan yaitu berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum yang kembali disempurnakan melalui PBI No. 814PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas PBI No. 84PBI2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Kemudian PBI No. 912PBI2007 tentang insentive dalam rangka konsolidasi perbankan yang sebelumnya telah diatur dalam PBI No. 817PBI2006. Peraturan terbaru tentang Good Corporate Governance yaitu PBI No. 1133PBI2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS.

3. Konsep Dasar Good Corporate Governance

Konsep Good Corporate Governance mencerminkan pentingnya sikap berbagi sharing, peduli caring, dan melestarikan. Semua hal itu menyangkut kejiwaan dari Good Corporate Governance. Dengan demikian, jelaslah bahwa perubahan menuju praktik Good Corporate Governance yang lebih baik haruslah mencakup perubahan pada dimensi teknis sistem dan 20 Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, Jakarta: Kencana, 2006, h. 117-118. struktur dan aspek psikososial paradigma, visi, dan nilai-nilai organisasi. Dalam perubahan dimensi psikososial perusahaan, peran kepemimpinan sangatlah penting. Kepemimpinan dalam hal ini berperan besar dalam menumbuhkan aspirasi, menanamkan nilai, serta menumbuhkan idealisme dan kesadaran akan tujuan sense of purpose pada anggota perusahaan. 21 Banyak jalan untuk memahami corporate governance, namun jalan yang paling dekat adalah dengan memahami teori agensi agency theory terlebih dahulu. Teori agensi merupakan salah satu pilar dalam theory of finance. Pilar lainnya adalah: effecient market theory, portofolio theory, capital asset pricing theory, option pricing theory, dan micro structure theory. Teori agensi memberikan wawasan analisis untuk bisa mengkaji dampak dari hubungan agen dengan prinsipal atau prinsipal dengan prinsipal. Pengertian prinsipal dalam agency theory adalah pihak-pihak yang menyerahkan sebagian atau seluruh wealth-nya untuk dikembangkan oleh pihak lain. Teori ini muncul setelah fenomena terpisahnya kepemilikan perusahaan dengan pengelolaan terdapat dimana-mana khususnya pada perusahaan-perusahaan besar yang modern, sehingga teori perusahaan yang klasik tidak bisa lagi dijadikan basis analisis perusahaan seperti itu. 22 21 Muh. Arief Effendi, The Power Of Good Corporate Governance; Teori dan implementasi, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 1-2. 22 Kresnohadi Ariyoto, dkk, “Good Corporate Governance Dan Konsep Penegakannya di BUMN Lingkungan Usahanya”, Manajemen dan Usahawan, no. 10 Oktober 2000: h. 3. Asumsi yang digunakan dalam teori agensi antara lain: 23 a. Dalam mengambil keputusan seluruh individu bisa mengambil keputusan yang menguntungkan dirinya sendiri. Karena itu agen yang mendapat kewenangan dari prinsipal akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kepentingannya sendiri. b. Individu memiliki jalan pikiran yang rasional sehingga mampu membangun ekspektasi yang tidak bias atau suatu dampak dari masalah agensi serta nilai harapan kesejahteraanya di masa depan. Karena itu, dampak dari perilaku menyimpang dari kepentingan pihak lainnya yang terkait langsung, dapat dimasukkan ke dalam perhitungan pihak lainnya dalam memasok kebutuhan. Pada konsep di atas diperlukan dua aspek untuk mengukur tingkat keberhasilan dari badan usaha tersebut, yaitu performa dan akuntabilitas. Aspek performa itu sendiri terdiri atas objektif, kebijakan, strategi, rencana, prosedur, pelatihan dan pengembangan. Sedangkan aspek akuntabilitas itu terdiri atas laporan dewan komisaris, pengujian ulang performa dan kebijakan akuntansi perusahaan. Di samping itu, untuk memastikan Good Corporate Governance di atas dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan aspek- 23 Kresnohadi Ariyoto, dkk, “Good Corporate Governance Dan Konsep Penegakannya di BUMN Lingkungan Usahanya”, Manajemen dan Usahawan, no. 10 Oktober 2000: h. 4. aspek pendukung lainnya seperti hukum peraturan, publikasi, laporan tahunan beserta informasi lainnya yang relevan dan kode etik yang kuat. 24

4. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Dokumen yang terkait

Dampak penerapan psak 108 terhadap tingkat solvabilitas minimum perusahaan asuransi syariah : studi pada unit syariah PT. Asuransi umum Bumiputera Muda 1967

5 95 129

Respon Anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) terhadap penerapan PBI No. II/33/PBI/2009 tentang Good corporate Governance (GCG) bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah

1 6 170

Pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan pada Bank umum syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

1 7 115

Kendala dan tantangan penerapan sistem muzara'ah di bank syariah

0 10 87

Analisis rasio risiko dan profitabilitas bank umum syariah (studi empiris 3 bank umum syariah di Indonesia)

3 7 121

pengaruh penerapan prinsip good corporate governance (GCG) terhadap kinerja pegawai perbankan syariah di Kabupaten Pandeglang (Februari-Maret 2015)

0 4 104

Pengaruh good corporate governance : GCG terhadap kinerja keuangan perbankan syariah : studi kasus pada BANK umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 24 0

Pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai perbankan syariah di kabupaten Pandeglang : Februari-Maret 2015

1 16 104

Pengaruh sistem shariah governace terhadap kualitas tata kelola perbankan syariah (studi pada bank umum syariah dan unit usaha syariah Indonesia Tahun 2013)

0 8 0

Pengaruh intelectual capital dan good corporate governance terhadap profitabilitas bank umum syariah periode 2010-2013

0 12 152