Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Jenis makanan berupa sayur-sayuran hijau yang dikonsumsi anak TK adalah sayur kangkung, bayam dan sayur daun singkong. Ada sebagian anak yang jarang
mengonsumsi sayur dengan alasan anak tidak suka. Berdasarkan tabel 4.10 frekuensi anak mengonsumsi sayur kangkung dan bayam paling banyak adalah 1xhari,
sedangkan sayur daun singkong paling banyak dikonsumsi 1-3xminggu. Di samping ketiga jenis sayur tersebut, ada juga yang mengonsumsi sayur buncis paling banyak
mengonsumsi dengan frekuensi 1x bulan, sayur sop dengan frekuensi 1-3x minggu dan sayur sawi dengan frekuensi 1-3x minggu.
Untuk buah-buahan, jenis buah yang sering dikonsumsi anak TK adalah pisang, pepaya dan jeruk. Ada juga sebagian anak yang jarang mengonsumsi buah
dikarenakan anak tidak suka dan orang tua yang tidak membiasakan anak untuk makan buah. Anak lebih memilih untuk mengonsumsi makanan jajanan. Berdasarkan
tabel 4.11 frekuensi makan buah pepaya dan pisang paling banyak 1xhari, sedangkan jeruk paling banyak 4-6xminggu. Di samping ketiga jenis buah tersebut, sebagian
kecil dari anak TK ada yang mengonsumsi apel, namun frekuensinya hanya sesekali saja.
Dalam hal pemberian susu, pada umumnya diberikan 1xhari. Hal ini menunjukkan perhatian orang tua terhadap pertumbuhan anak. Biasanya susu
diberikan pagi hari sebelum berangkat sekolah, sore hari dengan makanan selingan dan malam hari sebelum tidur.
5.2 Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak TK
5.2.1 Tingkat Kecukupan Energi
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Berdasarkan tabel 4.13 tingkat kecukupan energi anak TK pada umumnya berada pada kategori baik dengan tingkat konsumsi energi rata-rata 2027,8 kkalori.
Jika dilihat dari tingkat konsumsi energi, setiap anak hasilnya berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan anak TK yang lebih menyukai makanan lain dari pada
menghabiskan bekal yang dibawa dari rumah. Kekurangan energi yang berlangsung lama pada seseorang akan
mengakibatkan penurunan berat badan dan jika berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang. Pada keadaan gizi kurang akan mengakibatkan terhambatnya
proses tumbuh kembang anak. Pada anak prasekolah keadaan gizi dapat mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Pada saat usia remaja atau dewasa,
kekurangan konsumsi energi dapat menurunkan produktivitas kerja. Kelebihan energi akan mengakibatkan kelebihan berat badan atau kegemukan.
Kegemukan biasanya disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, lemak maupun protein, juga karena kurang bergerak. Kegemukan dapat menyebabkan
gangguan dalam fungsi tubuh, dan merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan
dapat memperpendek harapan hidup Almatsier, 2001.
5.2.2 Tingkat Kecukupan Protein
Berdasarkan tabel 4.14 tingkat kecukupan protein anak TK pada umumnya pada kategori baik dengan tingkat konsumsi protein rata-rata 80,7 gram. Penyebab
masih adanya rata-rata konsumsi protein dalam kategori kurang adalah karena kurangnya variasi makanan dalam susunan makanan yang mengandung protein
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
seperti kacang-kacangan di samping faktor kebiasaan anak mengonsumsi makanan jajanan yang kurang mengandung zat gizi. Juga karena masih adanya anak TK yang
tidak suka terhadap lauk nabati seperti tahu dan tempe. Padahal tahu dan tempe merupakan sumber protein dari golongan kacang-kacangan yaitu kacang kedelai.
Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena
dimakan dalam jumlah banyak, juga dapat memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari.
Bahan makanan hewani kaya dalam protein bermutu tinggi, tetapi hanya merupakan 18,4 konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia. Bahan makanan
nabati yang kaya dalam protein adalah kacang-kacangan. Kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein hanya 9,9. Sayur-sayuran dan buah-buahan rendah
dalam protein, kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein adalah 5,3 Almatsier, 2001.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-
anak di bawah lima tahun balita. Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi
protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, seperti asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan
amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam.
5.2.3 Tingkat Kecukupan Vitamin A