Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
perkembangan tubuh dan menyebabkan ukuran tubuh menjadi kecil. Selain itu seng juga terkait erat dengan perkembangan kecerdasan anak Almatsier, 2001.
Menurut Soekirman 2000, seng dapat mempengaruhi pertumbuhan dan juga berperan untuk mencegah terjadinya diare dan infeksi saluran pernafasan atas ISPA
pada anak-anak yang “pendek tidak sesuai umur” PTSU atau stunted. Menurut Nasution 2000 yang dikutip oleh Lubis 2006 menyatakan bahwa defisiensi seng
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan meningkatkan risiko diare dan infeksi saluran nafas.
5.3 Status Gizi Anak TK
5.3.1 Status Gizi Anak TK Berdasarkan Indeks BBU, TBU dan BBTB
Dari hasil pengolahan data status gizi dengan indeks BBU seperti yang terdapat dalam tabel 4.18 pada umumnya status gizi anak TK berada pada kategori
gizi baik yaitu sebanyak 28 orang 65,1. Hal ini menunjukkan pertumbuhan berat badan anak telah sesuai dengan umurnya. Anak dengan kategori gizi buruk
ditemukan sebanyak 2 orang 4,7. Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara langsung, kedua anak yang dikategorikan gizi buruk tidak memiliki tanda ciri khusus
menderita gizi buruk. Berdasarkan indeks BBTB, salah satu di antaranya saat ini berstatus gizi normal sehingga anak tersebut tidak termasuk kelompok yang memiliki
masalah gizi. Mungkin dikategorikan gizi buruk karena postur tubuh anak yang lebih pendek dari anak-anak lain yang seusianya. Anak dengan kategori gizi lebih juga
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
ditemukan sebanyak 2 orang 4,7. Sesuai dengan sifatnya yang labil, indeks ini hanya mencerminkan status gizi saat ini.
Untuk status gizi anak dengan indeks TBU berdasarkan tabel 4.19, pada umumnya anak berada pada kategori normal, yaitu sebanyak 39 orang 90,7. Hal
ini menunjukkan pertumbuhan tinggi badan anak sudah sesuai dengan umur. Namun ada juga dijumpai anak dengan status gizi sangat pendek yaitu 1 orang 2,3. Faktor
yang menyebabkan masih adanya anak dengan kategori sangat pendek mungkin dikarenakan jumlah asupan gizi yang tidak cukup sejak balita. Pertumbuhan tinggi
badan tidak seperti berat badan relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi jangka pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada
saat yang cukup lama dan merupakan gambaran status gizi masa lalunya. Sedangkan status gizi anak dengan indeks BBTB seperti yang terdapat dalam
tabel 4.20, pada umumnya anak TK juga berada pada kategori normal, yaitu sebanyak 30 orang 69,8. Status gizi anak dengan kategori gemuk sebanyak 2 orang 4,7.
Berat badan menurut tinggi badan merefleksikan berat badan dalam hubungan dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah
dalam hubungannya dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Ada dua faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung misalnya tingkat konsumsi individu, dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Sedangkan secara tidak langsung adalah karena
faktor ketahanan pangan dalam keluarga, pola asuh anak, akses atau keterjangkauan
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik Soekirman,2000.
5.3.2 Status Gizi Anak TK Berdasarkan Tingkat Kecukupan Zat Gizi