Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
seperti kacang-kacangan di samping faktor kebiasaan anak mengonsumsi makanan jajanan yang kurang mengandung zat gizi. Juga karena masih adanya anak TK yang
tidak suka terhadap lauk nabati seperti tahu dan tempe. Padahal tahu dan tempe merupakan sumber protein dari golongan kacang-kacangan yaitu kacang kedelai.
Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena
dimakan dalam jumlah banyak, juga dapat memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari.
Bahan makanan hewani kaya dalam protein bermutu tinggi, tetapi hanya merupakan 18,4 konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia. Bahan makanan
nabati yang kaya dalam protein adalah kacang-kacangan. Kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein hanya 9,9. Sayur-sayuran dan buah-buahan rendah
dalam protein, kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein adalah 5,3 Almatsier, 2001.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-
anak di bawah lima tahun balita. Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi
protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, seperti asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan
amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam.
5.2.3 Tingkat Kecukupan Vitamin A
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Berdasarkan tabel 4.15 disebutkan bahwa pada umumnya tingkat kecukupan vitamin A pada anak TK dalam kategori cukup dengan tingkat konsumsi rata-rata 1419,1 RE.
Namun masih ditemukan anak dengan tingkat kecukupan vitamin A dengan kategori tidak cukup. Hal ini disebabkan rendahnya konsumsi pangan yang mengandung
vitamin, yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada umumnya tingkat konsumsi anak terhadap vitamin A berasal dari sayur-sayuran
seperti sayur bayam, kangkung dan sayur daun singkong. Meskipun ketiga jenis sayur tersebut mengandung vitamin A yang cukup tinggi, jika frekuensi pemberian jarang
otomatis kebutuhan tubuh terhdap vitamin A juga akan berkurang. Kebiasaan anak yang tidak suka mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan juga disebabkan
sumber zat gizi tersebut tidak diperkenalkan pada anak sejak dini. Seperti yang dikatakan oleh Hui 1994 dalam Gunanti 2006 bahwa beberapa prinsip utama
dalam pembentukan kebiasaan makan yang baik pada anak adalah dengan memperkenalkan beragam jenis makanan kepada anak termasuk sayur sejak dini.
Menurut Kapiten 2003, seorang ibu yang telah menanamkan kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini akan sangat mudah mengarahkan kebiasaan
makan yang baik. Di samping berasal dari pangan nabati, vitamin A juga terdapat dalam pangan hewani
seperti dalam hati, kuning telur, susu di dalam lemaknya dan mentega. Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh. Di antaranya pada fungsi penglihatan.
Vitamin A juga berfungsi terhadap kekebalan tubuh manusia yang disebut sebagai anti oksidan dan fungsi metabolik lainnya. Sehingga jika terjadi kekurangan terhadap
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
vitamin A akan menyebabkan gangguan penglihatan dan tidak adanya kekebalan terhadap infeksi serta gangguan pertumbuhan pada anak.
5.2.4 Tingkat Kecukupan Besi Fe