Pengerjaan Akhir dan Pemeriksaan Coran

Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. Cara penuangan secara kasar digolongkan menjadi dua yaitu penuangan atas dan penuangan bawah. Penuangan bawah memberikan kecepatan naik kecil dari cairan baja dengan aliran yang tenang. Penuangan atas menyebabkan kecepatan tuang yang tinggi dan menghasilkan permukaan kasar karena cipratan. Oleh karena itu dalam hal penuangan atas, laju penuangan harus rendah pada permulaan dan kemudian dinaikkan secara berlahan-lahan. Dalam penempatan nozel, harus diusahakan agar tidak boleh menyentuh cetakan. Perlu mencegah cipratan dan memasang nozel tegak lurus agar mencegah cairan miring yang jatuh.

2.16 Pengerjaan Akhir dan Pemeriksaan Coran

Setelah proses pengecoran selesai, pasir harus disingkirkan dari rangka cetakan dan dari coran, kemudian saluran turun, saluran masuk, penambah dipisahkan dari coran dan akhirnya sirip-sirip dipangakas serta permukaan coran dibersihkan. Semua pekerjaan ini dilakukan secari mekanik atau dengan tangan, tetapi dianjurkan agar sebanyak mungkin pekerjaan itu dilakukan secara mekanik. Pemeriksaan coran mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Memelihara kualitas Kualitas dan baiknya produk coran harus dijamin dengan jalan memisahkan produk yang gagal. 2. Penekanan biaya dengan mengetahui lebih dahulu produk yang cacat Dalam pemeriksaan penerimaan bahan baku dan bahan yang diproses sejak dari pembuatan cetakan sampai selesai, produk yang cacat harus diketahui seawall mungkin agar dapat menekai biaya pekerjanya. Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. 3. Penyempurnaan teknik Menurut data kualitas yang didapat dari pemeriksaan dan percobaan, menyisihkan produk yang cacat dapat dilakuakan lebih awal dan selanjutnya tingkat kualiatas dapat dipelihara dengan memeriksa data tersebut secara kolektif, sehingga kualitas dan teknik pembuatan dapat disempurnakan. Pemeriksaan produk coran biasanya digolongkan dan dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan Rupa Dalam pemeriksaan ini yang diteliti adalah ketidakteraturan, inklusi, retakan dan sebagainya yang terdapat pada permukaan, demikian juga setiap produk diteliti produk yang tidak memenuhi ukuran standar pemeriksaan ukuran. 2. Pemeriksaan cacat dalam pemeriksaan tak merusak Dalam pemeriksaan ini diteliti adanya cacat-cacat seperti rongga udara, rongga penyusutan, inklusi, retakan dan sebagainya yang ada di dalam produk coran tanpa mematahkannya. 3. Pemeriksaan bahan Dalam pemeriksaan ini ketidakteraturan bahan diteliti. Demikian juga halnya dengan komponen, struktur mikro, dan sifat-sifat mekanik diperiksa sesuai dengan setiap cara pengujian yang telah ditetapkan. Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. 4. Pemeriksaan dengan merusak Pemeriksaan dendan merusak dilakukan dengan cara mematahkan atau memotong produk untuk memastikan keadaan dan kualitas produk. Hal ini terutama penting sebagai cara pemeriksaan tak langsung. Sebagai hasil dari pemeriksaan produk mengenai: macam cacat, bentuk, tempat yang diteliti, keadaan produk dan lain-lainnya harus dicacat secara tepat. Selanjutnya bagi produk yang lulus pemeriksaan, tingkat kualitasnya harus dicatat dengan jalan yang sama, dan hasil pencatatan tersebut harus diberikan sebagai umpan balik pada bagian perancangan teknik. Lit. 8, hal. 195 Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010.

BAB III PENETAPAN SPESIFIKASI BANTALAN POROS LORI