Perencanaan Pola Perencanaan Sistem Saluran

Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010.

BAB IV PERENCANAAN PEMBUATAN BANTALAN POROS LORI

4.1 Perencanaan Pola

Pada umumnya bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan pola ada 3 jenis, antara lain: a. Kayu Jati b. Keramik c. Aluminium Namun dari ketiga bahan diatas, yang paling sering dan umum digunakan adalah kayu jati. Bahan tambahan juga diperlukan untuk jenis pengecoran tertentu, yaitu: a. Cat dempul yang berfungsi untuk menutupi pori-pori pola. b. Cat stipcote 7019 warna abu-abu yang digunakan agar pasir cetak tidak lengket pada pola saat pembuatan cetakan. Jenis pola yang digunakan adalah pola pejal tunggal. Tambahan penyusutan untuk baja cor dapat dilihat dari Tabel 2.7. Untuk ketebalan lebih dari 10 mm, tambahan penyusutannya adalah 161000. Dalam hal ini, tambahan penyelesaian mesin juga diperlukan yaitu tambahan untuk drag dan permukaan samping dan tambahan untuk pengerjaan mesin yang kasar. Dari Gambar 2.13, untuk coran dibawah 500 mm maka tambahan yang diperlukan antara lain: Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. 1. Drag dan permukaan samping = 5 mm 2. Pengerjaan mesin kasar = 2 mm Berikut ini adalah perhitungan dimensi pola: 1. Diameter inti d s d s = 50 + 161000 x 50 + 5 + 2 d s = 57,8 mm 2. Diameter luar pola d p d p = 100 + 161000 x 100 + 5 + 2 d p = 108,6 mm 3. Panjang dudukan P P = 240 + 161000 x 240 + 5 + 2 P = 250,84 mm 4. Lebar dudukan L L = 75 + 161000 x 75 + 5 + 2 L = 83,2 mm 5. Tebal dudukan T T = 30 + 161000 x 30 + 5 + 2 T = 37,48 mm Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. Untuk lebih jelasnya, dimensi pola bantalan poros lori dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Detail Pola Bantalan Poros Lori

4.2 Perencanaan Sistem Saluran

Dalam merencanakan saluran tuang harus disesuaikan dengan berat coran dan kemudian diameter saluran tuang dapat diperoleh dari Tabel 2.8. Berikut ini adalah perhitungan berat coran: 1. Massa jenis baja = 7850 kgm 3 2. Untuk mempermudah perhitungan volume maka bantalan dibagi menjadi 4 bagian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Partisi Bantalan untuk Perhitungan Volume Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. Volume total V T : 3. Berat coran G adalah: Menurut perhitungan sebelumnya, sistem saluran tuang yang direncanakan adalah sebagai berikut: 1. Cawan tuang Gambar 4.3 menunjukkan cawan tuang yang digunakan untuk proses pengecoran dengan diameter sebesar 19 mm. Gambar 4.3 Cawan Tuang Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. 2. Saluran turun Dari Tabel 2.8, untuk berat coran sebesar 11,33 kg maka diameter saluran turun adalah 19 mm. Bentuk saluran turun yang direncanakan dalam proses pembuatan bantalan poros lori ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Saluran turun 3. Pengalir Pengalir yang digunakan mempunyai bentuk yang sederhana dan berjumlah 1 buah. Bentuknya dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Pengalir 4. Saluran masuk Gambar 4.6 menunjukkan saluran masuk yang merupakan saluran terakhir yang dilalui oleh logam cair setelah pengalir. Jenis yang digunakan adalah saluran masuk tunggal. Berdasarkan Tabel 2.9, luas saluran masuk untuk berat coran sebesar 11,33 kg adalah . Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. Gambar 4.6 Saluran masuk

4.3 Penambah