Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010.
b. Pasir Bekas Black Sand
Pasir bekas berasal dari pasir sisa pembongkaran coran yang didaur ulang untuk menghemat biaya produksi. Pasir ini dicampur dengan air sebanyak
2 . Oleh karena sifat permeabilitas pasir bekas ini kurang bagus maka ditambahkan gula tetes sebanyak 7 .
4.6 Proses Pembuatan Cetakan
Cetakan dibuat dengan menggunakan pasir yang telah dicampur dengan natrium silikat ± 3-7 dan bahan pengikat gula tetes. Pasir silica digunakan
sebagai pelapis permukaan yang bersentuhan langsung dengan coran. Langkah pertama, papan cetakan diletakkan pada permukaan yang rata lalu rangka cetak
dan pola untuk drag ditempatkan diatas papan cetak. Saluran masuk dan pengalir juga ditempatkan sedemikian rupa. Kemudian pasir silica ditambahkan hingga
menutupi seluruh bagian pola lalu pasir bekas dimasukkan untuk memenuhi rongga cetakan dan dipadatkan dengan penumbuk. Pasir yang melewati tepi atas
rangka cetakan digaruk. Untuk proses pengerasan pasir digunakan gas CO
2
yang ditiupkan ke dalam cetakan dengan tekanan 1,0-1,5 kgcm
2
. Reaksi pengerasan dengan menggunakan gas CO
2
dijelaskan pada rumus berikut: Na
2
O.SiO
2
.xH
2
O + CO
2
Na
2
CO
3
.xH
2
O + SiO
2
Setelah proses pengerasan, cetakan dibalik dengan posisi papan cetakan berada diatas. Lalu pola dikeluarkan dengan cara diangkat dengan menggunakan
sekrup atau jara. Untuk bagian kup, hanya terdapat saluran penambah dan saluran
Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010.
turun. Kemudian pasir silica dan pasir bekas dimasukkan dalam rangka cetakan dan dipadatkan. Langkah terakhir, kup dan drag disatukan maka proses
pembuatan cetakan selesai. Untuk lebih jelasnya rongga cetakan yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Rongga Cetakan
Untuk lebih jelasnya, ukuran cawan tuang selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Cawan Tuang
Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010.
4.7 Peleburan Logam Coran
Pada PT. Baja Pertiwi Industri Pengecoran Logam, tanur yang digunakan adalah tanur induksi tipe kruss seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.9, dengan
kuat arus 500 Ampere, frekuensi 60 Hz, temperatur mencapai 1800 – 2000ºC.
Gambar 4.9 Tanur Induksi Jenis Krus
Tanur induksi yang digunakan mempunyai kapasitas 1 ton. Waktu peleburan I adalah selama 2,25 jam dan waktu peleburan II, III, dan seterusnya
adalah selama 1,50 jam. Hal ini dikarenakan logam cair dari peleburan I disisakan di dalam kruss sebanyak 30 yaitu sebanyak 300 kg untuk peleburan kedua
sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. Jenis logam yang dilebur adalah skrap baja yang berbentuk batangan dan
unsur logam lainnya seperti chrome dan mangan. Selain itu, juga ditambahkan slack remover yang berfungsi sebagai pengikat kotoran dan silikon untuk
mencegah terjadinya pengeluaran gas. Komposisi cairan logam dalam tanur dan bantalan poros lori yang
diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan Spectrometer dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010.
Tabel 4.1 Komposisi cairan logam dalam tanur
Komposisi Bahan C
Si Cr
Mn S
P Fe
0,30 0,25
0,50 0,80
0,035 0,03
98,085
Tabel 4.2 Komposisi bantalan poros lori
Komposisi Bahan C
Si Cr
Mn S
P Fe
0,30 0,25
0,65 1,0
0,035 0,03
97,735
Berdasarkan kedua tabel komposisi diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kadar Cr dan Mn. Oleh karena itu, perlu ditambahkan Fe-Cr dengan
kadar Cr 70 dan Fe-Mn dengan kadar Mn 76 . Perhitungannya adalah sebagai berikut.
1. Cr yang kurang = 0,65 – 0,50 = 0,15 x 1 ton = 1,5 kg
maka: Fe-Cr yang perlu ditambahkan = 10070 x 1,5 kg = 2,1 kg
2. Mn yang kurang = 1,0 – 0,80 = 0,20 x 1 ton = 2 kg
maka: Fe-Mn yang perlu ditambahkan = 10076 x 2 kg = 2,6 kg
Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010.
4.8 Penuangan