Sistem Saluran TINJAUAN PUSTAKA

Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. Gambar 2.13 Tambahan penyelesaian mesin untuk coran baja

2.11 Sistem Saluran

Sistem saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan ke dalam rongga cetakan. Tiap bagian diberi nama, mudlai dari cawan tuang dimana logam cair dituangkan dari ladel, sampai saluran masuk ke rongga cetakan. Nama- nama itu ialah: cawan tuang, saluran turun, pengalir dan saluran masuk, seperti dijelaskan dalam Gambar 2.14. Cawan tuang merupakan penerima yang menerima cairan logam langsung dari ladel. Saluran turun adalah saluran yang pertama membawa cairan logam dari cawan tuang ke dalam pengalir dan saluran masuk. Pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun kebagian-bagian yang cocok pada cetakan. Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan logam cair dari pengalior kedalam rongga cetakan. Lit. 8, hal. 65 Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. Gambar 2.14 Sistem Saluran Bentuk dari Bagian-bagian Sistem Saluran 1. Cawan Tuang Cawan tuang biasanya berbentuk corong atau cawan dengan saluran turun dibawahnya. Cawan tuang harus mempunyai konstruksi yang tidak dapat melakukan kotoran yang terbawa dalam logam cair dari ladel. Oleh karena itu cawan tuang tidak boleh terlalu dangkal. Kalau perbandingan antara: H tinggi logam cair dalam cawan tuang dan d diameter cawan, harganya terlalu kecil, umpamanya kurang dari 3, maka akan terjadi pusaran- pusaran dan timbullah terak atau kotoran yang terapung pada permukaan logam cair. Karena itu kedalaman cawan sebaiknya dibuat lebih besar, sebaliknya kalau terlalu dalam, penuangan menjadi sukar dan logam cair yang tersisa dalam cawan tuang akan terlalu banayak sehingga tidak ekonomis. 2. Saluran Turun Saluran turun dibuat lurus dan tegak dengan irisan berupa lingkaran. Kadang-kadang irisannya sama dari atas sampai bawah, atau mengecil dari Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. atas kebawah. Yang pertama dipakai kalau dibutuhkan pengisian yang cepat dan lancar, sedangkan yang kedua dipakai apabila diperlukan penahanan kotoran sebanyak mungkin. Saluran turun dibuat atau dilobangi sewaktu membuat cetakan. Penentuan diameter saluran tuang berdasarkan berat tuang dapat dilihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8 Diameter saluran turun dan berat tuang Berat tuang kg Luas saluran turun a 3 mm 2 Diameter saluran turun mm Berat tuang kg Luas saluran turun a 3 mm 2 Diameter saluran turun mm ≤ 10 130 13 300 – 350 1200 39 10 – 20 240 19 350 – 400 1200 39 20 – 30 370 22 400 – 450 1270 40 30 – 40 430 24 450 – 500 1360 42 40 – 50 480 25 500 – 600 1460 43 50 – 75 580 27 600 – 700 1620 45 75 – 100 700 30 700 – 800 1710 47 100 – 125 770 31 800 – 900 1840 48 125 – 150 830 33 900–1000 1910 49 150 – 175 920 34 1000–1250 2170 52 175 – 200 1030 36 1250–1500 2410 55 200 – 250 1180 39 1500–2000 2810 60 250 – 300 1200 39 – – – Sumber: Tata Surdia, Kenji Chijiwa, “Teknik Pengecoran Logam” hal. 78 3. Pengalir Pengalir biasanya mempunyai irisan seperti trapezium atau setengah lingkaran sebab irisan demikian dibuat pada permukaan pisah, lagipula pengalir mempunyai luas permukaan yang terkecil untuk satu ruas irisan tertentu, sehingga lebih efektif untuk pendinginan yang lambat. Ukuran Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. pengalir sebaiknya dipilih yang cocok dan sesuai dengan ukuran panjangnya. 4. Saluran Masuk Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih kecil daripada irisan pengalir, dapat mencegah kotoran masuk kedalam rongga cetakan. Bentuk irisan saluran masuk biasanya berupa bujur sangkar, trapesium, segitiga atau setengah lingkaran yang membesar kearah rongga cetakan untuk mencegah terkikisnya cetakan. Kadang-kadang irisannya diperkecil ditengah dan diperbesar lagi kearah rongga. Pada pembongkaran saluran turun, irisan terkecil ini mudah diputuskan sehingga mencegah kerusakan pada coran. Saluran masuk dapat dihitung dengan rumus: Lit. 8, hal. 74 Dimana: n = banyak saluran masuk l = panjang coran Jumlah luar saluran a 1 = n.W 2 .A Ukuran dari pengalir dan saluran masuk dapat dilihat pada Tabel 2.9. Tabel 2.9 Ukuran dari pengalir dan saluran masuk Berat Coran kg Ukuran pengalir mm 2 Ukuran Saluran Masuk mm 2 10 – 100 20 x 20 90 x 6 100 – 200 30 x 30 100 x 7 200 – 400 35 x 35 – 400 – 800 40 x 40 – 800 – 1000 50 x 50 – 1600 – 3200 60 x 60 – Sumber: Tata Surdia, Kenji Chijiwa, “Teknik Pengecoran Logam” hal. 72 Himawan Abdi Senjaya : Perencanaan Dan Pembuatan Bantalan Poros Lori Dengan Kapasitas Lori 2,5 Ton Tbs Dengan Proses Pengecoran Logam, 2010. Hubungan antara berat coran dan waktu tuang untuk baja cor dapat dilihat pada Gambar 2.15. Gambar 2.15 Hubungan antara waktu tuang dan berat tuang untuk baja cor t: tebal coran

2.12 Penambah