Latar Belakang Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam membina masalah Pekerja Seks Komersil (PSK) di Tangerang Selatan
dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perkembangan permasalahan sosial dalam masyarakat begitu
kompleks sehingga diperlukan penanganan secara sungguh-sungguh, cepat, tepat dan berkelanjutan. Artinya untuk menyelesaikan permasalahan sosial
dalam masyarakat tersebut diperlukan adanya motivator, stabilisator dan pendamping sosial yang hidup serta berkembang dalam masyarakat itu
sendiri. Para motivator, stabilisator dan pendamping sosial tersebut perlu dibekali pengetahuan dan pemahaman lebih terhadap permasalahan sosial
yang ada dalam lingkungannya, untuk selanjutnya berkiprah sesuai dengan kultur dan tradisi lingkungannya itu sehingga mereka tidak terkesan eksklusif.
Atas dasar pertimbangan itulah pemerintah melalui Departemen Sosial RI sejak tahun 1979 telah melatih masyarakat sebagai motivator, stabilisator
dan pendamping sosial dalam masyarakat yang disebut dengan nama Pekerja Sosial Masyarakat PSM. Para PSM ini merupakan voluntir dari masyarakat
yang berdomisili di desa-desakelurahan seluruh Indonesia. Adapun sebagai pengarah mereka dalam operasionalnya adalah seorang Pekerja Sosial
Kecamatan yang merupakan pegawai negeri. Maraknya PSK di Tangsel sudah sampai pada taraf meresahkan
warga, hal ini membuat petugas Satpol PP terus menggelar Operasi Penyakit Masyarakat selanjutnya disebut Pekat ini. Pada operasi pada tanggal 15 Mei
2013, sebanyak 5 lokasi hiburan malam dan warung remang-remang yang disinyalir digunakan sebagai ajang prostitusi dirazia petugas. Dari hasil
operasi di wilayah Serpong dan Ciputat, petugas berhasil menjaring sedikitnya 60 PSK. Kebanyakan dari mereka yang terjaring adalah
merupakan PSK lama. Puluhan PSK berhasil terjaring dalam Pekat yang digelar Satuan Polisi
Pamong Praja Satpol PP Kota Tangerang Selatan Tangsel, Rabu 150513 dini hari. Para wanita malam itu hanya pasrah saat petugas
gabungan Satpol PP, Kepolisian Sektor Ciputat dan Garnisun Tangsel, menggelandangnya masuk ke mobil petugas. Selain warung remang-remang,
petugas juga menyisir sejumlah tempat hiburan malam yang disinyalir kerap digunakan sebagai tempat prostitusi.
Taufik, Kasie Penertiban mengatakan, mereka yang terjaring operasi pekat ini langsung di bawa ke kantor Satpol PP untuk dilakukan pendataan,
“usai dilakukan pendataan, para “kupu-kupu malam” itu akan langsung dibawa ke panti rehabilitasi di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Operasi serupa
akan terus digelar Pemerintah Kota Tangsel, untuk meminimalisir tindak prostitusi yang sudah sangat meresahkan warga.
4
Jumlah 60 orang PSK dari wilayah Serpong dan Ciputat dalam satu kali operasi Pekat sedikit banyak dapat menggambarkan berapa
sesungguhnya jumlah PSK yang sebenarnya di wilayah Tangsel. Pembinaan merupakan hal umum yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, kecakapan di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, kemasyarakatan dan lainnya. Pembinaan menekankan pada pendekatan praktis, pengembangan
sikap, kemampuan dan kecakapan. Pembinaan PSK dapat dilakukan oleh PSM antara lain:
4
Artikel di akses pada tanggal 28 Januari 2014 dari http:lenteranews.compuluhan-psk- tangsel-terjaring-razia
Adanya bimbingan konseling bagi para PSK
Adanya pelatihan ketrampilan bagi para PSK agar mereka dapat memiliki
keahlian lain yang menjadi dasar pergeseran mata pencaharian.
Adanya bantuan modalpinjaman bagi para PSK agar mereka dapat memulai usaha baru.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Peran Pekerja Sosial Masyarakat PSM dalam membina masalah Pekerja Seks Komersial PSK di Tangerang Selatan
”.